Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Tantangan Pemulihan Pariwisata setelah Pandemi COVID-19

Laporan Tourism Snapshot yang diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata memberikan gambaran mengenai perkembangan sektor pariwisata Indonesia di masa pemulihan, termasuk potensi risiko yang mungkin muncul di tengah berbagai krisis yang sedang terjadi.
Oleh Andi Batara
24 Juli 2025
sekelompok orang berdiri di tangga depan kuil.

Foto: Mitchell Soeharsono di Unsplash.

Pariwisata telah menjadi salah satu penopang utama perekonomian masyarakat Indonesia, terutama di tingkat lokal. Setelah dihantam oleh badai Pandemi COVID-19, sektor pariwisata Indonesia perlahan mulai bangkit dan memberikan harapan bagi keberlangsungan hidup jutaan orang. Namun, perlu dipahami bahwa pemulihan pariwisata tidak hanya tentang meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga oleh kemampuan sektor ini dalam menghadapi berbagai tekanan dan risiko yang menyertainya. Laporan Tourism Snapshot yang diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata memberikan gambaran mengenai perkembangan sektor pariwisata Indonesia di masa pemulihan, termasuk potensi risiko yang mungkin muncul di tengah berbagai krisis yang sedang terjadi.

Tak Sekadar Peningkatan Jumlah Wisatawan

Laporan tersebut menyatakan bahwa sektor pariwisata Indonesia mulai menunjukkan tren pemulihan yang kuat sejak awal 2023. Misalnya, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Januari–September 2023 meningkat sebesar 143,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 734,8 juta perjalanan pada tahun 2023, melampaui target 703 juta perjalanan. Namun, pemulihan pariwisata tidak hanya tentang kuantitas kunjungan, melainkan juga soal bagaimana kemampuan sektor ini dalam menghadapi berbagai tekanan dan risiko yang dapat mempengaruhi keberlanjutan pemulihan dalam jangka menengah.

Salah satu tekanan utama terjadi pada sektor akomodasi. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang tercatat turun tajam pada Maret 2025, dari 43,41 persen menjadi 33,56 persen. Survei nasional mencatat bahwa lebih dari 50 persen hotel berbintang mengalami penurunan pendapatan lebih dari 10 persen sejak November 2024, dan 88 persen di antaranya menyatakan telah mempersiapkan langkah efisiensi dengan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dari sisi kebijakan, pelarangan study tour oleh sejumlah pemerintah daerah yang dipicu oleh banyaknya peristiwa kecelakaan yang merenggut korban nyawa turut berdampak terhadap kunjungan ke desa wisata. Penurunan kunjungan diperkirakan mencapai 40–45 persen pada desa wisata dengan atraksi utama, dan hingga 70–75 persen pada desa wisata tanpa daya tarik khusus.

Risiko keselamatan wisata juga menjadi sorotan. Peningkatan kasus kecelakaan di lokasi wisata dan transportasi pariwisata, termasuk lonjakan insiden bus pariwisata turut menjadi faktor utama dalam menurunkan minat wisatawan. Faktor lainnya adalah tingginya intensitas bencana alam di Indonesia. Catatan ini menggarisbawahi perlunya peningkatan infrastruktur dan perlindungan keamanan wisatawan.

Lebih lanjut, faktor eksternal seperti dinamika geopolitik juga turut memberikan tekanan. Indeks risiko geopolitik Indonesia dilaporkan meningkat sebesar 52,83 persen dari April ke Mei 2025. Hal ini menunjukkan bahwa situasi dunia juga dapat berdampak langsung terhadap performa sektor pariwisata dalam negeri, dan pada akhirnya juga menghambat pemulihan pariwisata di berbagai daerah.

Memperkuat Pemulihan Pariwisata

Laporan tersebut memberikan sejumlah rekomendasi sebagai arah kebijakan dan penguatan langkah ke depan, di antaranya:

  • Mendorong penerapan pariwisata regeneratif yang mengutamakan aspek keberlanjutan alih-alih mengejar jumlah kunjungan dan keuntungan semata.  
  • Penguatan konektivitas antardestinasi, antara lain melalui integrasi transportasi dan paket wisata terpadu untuk mendukung distribusi manfaat ekonomi lebih merata, dan mengurangi ketergantungan pada segmen pasar tunggal seperti study tour. 
  • Redesain kebijakan infrastruktur dan keselamatan, antara lain dengan penerapan standar keselamatan nasional untuk transportasi, wahana, bangunan, dan juga audit berkala untuk memitigasi potensi kecelakaan dan bencana alam di destinasi wisata. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) perlu mengintegrasikan mitigasi risiko bencana untuk memastikan keamanan sekaligus memulihkan kepercayaan wisatawan.
  • Pemberian insentif fiskal bagi industri pariwisata untuk membendung gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), antara lain dengan relaksasi pajak, subsidi operasional, dan insentif lainnya. 
  • Investasi berkelanjutan pada sumber daya manusia, antara lain melalui program pelatihan (reskilling dan upskilling), sertifikasi, dan digitalisasi layanan, sebagai langkah mitigasi jangka panjang serta fondasi dalam membangun SDM yang berkualitas.

Editor: Abul Muamar

Continue Reading

Sebelumnya: Melihat Pelaporan Iklim Wajib di Australia
Berikutnya: Tekad Indonesia untuk Eliminasi Kusta pada 2030

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia