Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Peran Iman dan Agama di Tengah Krisis Iklim: Harapan dan Aksi Nyata

Sebagai mayoritas penduduk dunia, orang-orang beriman dan umat beragama memiliki tanggung jawab besar dan kesempatan berlimpah untuk membantu memecahkan masalah dunia dengan menjadi bagian dari solusi.
Oleh Kresentia Madina dan Marlis Afridah
17 Januari 2023
cahaya lilin di tengah lingkungan yang gelap

Foto oleh Paolo Nicolello di Unsplash.

Selama ribuan tahun, manusia mencari ketenangan dalam iman dan agama, terutama di tengah krisis. Hari ini, ketika degradasi lingkungan begitu berdampak terhadap kita secara emosional dan fisik, bagaimana iman dan agama dapat tetap relevan dan membantu orang menghadapi banyak tantangan krisis iklim?

Menemukan harapan

Saat ini, lebih dari 80% populasi dunia adalah orang-orang beriman dan masyarakat beragama. Selama bertahun-tahun, dunia telah menyaksikan bagaimana iman dan agama memengaruhi cara manusia dalam bertindak, bukti pengaruhnya yang kuat terhadap pola pikir dan perilaku manusia.

Tantangan krisis iklim dapat menyebabkan banyak umat manusia kehilangan harapan. Bagi orang beriman dan masyarakat beragama, saat ini dapat menjadi waktu terbaik untuk menemukan harapan, merespons peristiwa dunia, dan menciptakan dampak bagi manusia dan planet ini dengan memahami ajaran iman dan agama yang paling mendasar dan universal.

Menghormati alam sebagai tempat kita tinggal adalah ajaran yang inheren pada kepercayaan dan agama apapun. Agama Hindu, misalnya, memandang anasir-anasir alam seperti bunga, pohon, dan sungai sebagai hal yang sakral. Pada tahun 2015, Paus Fransiskus merilis Laudato si’: Memelihara (Bumi) sebagai Rumah Kita Bersama, sebuah surat yang mengkritik konsumerisme dan degradasi lingkungan dan menyerukan tindakan kolektif untuk mengatasinya. Alam juga memiliki kepentingan sentral dalam sistem kepercayaan masyarakat adat di seluruh dunia, berkontribusi besar terhadap peran penting mereka di garis depan pelestarian lingkungan.

Cendekiawan agama Rita D. Sherma menulis tentang hubungan antara keputusasaan terkait lingkungan dan iman, menyoroti iman dan agama sebagai tempat untuk menemukan pelipur lara, pertemanan, dan harapan. “Di lingkup ini, orang dapat menemukan pertemanan, praktik meditasi yang damai, doa, tindakan sakral eksoterik yang mencakup ritual dan liturgi, dan ‘pandangan jauh’ yang disampaikan melalui tragedi dan kemenangan yang dihadapi oleh leluhur spiritual. Iman dapat memberikan harapan dan ketahanan di tengah krisis,” tulis Sherma.

Aksi lintas agama global

Berakar pada ajaran universal dan inheren tentang rasa hormat dan cinta alam, iman dan agama memiliki potensi luar biasa untuk menyatukan orang-orang beriman dan umat beragama untuk melakukan tindakan nyata melawan perusakan lingkungan. Mulai dari akar rumput, organisasi, hingga acara PBB, kita telah menyaksikan bagaimana orang-orang beriman bekerja sama untuk menyelamatkan lingkungan.

Tahun lalu, para pemimpin agama menyerukan penghentian produksi bahan bakar fosil melalui Perjanjian Non-Proliferasi Bahan Bakar Fosil. Dalam acara khusus ini, orang-orang dari berbagai latar belakang agama diajak untuk menandatangani surat multiiman, yang kemudian disampaikan pada COP27.

“Kita sangat percaya akan pentingnya Perjanjian Non-Proliferasi Bahan Bakar Fosil dan transisi yang adil, dan kita berkomitmen untuk mendukungnya,” kata Hening Parlan, Ketua Lingkungan ‘Aisyiyah, Gerakan Perempuan Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam Indonesia dengan lebih dari 30 juta anggota.

Sebagai mayoritas penduduk dunia, orang-orang beriman dan umat beragama memiliki tanggung jawab besar dan kesempatan berlimpah untuk membantu memecahkan masalah dunia dengan menjadi bagian dari solusi, yang tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi juga untuk manusia.

Penerjemah: Abul Muamar

Artikel ini diterbitkan untuk memperingati Hari Agama Sedunia pada tanggal 15 Januari.

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang
Marlis Afridah
Editor-in-Chief at Green Network Asia | Website |  + posts Bio

Marlis adalah Founder & CEO Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Ilmu Kebijakan Publik dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Ia seorang peneliti kebijakan publik dengan pendekatan interdisipliner dan praktisi public affairs dengan fokus terpadu dalam isu-isu keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan. Ia memiliki pengalaman profesional mendukung berbagai organisasi di pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil melalui riset & advokasi kebijakan, government relations, dan stakeholder engagement di Asia.

  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Pelatihan Pengembangan Kapasitas untuk Anggota IS2P: Menerbitkan “Opini” Thought Leadership dan “Konten Komunitas” Kolom IS2P
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Penciptaan Dampak untuk Pembangunan Berkelanjutan
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Wawancara dengan Tanah Sullivan, Head of Sustainability di GoTo
  • Marlis Afridah
    https://greennetwork.id/author/marlis/
    Laporan Khusus Leaders in Sustainability 2023

Continue Reading

Sebelumnya: Bogor Berkebun: Bagaimana Kota Dapat Menciptakan Ketahanan Pangan
Berikutnya: Kerja Keras SBI Selamatkan Bekantan dan Habitatnya

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Sebuah nampan berisi ikan yang di sekitarnya terdapat sikat, pisau, dan makanan laut lainnya. Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia