Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Global Environment Facility (GEF) mendanai dua proyek konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem di Indonesia melalui pendekatan berbasis lanskap dan spasial. Seperti apa?
Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan

Foto: Orangutan Kalimantan. Foto: Felix Serre di Unsplash.

Lebih dari sekadar kumpulan hewan-hewan dan tumbuhan liar yang berbeda-beda dan unik, keanekaragaman hayati adalah pilar yang menopang kehidupan di Bumi. Oleh karena itu, menjaga keanekaragaman hayati dan habitatnya sangat esensial demi keberlangsungan kehidupan kita semua. Terkait hal ini, Global Environment Facility (GEF) sepakat untuk mendanai dua proyek konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem di Indonesia.

Penurunan Keanekaragaman Hayati dan Kerusakan Ekosistem

Penurunan keanekaragaman hayati dan kerusakan ekosistem telah menjadi isu yang semakin meningkat seiring masifnya pembangunan dan ekspansi bisnis yang tidak bertanggung jawab. Banyak spesies endemik dan ekosistem alami di Indonesia yang menghadapi ancaman serius akibat deforestasi, alih fungsi lahan, dan pembangunan infrastruktur. Hal tersebut menyebabkan fragmentasi ekosistem yang mengisolasi populasi berbagai spesies dan mempercepat laju kepunahan. Contohnya, populasi orangutan Sumatera dan Kalimantan mengalami penurunan akibat menyusutnya hutan hujan tropis yang merupakan habitat utama mereka.

Selain itu, perburuan dan perdagangan satwa liar turut memperburuk keadaan. Lebih dari 95% satwa yang dijual di pasar berasal dari hasil tangkapan liar, bahkan lebih dari 60% mamalia langka yang dilindungi ditemukan diperjualbelikan. Pada saat yang sama, perubahan iklim semakin memperburuk krisis ini. Peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan peristiwa cuaca ekstrem telah mengubah kondisi habitat, mengancam ketersediaan pangan di alam, dan mempengaruhi siklus hidup banyak spesies.

Oleh karena itu, upaya konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati dan habitat alami menjadi semakin mendesak untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati

Pertemuan dua tahunan Dewan GEF menyepakati pendanaan dua proyek konservasi di Indonesia, yakni Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Kawasan Lindung untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati melalui Pendekatan Berbasis Lanskap (ENABLE) dan Perencanaan dan Tata Kelola Hutan Alam Berbasis Spasial untuk Ekosistem yang Tangguh (SPARE).

Diinisiasi oleh Kementerian Kehutanan dengan dukungan UNDP dan GEF, proyek-proyek ini bertujuan untuk melestarikan bentang alam bernilai konservasi tinggi di dalam dan di sekitar kawasan lindung, serta mengatasi ancaman terhadap spesies ikonik Indonesia seperti harimau Sumatera, badak Sumatera, dan orangutan Kalimantan, serta hutan alami yang tersisa.

Secara khusus, proyek ENABLE akan mengujicoba model pengelolaan berbasis lanskap di tiga taman nasional–Taman Nasional Gunung Leuser, Sebangau, dan Bogani Nani Wartabone–dengan mengubahnya menjadi Pusat Keunggulan untuk mendorong inovasi dan pengembangan kapasitas yang inklusif. Dengan total hibah sebesar USD 6,6 juta selama enam tahun, proyek ini juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi penduduk setempat melalui inisiatif-inisiatif mata pencaharian yang berkelanjutan dan perjanjian-perjanjian konservasi partisipatif.

Sementara itu, proyek SPARE akan mendukung Kemenhut dengan perencanaan tata ruang kehutanan dan informasi untuk peningkatan tata kelola, pengambilan keputusan, dan perlindungan hutan alam (ekosistem dengan keanekaragaman hayati/nilai konservasi tinggi) di luar kawasan lindung, dengan pendanaan sebesar USD 6,1 juta. Selain manfaat lingkungan, SPARE diharapkan dapat menghasilkan manfaat sosial-ekonomi bagi sekitar 10.000 orang untuk memulihkan lebih dari 4.000 hektare lahan serta memperkuat pengelolaan lebih dari 1,6 juta hektare bentang alam.

Memperkuat Komitmen Bersama

Pada akhirnya, keberhasilan proyek konservasi keanekaragaman hayati sangat bergantung pada komitmen politik hijau dan kolaborasi yang kuat antarpemangku kepentingan. Mengatasi tantangan seperti lemahnya koordinasi lintas sektor, pendekatan yang mengabaikan konteks lokal, hingga memastikan keberlanjutan pasca-proyek merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk mengantisipasi hal-hal tersebut dengan memastikan keterlibatan masyarakat lokal secara bermakna, memperkuat kapasitas lokal, serta membangun sistem monitoring dan evaluasi yang transparan dan adaptif. Dengan pendekatan yang inklusif, berorientasi jangka panjang, dan berlandaskan pengetahuan lokal maupun ilmiah, proyek konservasi dapat menjadi katalis perubahan menuju tata kelola sumber daya alam yang adil, berkelanjutan, dan tangguh terhadap krisis.

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Demokrasi yang Cacat di Indonesia: Kebebasan Berpendapat di Bawah Ancaman Kekerasan Aparat
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ketimpangan, Pengangguran, hingga Korupsi yang Merajalela: 6 Isu Sosial yang Mendesak untuk Diatasi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Dunia yang Kian Gemerlap dan Kelap-kelip Kunang-Kunang yang Kian Lenyap
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi

Continue Reading

Sebelumnya: Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
Berikutnya: Menengok Bagaimana Kebijakan Agroforestri di India dalam Mengatasi Degradasi Lahan

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia