Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki

Foto: Freepik.
Perangkat elektronik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari banyak orang, mulai dari urusan pekerjaan hingga mencari hiburan. Namun, seiring tren perubahan pola konsumsi (membeli barang baru lebih sering dilakukan ketimbang memperbaiki), limbah elektronik yang dihasilkan menjadi masalah yang terus meningkat. Dalam hal ini, para peneliti di kampus Virginia Tech, Amerika Serikat, telah mengembangkan jenis papan sirkuit yang lebih tahan lama dan lebih mudah didaur ulang dalam upaya mengurangi limbah elektronik.
Urgensi untuk Mengurangi Limbah Elektronik
Barang elektronik telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia modern. Namun, maraknya penggunaan barang-barang tersebut telah menyebabkan masalah serius, yakni limbah elektronik.
Perangkat seperti ponsel, laptop, atau mainan elektronik seringkali dibuang begitu saja ketika rusak atau tidak lagi digunakan. Global e-Waste Monitor 2024 melaporkan bahwa jumlah limbah elektronik bertambah hampir dua kali lipat dalam 12 tahun terakhir, mencapai 62 juta ton. Pada tahun 2030, limbah elektronik diperkirakan akan meningkat menjadi 82 juta ton. Oleh karena itu, mengurangi limbah elektronik sangat penting untuk meringankan beban sistem pengelolaan sampah global.
Yang lebih mengkhawatirkan adalah hanya sekitar 20% dari limbah tersebut yang didaur ulang dengan benar, sementara sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar dan melepaskan bahan kimia beracun ke lingkungan. Di dalam barang-barang yang dibuang tersebut terdapat material berharga seperti emas dan galium, yang juga sering hilang selamanya selama pembuangan.
Masalah Material Limbah Elektronik
Masalah limbah elektronik tidak hanya terletak pada volumenya, tetapi juga materialnya. Sebagian besar papan sirkuit terbuat dari plastik termoset, yang sangat tahan lama tetapi tidak dapat dibentuk ulang atau didaur ulang dengan mudah. Ketika rusak, hampir tidak mungkin untuk memulihkan sirkuit tersebut, sehingga barang elektronik menjadi penyumbang utama limbah global.
Dalam hal ini, temuan para peneliti di Virginia Tech menawarkan solusi. Mereka mengembangkan papan sirkuit yang dapat didaur ulang dan diperbaiki yang terbuat dari dua material utama: plastik khusus yang disebut vitrimer dan tetesan kecil sumber logam cair.
Ketika rusak, sirkuit tersebut bisa dilelehkan dan dibentuk kembali, sehingga masih dapat difungsikan. Logam cair di dalamnya mengalirkan listrik seperti kabel tembaga; tetapi tidak seperti bagian logam yang pecah atau retak, jalur cairan ini mengalir di sekitar kerusakan. Bahkan setelah ditekuk, dipotong, atau diregangkan, sirkuit terus bekerja dengan menyalakan LED dan mengalirkan arus seperti sebelumnya.
Untuk mendaur ulangnya, para peneliti menggunakan larutan alkali sederhana untuk memecah plastik sekaligus memulihkan logam dan komponennya. Dengan demikian, sirkuit lama dapat dibongkar, dibersihkan, dan digunakan kembali.
Mendorong Sirkularitas Barang Elektronik
Inovasi sering kali menandai peralihan dari cara lama ke cara baru, tetapi agar manfaatnya dapat terwujud secara luas, diperlukan lebih dari sekadar terobosan ilmiah. Dalam hal ini, perlu kerja sama antara industri, pembuat kebijakan, dan konsumen.
Untuk mengurangi limbah elektronik, pemerintah dapat memberi insentif atas desain yang berkelanjutan dan memperbarui regulasi mengenai limbah elektronik untuk mendorong penggunaan material sirkuit yang dapat didaur ulang. Industri harus bersedia berinvestasi untuk alternatif yang berkelanjutan, menggunakan bahan yang mudah dibongkar dan memproduksi barang yang dapat diperbaiki. Sementara itu, para peneliti membutuhkan dukungan yang berkesinambungan untuk meningkatkan inovasi dari laboratorium ke pasar.
Konsumen juga dapat berperan dengan menuntut produk yang tahan lama dan mendukung merek yang berkomitmen pada ekonomi sirkular. Memperbaiki barang elektronik yang rusak alih-alih terus-menerus membeli barang baru juga dapat menjadi cara yang berdampak untuk mengurangi limbah elektronik.
Pada akhirnya, masalah limbah elektronik tidak akan hilang dalam semalam; tetapi dengan usaha kolektif dan komitmen bersama, masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan akan dapat dicapai, selangkah demi selangkah.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.