Menilik Program Penghapusan Kendaraan di China

Foto: Nik di Unsplash.
Meski mobil memudahkan mobilitas harian maupun perjalanan jarak jauh, emisi karbon yang dihasilkan menimbulkan kekhawatiran serius. Desakan dekarbonisasi global menuntut kontribusi sektor transportasi melalui berbagai upaya, salah satunya program insentif penghapusan kendaraan. Lalu, bagaimana penerapan program ini di China, negara dengan populasi yang besar dan tingkat emisi yang tinggi?
Dekarbonisasi Sektor Transportasi
Pada tahun 2022, sektor transportasi China menghasilkan sekitar 885,4 juta metrik ton (Mt) emisi CO₂, atau setara dengan 8,3% dari total emisi negara tersebut. Badan Energi Internasional menyatakan bahwa sebagian besar emisi tersebut berasal dari mobil yang masih bergantung pada bahan bakar fosil meski jumlah kendaraan listrik terus meningkat.
Mendorong transisi kendaraan yang lebih baru dan rendah emisi merupakan langkah penting untuk mendukung dekarbonisasi sektor transportasi. Laporan Program Lingkungan PBB (UNEP) menyatakan bahwa kendaraan lawas sering kali tidak memenuhi standar emisi modern dan menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih tinggi. Banyak negara telah menerapkan program penghapusan kendaraan untuk mendukung transisi sekaligus menstimulasi industri otomotif. Di China, pemerintah memperluas cakupan program tersebut untuk meningkatkan partisipasi yang lebih baik.
Program Penghapusan Kendaraan di China
Insentif penghapusan kendaraan di China termasuk dalam Program Pembaharuan Peralatan Berskala Besar dan Program Tukar Tambah Barang Konsumen. Program nasional yang diluncurkan pada 2024 ini bertujuan untuk mendukung penghapusan dan penggantian kendaraan lawas, mesin pertanian, peralatan rumah tangga, serta barang konsumen lainnya.
Program ini mencakup penghapusan dan penggantian mobil penumpang, truk, bus, serta kapal yang sudah tua. Tujuannya adalah meningkatkan perputaran dan mendorong transaksi mobil bekas, serta menurunkan emisi karbon dan polutan dari sektor transportasi. Pada 2024, pemerintah China mengalokasikan dana sekitar ¥300 miliar (sekitar Rp 679 triliun) untuk mendukung penerapan program ini di berbagai industri.
Pada Januari 2025, pemerintah China meningkatkan alokasi dana program menjadi ¥500 miliar (sekitar Rp 1 kuadriliun). Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional bersama Kementerian Keuangan, selaku penanggung jawab, juga mengeluarkan sejumlah pembaruan kebijakan yang memperluas kategori serta insentif penghapusan dan penggantian kendaraan. Perubahan tersebut mencakup penetapan subsidi maksimum untuk pembaruan kendaraan, perluasan kriteria kelayakan untuk penghapusan mobil, serta peningkatan rata-rata subsidi bus dan mesin pertanian.
Beberapa provinsi telah merilis rincian insentif lokal yang disesuaikan dengan perluasan program pada 2025, sementara provinsi lainnya masih menyusun langkah untuk memastikan transisi yang lancar di antara program 2024 dan 2025.
Transisi yang Adil dan Inklusif
Meski pertumbuhan populasi global menyebabkan mobilitas yang lebih tinggi dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, kita juga harus memperhatikan dampaknya, khususnya krisis iklim. Program insentif penghapusan kendaraan merupakan salah satu cara yang mendukung upaya dekarbonisasi sektor transportasi.
Selain itu, kita juga harus mencari solusi sistemik untuk mengatasi permasalahan tersebut, termasuk memperkuat jaringan transportasi umum agar lebih mudah diakses dan inklusif untuk semua. Transisi menuju penggunaan kendaraan rendah emisi karbon juga harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari dampak negatif terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Penerjemah: Kesya Arla
Editor: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.