Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Penurunan jumlah serangga memiliki dampak yang sangat luas. Oleh karena itu, perlu tindakan nyata dan segera untuk melestarikan serangga.
Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan

Foto: Kiara Martin di Unsplash.

Meski berukuran kecil, serangga memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sayangnya, semakin banyak penelitian yang mengungkap tren penurunan jumlah serangga di seluruh dunia. Penurunan jumlah serangga yang kian mengkhawatirkan dapat berakibat fatal bagi manusia dan planet Bumi.

Peran Serangga yang Tak Tergantikan dalam Ekosistem

Serangga merupakan salah satu makhluk yang kita jumpai setiap hari. Ada yang berdengung, terbang ke sana-kemari, hingga yang melompat-lompat. Sebagian orang mungkin takut atau tidak suka pada serangga, tetapi kita tidak dapat menyangkal peran penting mereka dalam menyeimbangkan ekosistem.

Misalnya, lebah dan kupu-kupu berperan sebagai penyerbuk, yang membantu tanaman bereproduksi. Penelitian juga mengungkap potensi kumbang kotoran dalam mengurangi emisi metana pertanian karena kemampuannya mengurai dan mengubur kotoran hewan, meskipun skalanya mungkin jauh lebih kecil daripada upaya manusia. Serangga juga membantu dalam pengendalian hama, penyaringan air, dan penyuburan tanah.

Sayangnya, lebih dari 40% spesies serangga terancam punah. Lepidoptera (kupu-kupu dan ngengat) dan Hymenoptera (tawon, lebah, dan semut) termasuk di antara banyak ordo serangga yang mengalami penurunan paling signifikan. Misalnya, populasi kupu-kupu raja barat telah menurun dari sekitar 10 juta menjadi 1.914 antara tahun 1980-an hingga 2021.

Penelitian menemukan bahwa alih fungsi lahan untuk kepentingan pertanian merupakan pendorong utama penurunan serangga, karena menyebabkan hilangnya habitat dan pergeseran keanekaragaman spesies di area tersebut. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam pertanian juga merupakan faktor utama karena mendorong pencemaran air dan tanah, yang menyebabkan degradasi ekosistem lebih lanjut, tidak hanya di habitatnya tetapi juga di wilayah sekitarnya. Selain itu, kehadiran spesies invasif, polusi cahaya, polusi suara, dan perubahan iklim, adalah penyebab lain di balik penurunan serangga yang meluas.

Dampak Jangka Panjang

Lalu, apa dampak dari penurunan serangga terhadap kita? Pertama, menurunnya populasi serangga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem kita.

Berkurangnya jumlah serangga di alam liar akan menyebabkan burung, mamalia besar, dan spesies lainnya yang bergantung pada serangga sebagai sumber makanan, akan kesulitan mencari makanan. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan populasi spesies predator, yang akan mengganggu rantai makanan dan ekosistem secara keseluruhan. Di Inggris, misalnya, sebuah penelitian menemukan bahwa populasi burung di lahan pertanian—yang hidupnya bergantung pada keberadaan lalat gergaji, kumbang tanah, dan kumbang penggerek—turun hingga 60% antara tahun 1970-2019, seiring penurunan populasi serangga yang signifikan.

Lebih jauh, penurunan jumlah serangga juga mempengaruhi siklus hidup tanaman dengan mengurangi jumlah penyerbuk dan membatasi produksi sayur-sayuran dan buah-buahan. Penyerbuk alami, yang sebagian besar adalah serangga, berkontribusi terhadap sekitar 35% volume produksi tanaman pangan global. Penurunan serangga tidak hanya berdampak pada ketersediaan makanan dan nutrisi di piring kita, tetapi juga menimbulkan tantangan bagi mata pencaharian petani karena hasil panen mereka menurun. Konsekuensi dari penurunan jumlah serangga sangat luas, dan karena itu situasi ini menuntut tindakan nyata dan segera untuk melestarikan serangga.

Mengatasi Penurunan Jumlah Serangga

Dalam skala besar, menghentikan penurunan populasi spesies serangga berarti mengevaluasi praktik alih fungsi lahan yang menyebabkan hilangnya habitat dan beralih ke praktik pertanian dan pembangunan yang ramah lingkungan. Di tengah pesatnya urbanisasi yang mengarah pada pembangunan infrastruktur yang lebih besar, sangat penting untuk memastikan lingkungan binaan dapat mendukung hidup berdampingan dengan alam, termasuk serangga, karena kesejahteraan alam sangat berkaitan dengan kita.

Aspek penting lainnya adalah memperkuat dukungan dan pengelolaan kawasan konservasi untuk membantu menyediakan tempat khusus bagi serangga agar dapat berkembang biak. Riset dan inovasi berkelanjutan, dengan kearifan dan partisipasi masyarakat lokal, juga sangat penting.

Sementara itu, tindakan kita sebagai individu juga dapat menciptakan dampak. Menyadari dampak cahaya buatan, menanam tanaman dengan pestisida yang tidak beracun, dan beralih ke makanan organik adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi dalam melindungi serangga dan makhluk hidup lainnya di Bumi.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melestarikan Situs Warisan di Tengah Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Strategi Regional Afrika untuk Prioritaskan Layanan Rehabilitasi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Peran Kaum Muda dalam Mendorong Kemajuan Pembangunan Berkelanjutan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur

Continue Reading

Sebelumnya: Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
Berikutnya: Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia