Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur

Laporan OECD memberikan gambaran umum mengenai kondisi, tantangan, dan peluang dari polusi plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Oleh Kresentia Madina
13 Agustus 2025
botol plastik yang mengapung di dalam air

Foto: Brian Yurasits di Unsplash.

Terlepas dari manfaat praktisnya dalam kehidupan sehari-hari, plastik telah menghasilkan sampah dalam jumlah besar yang sulit untuk dilenyapkan. Penumpukan sampah plastik dapat kita saksikan di banyak tempat, baik di daratan maupun di perairan. Polusi plastik merupakan masalah global yang mengancam keanekaragaman hayati dan lingkungan, serta menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia. Lantas, bagaimana kondisi, tantangan, serta peluang dari polusi plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur?

Polusi Plastik di ASEAN Plus Three

Penggunaan plastik di negara-negara ASEAN, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok (ASEAN Plus Three atau APT) meningkat sembilan kali lipat, dari 17 juta ton (Mt) pada tahun 1990 menjadi 152 Mt pada tahun 2022, menurut laporan OECD. Laporan “Regional Plastics Outlook for Southeast and East Asia” memberikan gambaran umum tentang kondisi polusi plastik, serta tantangan dan peluang untuk mengatasi masalah ini di kawasan APT.

Pertumbuhan penggunaan plastik di APT melampaui tren global. Negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas diperkirakan menggunakan lebih dari 100 kg plastik setiap tahunnya, dengan kemasan sekali pakai sebagai yang paling umum. Ditambah dengan sistem pengelolaan sampah yang belum memadai, hal ini menjadikan kawasan ini sebagai pusat polusi plastik.

Kondisi geografis kawasan ini semakin memperparah keadaan. Garis pantai yang padat penduduk, sungai yang panjang, dan negara-negara kepulauan meningkatkan prevalensi kebocoran plastik ke lingkungan. Laporan tersebut mencatat bahwa APT menyumbang 8,4 juta ton kebocoran plastik ke lingkungan pada tahun 2022, lebih dari sepertiga total kebocoran plastik global. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kebocoran mikroplastik, yang semakin banyak ditemukan pada tumbuhan, hewan, dan bahkan tubuh manusia. Tak diragukan lagi, dampak ekonomi, lingkungan, dan kesehatan dari polusi plastik sangat serius.

Kemajuan yang Tidak Merata

Merespons masalah ini, sembilan dari tiga belas negara APT telah merumuskan rencana aksi nasional tentang pengelolaan sampah. Rencana aksi tersebut mencakup langkah-langkah untuk mencegah timbulan sampah serta mengatasi polusi plastik dan sampah laut. Di tingkat regional, ASEAN telah mengadopsi deklarasi dan kerangka kerja untuk mengatasi sampah laut. Secara keseluruhan, kawasan ini bertekad untuk beralih ke ekonomi sirkular.

Daur ulang juga mengalami kemajuan di APT. Laporan OECD mencatat bahwa tingkat daur ulang rata-rata di kawasan ini mencapai 12%, yang melampaui rata-rata global sebesar 10%. Beberapa skema yang diterapkan untuk meningkatkan daur ulang meliputi insentif dan kerangka kerja Tanggung Jawab Produsen yang Diperluas (EPR) untuk kemasan plastik dan produk lainnya. Namun, kebijakan di area ini masih dalam tahap awal, dengan kemajuan yang tidak merata antarnegara.

Selain itu, laporan tersebut juga menyoroti masalah sampah plastik yang salah kelola. Infrastruktur dan pembiayaan yang tidak memadai untuk pengelolaan sampah menjadi kendala utama, yang menyebabkan maraknya praktik-praktik informal dan tidak aman. Pembakaran dan pembuangan sampah terbuka, misalnya, masih terjadi di sebagian besar negara ASEAN dan Tiongkok. Kapasitas pemerintah yang terbatas, kendala pendanaan, dan tata kelola yang terfragmentasi juga menyebabkan lemahnya penegakan regulasi.

Mengatasi Masalah

Mengakhiri polusi plastik di kawasan APT merupakan hal mendesak yang membutuhkan strategi komprehensif yang disesuaikan dengan kondisi dan kapasitas masing-masing negara. Laporan tersebut menyoroti beberapa langkah penting untuk menjembatani kesenjangan yang ada, seperti memperluas akses terhadap metode pengumpulan dan pembuangan sampah yang aman, meningkatkan skala daur ulang hingga menjangkau tingkat rumah tangga, mengurangi konsumsi plastik, dan menerapkan kerangka kebijakan yang jelas tentang penggunaan plastik. Pada saat yang sama, peningkatan sistem pemantauan dan penguatan kolaborasi multi-pemangku kepentingan antara pemerintah, bisnis, masyarakat sipil, dan konsumen pada umumnya juga merupakan langkah krusial untuk mengatasi masalah ini.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Neokolonialisme Terselubung dalam Kemasan “Sustainable Tourism” di Danau Toba
Berikutnya: Penghapusan Rafaksi dan Dampaknya terhadap Tata Kelola Beras

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia