Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
Foto: Freepik.
Sistem transportasi menghubungkan orang-orang ke tempat kerja, sekolah, rumah sakit, pasar, dan satu sama lain, menjadikannya pusat bagi peluang sosial dan ekonomi. Namun, di seluruh kawasan Asia-Pasifik, sistem transportasi perkotaan seringkali menyulitkan mobilitas sehari-hari bagi kelompok rentan. Terkait hal ini, ESCAP membagikan lima pedoman kunci untuk menciptakan sistem transportasi perkotaan yang adil.
Sistem Transportasi Perkotaan di Asia Pasifik
Sistem transportasi perkotaan memungkinkan orang-orang bepergian dari satu titik ke titik lain dengan mudah. Namun, di seluruh Asia, hanya 29% populasi perkotaan yang tinggal dalam jangkauan transportasi umum yang nyaman. Angka ini lebih rendah dari rata-rata global, yakni 36%. Selain itu, permintaan global akan transportasi perkotaan diproyeksikan akan berlipat ganda antara tahun 2015 hingga 2050. Dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi Asia Pasifik, permintaan akan meningkat secara signifikan di kawasan ini.
Kurangnya aksesibilitas ini memengaruhi jutaan orang yang masuk kelompok rentan, seperti lansia dan penyandang disabilitas. Selain itu, hal ini dapat memperparah ketimpangan yang sudah ada. Misalnya, infrastruktur yang buruk, seperti ketiadaan akses tanpa tangga, secara signifikan mengeksklusi penyandang disabilitas. Transportasi umum yang minim fasilitas ramah disabilitas seringkali memaksa penyandang disabilitas untuk bergantung pada transportasi berbiaya mahal, seperti taksi.
Orang yang tinggal di lingkungan berpenghasilan rendah juga menghadapi tantangan signifikan karena tidak memiliki akses yang mudah ke transportasi umum. Mereka kerap berjuang dengan tarif yang tinggi, perjalanan jauh yang menyita banyak energi setiap hari, terbatasnya kesempatan kerja, dan buruknya akses ke layanan penting seperti layanan kesehatan dan pendidikan.
Upaya Mewujudkan Inklusivitas
Di kawasan Asia-Pasifik, berbagai upaya telah muncul untuk menciptakan sistem transportasi perkotaan yang lebih adil dan mudah diakses. Misalnya, di India, kebijakan Transportasi Perkotaan Nasional memprioritaskan penggunaan jalan yang adil, dukungan finansial untuk transportasi umum, dan penciptaan sistem transportasi terpadu yang menghubungkan bus, angkutan kota, dan moda lainnya. Namun, implementasinya masih berfokus pada pembangunan jalan, alih-alih proyek angkutan massal.
Dalam kasus lain, komunitas akar rumput mencoba mengisi kesenjangan yang ada dalam sistem transportasi formal. Misalnya, sebuah kelompok perempuan adat yang terorganisir di Dantewada, India, mengoperasikan becak listrik bersubsidi pemerintah untuk menyediakan koneksi bagi masyarakat ke pasar, sekolah, dan layanan di daerah yang tidak memiliki sistem transportasi, sehingga meningkatkan mobilitas dan mata pencaharian lokal.
Namun, banyak kelompok masih tertinggal akibat sistem transportasi perkotaan yang tidak adil dan tidak inklusif. Oleh karena itu, membangun mobilitas yang lebih inklusif merupakan kunci untuk mewujudkan kesetaraan bagi semua. Dalam konteks ini, Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) memberikan lima pedoman kunci bagi pemerintah, badan transportasi, dan perencana kota untuk menjadikan transportasi perkotaan lebih inklusif secara sosial:
- Kumpulkan dan gunakan data secara bijak: Kumpulkan informasi secara berkala tentang perilaku perjalanan masyarakat dan integrasikan ke dalam perencanaan. Pengukuran aksesibilitas harus menggunakan indikator standar untuk semua kelompok.
- Inklusi sosial arus utama: Pastikan transportasi umum terjangkau dan mudah diakses, sekaligus mengintegrasikannya dengan pilihan mobilitas lain seperti jalan kaki dan bersepeda. Dengan demikian, semua orang dapat memperoleh manfaat dari sistem transportasi perkotaan yang inklusif dan terhubung.
- Inovasi untuk inklusi: Rancang solusi transportasi cerdas yang mengatasi kesenjangan sosial, sekaligus menyelaraskan kebijakan nasional dengan strategi regional untuk mobilitas inklusif.
- Bangun kapasitas dan kesadaran: Luncurkan kampanye, pelatihan, dan program pengembangan kapasitas yang meningkatkan kesadaran dan mendorong pengadaan yang berkelanjutan dan inklusif di sektor transportasi.
- Dorong kolaborasi: Pastikan berbagai kelompok pengguna, seperti perempuan, lansia, penyandang disabilitas, dan masyarakat berpenghasilan rendah, dikonsultasikan secara aktif dalam perencanaan, di samping kolaborasi lintas sektor antara transportasi, kesehatan, pendidikan, dan bidang lainnya.
Transportasi yang Inklusif, Kesempatan yang Setara
Membangun sistem transportasi perkotaan yang inklusif sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan. Hal ini mengharuskan pemerintah untuk mengerjakan proyek-proyek di luar perluasan jalan, seperti mengintegrasikan standar aksesibilitas ke dalam kebijakan nasional dan lokal. Para pembuat kebijakan dan perencana kota harus melibatkan suara kelompok rentan saat merancang proyek dan mengakui masyarakat sebagai mitra untuk menghadirkan solusi berbasis konteks. Pada akhirnya, memastikan transportasi yang berkeadilan berarti memastikan akses yang setara terhadap kesempatan di bidang pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan bagi semua.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Jadi Member SekarangDinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
Memberdayakan Pembudidaya Ikan Skala Kecil untuk Akuakultur Berkelanjutan
Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
Mengulik Potensi Desalinasi untuk Atasi Krisis Air