Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki

Para peneliti di kampus Virginia Tech, Amerika Serikat, telah mengembangkan jenis papan sirkuit yang lebih tahan lama dan lebih mudah didaur ulang dalam rangka mengurangi limbah elektronik.
Oleh Dinda Rahmania
13 Juni 2025
a bunch of dumped circuit boards

Foto: Freepik.

Perangkat elektronik telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari banyak orang, mulai dari urusan pekerjaan hingga mencari hiburan. Namun, seiring tren perubahan pola konsumsi (membeli barang baru lebih sering dilakukan ketimbang memperbaiki), limbah elektronik yang dihasilkan menjadi masalah yang terus meningkat. Dalam hal ini, para peneliti di kampus Virginia Tech, Amerika Serikat, telah mengembangkan jenis papan sirkuit yang lebih tahan lama dan lebih mudah didaur ulang dalam upaya mengurangi limbah elektronik.

Urgensi untuk Mengurangi Limbah Elektronik

Barang elektronik telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia modern. Namun, maraknya penggunaan barang-barang tersebut telah menyebabkan masalah serius, yakni limbah elektronik.

Perangkat seperti ponsel, laptop, atau mainan elektronik seringkali dibuang begitu saja ketika rusak atau tidak lagi digunakan. Global e-Waste Monitor 2024 melaporkan bahwa jumlah limbah elektronik bertambah hampir dua kali lipat dalam 12 tahun terakhir, mencapai 62 juta ton. Pada tahun 2030, limbah elektronik diperkirakan akan meningkat menjadi 82 juta ton. Oleh karena itu, mengurangi limbah elektronik sangat penting untuk meringankan beban sistem pengelolaan sampah global.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah hanya sekitar 20% dari limbah tersebut yang didaur ulang dengan benar, sementara sisanya berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar dan melepaskan bahan kimia beracun ke lingkungan. Di dalam barang-barang yang dibuang tersebut terdapat material berharga seperti emas dan galium, yang juga sering hilang selamanya selama pembuangan.

Masalah Material Limbah Elektronik

Masalah limbah elektronik tidak hanya terletak pada volumenya, tetapi juga materialnya. Sebagian besar papan sirkuit terbuat dari plastik termoset, yang sangat tahan lama tetapi tidak dapat dibentuk ulang atau didaur ulang dengan mudah. ​​Ketika rusak, hampir tidak mungkin untuk memulihkan sirkuit tersebut, sehingga barang elektronik menjadi penyumbang utama limbah global.

Dalam hal ini, temuan para peneliti di Virginia Tech menawarkan solusi. Mereka mengembangkan papan sirkuit yang dapat didaur ulang dan diperbaiki yang terbuat dari dua material utama: plastik khusus yang disebut vitrimer dan tetesan kecil sumber logam cair.

Ketika rusak, sirkuit tersebut bisa dilelehkan dan dibentuk kembali, sehingga masih dapat difungsikan. Logam cair di dalamnya mengalirkan listrik seperti kabel tembaga; tetapi tidak seperti bagian logam yang pecah atau retak, jalur cairan ini mengalir di sekitar kerusakan. Bahkan setelah ditekuk, dipotong, atau diregangkan, sirkuit terus bekerja dengan menyalakan LED dan mengalirkan arus seperti sebelumnya.

Untuk mendaur ulangnya, para peneliti menggunakan larutan alkali sederhana untuk memecah plastik sekaligus memulihkan logam dan komponennya. Dengan demikian, sirkuit lama dapat dibongkar, dibersihkan, dan digunakan kembali.

Mendorong Sirkularitas Barang Elektronik

Inovasi sering kali menandai peralihan dari cara lama ke cara baru, tetapi agar manfaatnya dapat terwujud secara luas, diperlukan lebih dari sekadar terobosan ilmiah. Dalam hal ini, perlu kerja sama antara industri, pembuat kebijakan, dan konsumen.

Untuk mengurangi limbah elektronik, pemerintah dapat memberi insentif atas desain yang berkelanjutan dan memperbarui regulasi mengenai limbah elektronik untuk mendorong penggunaan material sirkuit yang dapat didaur ulang. Industri harus bersedia berinvestasi untuk alternatif yang berkelanjutan, menggunakan bahan yang mudah dibongkar dan memproduksi barang yang dapat diperbaiki. Sementara itu, para peneliti membutuhkan dukungan yang berkesinambungan untuk meningkatkan inovasi dari laboratorium ke pasar.

Konsumen juga dapat berperan dengan menuntut produk yang tahan lama dan mendukung merek yang berkomitmen pada ekonomi sirkular. Memperbaiki barang elektronik yang rusak alih-alih terus-menerus membeli barang baru juga dapat menjadi cara yang berdampak untuk mengurangi limbah elektronik.

Pada akhirnya, masalah limbah elektronik tidak akan hilang dalam semalam; tetapi dengan usaha kolektif dan komitmen bersama, masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan akan dapat dicapai, selangkah demi selangkah.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Continue Reading

Sebelumnya: Jamu dan Perannya dalam Mendukung Keberlanjutan
Berikutnya: Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia