Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Pembersihan Pantai di Filipina: Sampah Plastik Ditukar dengan Beras

Di Filipina, terdapat sebuah inisiatif yang mengumpulkan penduduk setempat untuk membersihkan pantai dari polusi plastik dengan cara menukar sampah plastik dengan beras.
Oleh Dinda Rahmania
30 Desember 2024
tangan dengan sarung tangan berwarna biru mengambil botol plastik berwarna coklat di atas pasir

Foto: Freepik.

Planet Bumi menghadapi berbagai tantangan akibat aktivitas yang tidak berkelanjutan dari manusia. Salah satu penyebab utama adalah polusi plastik. Sampah plastik berakhir di perairan sehingga menyebabkan dampak ekologi dan kesehatan yang lebih luas. Di Filipina, terdapat sebuah inisiatif yang mengumpulkan penduduk setempat untuk membersihkan pantai dari polusi plastik dengan menawarkan pertukaran sampah plastik dengan beras.

Bahaya Sampah Plastik

Asia merupakan negara dengan produksi dan konsumsi plastik tertinggi di dunia. Sektor pengemasan menyumbang sekitar 36% produksi plastik global, dengan 85% sampah plastik dari kemasan makanan dan minuman sekali pakai berakhir di tempat pembuangan sampah (TPA) atau mencemari lingkungan. Perlu juga dicatat bahwa banyak negara Asia Tenggara yang menjadi penerima impor sampah dari negara-negara maju.  

Diperkirakan sekitar 1,7 juta metrik ton plastik masuk ke laut setiap tahunnya. Sampah-sampah plastik tersebut mengganggu keseimbangan ekosistem laut dengan mempengaruhi populasi dan penyebaran spesies. Seiring waktu, sampah-sampah plastik tersebut perlahan-lahan dapat terurai di bawah air dan berubah menjadi mikroplastik, partikel plastik yang berukuran lebih kecil dari 5 mm. Sampah plastik pada akhirnya mencemari air, makhluk laut, dan rantai makanan kita dengan mikroplastik dan bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya.

Program Sampah Plastik Ditukar dengan Beras

DI Filipina, terdapat sebuah pulau di Provinsi Batangas, bernama Mabini. Pulau ini terkenal karena keanekaragaman hayati laut dan terumbu karangnya yang berwarna-warni. Namun kota pesisir ini menghadapi masalah polusi plastik yang tak berkesudahan. Penyu-penyu sering mengira sedotan dan kantong plastik sebagai makanan mereka, sedangkan ikan-ikan menelan mikroplastik sehingga mengancam kesehatan kehidupan akuatik.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, terdapat sebuah inisiatif pembersihan laut yang mengajak penduduk setempat untuk membersihkan pantai dan menukar sampah yang dikumpulkan dengan beras. Untuk setiap 1,5 kilogram sampah yang dikumpulkan, relawan akan mendapat 1 kilogram beras. Sejak diluncurkan dua tahun lalu, program sampah ditukar beras ini telah membersihkan lebih dari 4,3 metrik ton sampah dari pantai dan mendistribusikan 2,6 ton beras sebagai imbalannya. 

Didanai oleh donor swasta dan usaha kecil, program ini mendukung keluarga berpenghasilan rendah dengan meringankan biaya makan mereka sekaligus secara aktif mengurangi jumlah sampah plastik di pantai. Rata-rata, keluarga setempat dapat menghemat hingga membeli dua karung beras setiap bulannya.

Penciptaan Dampak Berbasis Komunitas

Kebiasaan kolektif penggunaan plastik – terutama plastik sekali pakai – dalam kehidupan sehari-hari menghasilkan polusi plastik yang signifikan. Meskipun peraturan pemerintah dan praktik bisnis yang bertanggung jawab diprioritaskan, kontribusi dan tanggung jawab kita sebagai individu juga dapat memberikan dampak. Perubahan besar terkadang perlu dimulai dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama-sama oleh masyarakat. Selain itu, inisiatif berbasis masyarakat dapat direplikasi dan disesuaikan dengan kondisi unik di masing-masing daerah.

Tentu saja, inisiatif akar rumput yang mengatasi tantangan lokal harus didukung dengan pendanaan yang cukup untuk memastikannya menjadi solusi jangka menengah. Mengakui tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan sangat penting untuk mengakhiri polusi plastik dan menciptakan dampak jangka panjang untuk menjaga ekosistem Bumi dan seluruh makhluk hidup. 

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Continue Reading

Sebelumnya: Ipsos Global Trends 2024: Mencari Peluang Baru di Tengah Perkembangan Global
Berikutnya: Mengatasi Kemiskinan Multidimensi dari Sudut Pandang Anak

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia