Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mempromosikan Penuaan Sehat dengan Kota Ramah Lansia

Bagaimana kota ramah lansia dapat mendukung kaum lansia dan keberlanjutan kesehatan, keselamatan, serta partisipasi mereka dalam masyarakat?
Oleh Sukma Prasanthi
15 Juli 2025
seorang nenek berbaju hitam berjalan di antara orang-orang

Foto: Li Lin di Unsplash.

Di tengah penuaan populasi global, kebutuhan untuk merancang kota yang mendukung lansia menjadi semakin mendesak. Dari keterbatasan mobilitas hingga isolasi sosial, banyak lansia yang menghadapi hambatan yang membuat mereka kesulitan dalam menjalani hidup secara utuh dan mandiri. Merespons hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengembangkan kerangka kerja Kota Ramah Lansia untuk membantu pemerintah di seluruh dunia dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih inklusif, aman, dan suportif.

Penuaan Populasi Dunia

Populasi dunia menua dengan cepat. Penuaan populasi dulu mungkin hanya dianggap sebagai masalah yang hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Jepang, di mana 30% populasinya telah berusia di atas 60 tahun, Namun kini, penuaan populasi telah menjadi perhatian global. WHO mencatat bahwa pada tahun 2030, 1 dari 6 orang di seluruh dunia akan berusia 60 tahun atau lebih, meningkat dari 1 miliar pada tahun 2020 menjadi 1,4 miliar. Penuaan populasi ini terjadi paling cepat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana pada tahun 2050, akan ada dua pertiga populasi lansia.

Namun, banyak lingkungan perkotaan masih belum siap untuk mendukung penuaan yang sehat. Kesejahteraan fisik, sosial, dan mental lansia sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tinggal, tetapi sebagian besar kota di seluruh dunia kekurangan infrastruktur yang ramah lansia, ruang publik yang aman, dan layanan yang mudah diakses. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa kondisi trotoar yang buruk, keterbatasan transportasi umum, dan fasilitas yang sulit diakses telah mengurangi mobilitas dan kemandirian lansia secara signifikan, terutama di kalangan lansia berpenghasilan rendah atau penyandang disabilitas.

Keterasingan sosial yang dialami lansia juga menjadi perhatian yang semakin meningkat. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 27.000 perempuan berusia 71 hingga 104 tahun menemukan bahwa tingkat kesepian parah naik hampir dua kali lipat selama pandemi COVID-19, meningkat dari 10% sebelum pandemi menjadi 19% selama pandemi. Lebih lanjut, kesepian di kalangan lansia kini diakui sebagai masalah kesehatan masyarakat yang serius, yang erat kaitannya dengan risiko depresi, kecemasan, penurunan kognitif, penyakit kronis, dan bahkan kematian dini yang lebih tinggi.

Kerangka Kerja Kota Ramah Lansia WHO

WHO meluncurkan Jaringan Global untuk Kota dan Komunitas Ramah Lansia (GNAFCC) pada tahun 2010 untuk mempromosikan lingkungan yang mendukung penuaan aktif dan sehat. Inisiatif ini mendorong kota-kota di seluruh dunia untuk mengadaptasi infrastruktur, layanan, dan kebijakan mereka agar lebih inklusif terhadap kebutuhan lansia.

Inisiatif ini mengidentifikasi delapan domain utama kota ramah lansia: transportasi, perumahan, partisipasi sosial, rasa hormat dan inklusi sosial, partisipasi sipil, komunikasi, dukungan komunitas, dan ruang terbuka. Domain-domain ini memandu kota dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang mudah diakses, aman, dan suportif yang memungkinkan lansia untuk hidup mandiri dan berpartisipasi penuh dalam kehidupan bermasyarakat.

Pada tahun 2025, adaptasi GNAFCC telah menjangkau 1.705 kota dan komunitas di 60 negara, mewakili lebih dari 330 juta orang di seluruh dunia. Kanada, misalnya, telah menjadi pemimpin global dalam mengadopsi kerangka kerja Kota Ramah Lansia WHO, dengan lebih dari 560 komunitas berkomitmen untuk menjadi ramah lansia sejak tahun 2011. Kota-kota seperti Ottawa telah menerapkan Rencana Lanjut Usia komprehensif, yang dikembangkan melalui konsultasi ekstensif dengan para lansia, menghasilkan strategi yang dapat ditindaklanjuti di delapan domain utama tersebut. Inisiatif-inisiatif ini telah meningkatkan aksesibilitas, partisipasi sosial, dan kualitas hidup lansia di sana secara keseluruhan.

Membangun Kota yang Lebih Sehat dan Inklusif untuk Seluruh Kalangan Usia

Memahami dan meningkatkan kualitas hidup lansia telah menjadi aspek krusial dalam menegakkan hak-hak setiap warga negara, terutama dengan meningkatnya usia populasi global. Menaikkan usia pensiun merupakan salah satu respons terhadap pergeseran demografis ini, yang mengharuskan kota-kota untuk mendukung pekerja lansia melalui transportasi yang mudah diakses, layanan kesehatan universal, dan tempat kerja yang ramah lansia. Dengan demikian, kota ramah lansia memainkan peran penting tidak hanya dalam meningkatkan kualitas hidup pensiunan tetapi juga dalam memungkinkan perluasan partisipasi angkatan kerja. Dengan menciptakan jalur pejalan kaki yang lebih aman, transportasi umum yang lebih andal, dan ruang publik yang inklusif, kota tidak hanya harus mendukung lansia tetapi juga seluruh masyarakat untuk menjalani kehidupan yang bermakna seumur hidup.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Continue Reading

Sebelumnya: Pentingnya Lingkungan Gizi Sehat di Sekolah dalam Mendukung Kesehatan Anak
Berikutnya: Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia