Sejak 2003, Butet telah memberikan pendidikan yang memerdekakan untuk Orang Rimba dan beberapa komunitas adat lain di Indonesia melalui Sokola Institute yang ia dirikan. ... Selengkapnya
Abul Muamar
Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor di beberapa media tingkat nasional.
Melalui Difalitera, Indah Darmastuti mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk menghadirkan sastra yang lebih inklusif yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, terutama kelompok difabel netra.... Selengkapnya
Tim Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat FIB UI melakukan digitalisasi cerita lisan Sumba di Kampung Kadoku untuk mendukung upaya pelestarian budaya Sumba di kampung adat tersebut.... Selengkapnya
Agus Yusuf, pelukis difabel asal Madiun, tak ingin kemampuan melukisnya hanya memberi manfaat untuk dirinya sendiri. Ia ingin hidupnya dapat memberi manfaat bagi sebanyak mungkin orang, termasuk dengan mengajar anak-anak melukis.... Selengkapnya
Perambahan hutan dan degradasi nilai budaya Sumba mendorong Kristopel Bili mendirikan Sakola Wanno dengan tujuan merawat hutan dan budaya Sumba melalui pendekatan seni sastra.... Selengkapnya
Hanna Keraf berupaya memberdayakan perempuan di NTT dengan menghidupkan kembali tradisi menganyam yang mulai redup.... Selengkapnya
Kerusakan alam mengusik Lena Guslina. Sebagai seorang seniman yang menekuni dunia seni tari selama lebih dari 22 tahun, ia meresponsnya dengan gerak tubuh yang ia tuangkan ke dalam karya-karya seni tari kontemporer dan menampilkannya di tempat-tempat umum untuk menggugah kesadaran orang-orang.... Selengkapnya
Sarasehan Lesbumi NU bersama para tokoh adat se-Indonesia menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis untuk semua pihak, terutama para pemangku kepentingan, untuk menjaga keutuhan bangsa dan kedamaian masyarakat. ... Selengkapnya
“Mereka ada anak tukang bakso, sopir bajaj, pelayan. Biasanya mereka rendah diri. Kalau mereka bisa memainkan satu instrumen musik, itu akan menaikkan kebanggaan dan rasa percaya diri mereka. Kepercayaan diri itu penting untuk perkembangan anak.”... Selengkapnya
Bagi Hangno Hartono, melestarikan seni wayang sama artinya dengan merawat kemanusiaan dan lingkungan hidup tempat manusia dan semua makhluk bernaung.... Selengkapnya