Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

FOLO Farm: Menjaga Kesehatan dari Dalam dengan Sayuran Organik

Metode yang digunakan FOLO Farm tidak hanya menjaga kualitas kesehatan pangan, tetapi juga berkontribusi dalam pengolahan limbah pangan perkotaan.
Oleh Zia Ul Haq
21 Oktober 2021

Salah satu peserta kegiatan panen bersama dan Farm Tour yang diadakan leh FOLO Farm. | Sumber: Facebook

Di Johor Bahru, Malaysia, seorang dokter bernama Lemuel Ng memilih jalan yang tidak biasa. Selain menangani pasien dengan stetoskopnya, ia juga menghabiskan waktu di ladang bersama sekop dan sayuran organik. Bersama lima sahabatnya—Will Chua, T.Y. Tang, Gerald Ling, Jason Lim, dan Jacqueline Lim—ia mendirikan Feed Our Loved Ones (FOLO) Farm, sebuah pertanian organik yang berangkat dari kepedulian pada kesehatan keluarga dan lingkungan.

Awal Perjalanan

Perjalanan Lemuel menuju dunia pertanian organik dimulai setelah ia menyelesaikan pendidikan kedokterannya di University of Calgary, Kanada, dan bertahun-tahun praktik di Asia, Amerika, dan Eropa. Pada 2013, ia bersama sahabat-sahabatnya membuka lahan pertanian FOLO Farm di kawasan Kempas, Johor Bahru.

Sembari bertani, Dokter Lamuel tetap menjalankan tugasnya sebagai tenaga medis. Setelah bertani, pendekatan yang ia gunakan dalam upaya penyembuhan pasien sangat berbeda dari sebelumnya. Ia percaya bahwa selain pengobatan medis, para pasien juga harus mendapatkan penyembuhan holistik dan menyeluruh, yang berasal dari kualitas kesehatan pangan dan lingkungan. Ia menyandingkan stetoskopnya dengan sekop, dan menganjurkan para pasiennya untuk sering-sering berkunjung ke ladang sayuran.

“Sebelumnya kami terpencar di berbagai negara, lalu setelah salah satu saudara kami didiagnosis gagal ginjal pada usia 25, kami semua pulang dan memulai proyek FOLO Farm ini,” terang Dokter Lemuel.

Mereka berangkat dengan melakukan penelitian terhadap bahan pangan yang beredar di Malaysia. Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa banyak sekali sayuran di Malaysia yang mengandung kadar pestisida terlalu tinggi. Bahkan, ada beberapa kondisi tingkat pestisida yang lebih tinggi dibanding sayuran impor dari China dan Thailand.

Begitu pula halnya dengan pakan hewan. Banyak yang sudah terkontaminasi beragam jenis antibiotik, dan hal ini membuat mereka kuatir. Jika kondisi ini terus berlangsung, beberapa jenis hama akan menjadi kebal terhadap pestisida dan antibiotik, dan efeknya terhadap tubuh dan kesehatan manusia pun akan menjadi berbahaya.

“Bukan salah petani,” kata Dokter Lemuel, “Mereka memang terpaksa melakukan hal itu sebab kondisi yang mengharuskan; Kejar target panen, kejar permintaan pasar, dan seterusnya. Selama ini saya menganjurkan kepada pasien-pasien saya untuk perbanyak makan sayur dan buah. Namun ada yang luput dari saya, yakni kualitas bahan pangan yang mereka makan. Padahal tubuh manusia bisa ‘melawan’ untuk menyembuhkan diri, dan itu tergantung dari kualitas nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya.”

Belajar dari Petani Lokal

Alih-alih menyalahkan pihak lain, Dokter Lemuel dan kawan-kawannya berinisiatif membuat lahan pertanian sendiri yang—menurut mereka—lebih sehat. Sebelumnya mereka sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang bertani. Mereka mulai belajar dari petani setempat yang mereka sebut Shifu Lek, serta memanfaatkan tutorial dari kanal YouTube dan artikel-artikel blog yang otoritatif. Lahan seluas 0,2 hektare milik orang tua mereka adalah tempat pertama yang mereka gunakan.

Salah satu sudut ladang sayur milik FOLO Farm. | Sumber: Facebook

Seiring berjalannya waktu, Dokter Lamuel dan kawan-kawannya berhasil menanam 40 jenis sayur mayur di lahan seluas 4,04 hektar yang berlokasi di Ban Foo, Kempas, dan lahan lain seluas 2,4 hektar di Kukup. Tanaman pangan yang mereka tumbuhkan meliputi selada, bit, pakcoy, jagung, brinjal, dan banyak lagi. Melalui lahan ini mereka bisa menyuplai bahan pangan dan sayuran segar bagi 150 keluarga dengan biaya 2.440 ringgit Malaysia (sekitar 8 juta rupiah) selama 24 pekan.

Mengumpulkan Sampah Organik

Semua sayuran tersebut diproduksi secara organik, tanpa pestisida sedikitpun. Penyuburan tanaman dilakukan menggunakan pupuk kompos sepenuhnya. Tiap hari mereka berkeliling kota untuk mengepul sampah dapur dari restoran, hotel, dan tempat-tempat lainnya. Sampah dapur tersebut diolah menjadi kompos selama 4 bulan, kemudian digunakan untuk memupuk lahan.

Dokter Lemuel masih terus memberikan layanan medis, terutama konsultasi nutrisi kepada anggota komunitas FOLO Farm. Salah satu orang yang sangat bersyukur adalah ayahnya sendiri, Caleb Ng, yang didiagnosis menderita jantung koroner. Setelah mendapat perawatan dan pola makan sehat dari hasil tanam FOLO Farm, kesehatannya berangsur membaik.

“Dulu, saya pernah bilang kepada enam anak itu; kalian pengkhayal!” kata sang ayah, “Apalagi ketika melihat anak saya mulai mengepul sampah-sampah dapur, sedih dan sakit hati rasanya. Padahal kariernya sudah bagus sebagai dokter, dan ia mencapai semua itu dengan bersusah payah. Namun, setelah melihat hasilnya kini, saya tidak lagi melihat pencapaian anak saya dari banyaknya uang yang dihasilkan, tapi dari dampak yang ia berikan kepada masyarakat. Hari ini saya bisa mengatakan bahwa saya sangat bangga padanya.”

FOLO Gives, inisiatif dari FOLO Farm untuk membagikan sisa panen sayuran segar dan bahan makanan lainnya bagi penduduk kurang mampu. | Sumber: Facebook

FOLO Farm juga membuka tur keliling lahan plus pendampingan bagi siapapun yang ingin belajar tentang pertanian, bahan pangan sehat, dan pembuatan kompos mandiri. Atas dedikasinya, FOLO Farm mendapat bantuan dana pengembangan dari pemerintah sebesar 100.000 ringgit Malaysia (sekitar 328 juta rupiah). Mereka juga mendapat hadiah sebesar 10 ribu dolar dari Chivas Venture, sebuah kompetisi tahunan untuk mendanai startup inspiratif dan potensial dari seluruh dunia, yang digunakan untuk membeli traktor baru.

Langkah-langkah strategis FOLO Farm menjadi upaya untuk menjadi solusi berkelanjutan bagi masalah kesehatan masyarakat mulai dari akarnya, yakni isu pangan sehat. Selain itu, metode yang digunakan FOLO Farm ini juga berkontribusi dalam pengolahan limbah pangan yang kerap jadi momok di berbagai kota besar. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan FOLO Farm tidak hanya bernilai bisnis, tetapi juga turut menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan dan sosial secara berkelanjutan.

Editor: Abul Muamar & Inez Kriya

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Zia Ul Haq
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Zia adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Pendidikan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini Ia aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: Sakola Wanno Menjaga Alam dan Budaya Sumba
Berikutnya: SDGs Desa: Mengantar Pedesaan Indonesia pada Tujuan Pembangunan Global

Lihat Konten GNA Lainnya

seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025
seseorang memegang sejumlah uang kertas Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial

Oleh Kresentia Madina
9 Oktober 2025
bagian atas dari donat yang berjamur Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth

Oleh Jalal
8 Oktober 2025
seseorang bermasker di depan klinik Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah

Oleh Dinda Rahmania
8 Oktober 2025
sebuah alat berat di atas lahan hitam Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Oleh Abul Muamar
7 Oktober 2025
Sekelompok orang menaiki perahu di sungai Mekong yang dikelilingi pepohonan Kekuatan yang Timpang dan Meningkatnya Tekanan: Menilik Tata Kelola Air Lintas Batas di Sungai Mekong
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Kekuatan yang Timpang dan Meningkatnya Tekanan: Menilik Tata Kelola Air Lintas Batas di Sungai Mekong

Oleh Attiatul Noor
7 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia