Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Upaya Konservasi Kukang oleh IAR Indonesia

IAR berupaya melindungi kukang dari kepunahan dengan fokus merawat kukang yang menjadi korban perburuan, perdagangan, dan pemeliharaan.
Oleh Abul Muamar
31 Juli 2023
seekor kukang berada di ranting pohon pada malam hari.

Kukang di ranting pohon. | Foto: IAR Indonesia.

Kehidupan manusia sangat bergantung pada lingkungan. Namun, aktivitas manusia hampir selalu mempengaruhi kondisi lingkungan, dan tak jarang merusaknya. Kerusakan lingkungan menyebabkan kehidupan satwa liar dan habitatnya menjadi terancam, termasuk kukang, yang termasuk hewan dilindungi. Di Indonesia, ada berbagai upaya konservasi kukang, salah satunya dilakukan oleh Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia. 

Kukang di Tengah Ancaman Kepunahan

Kukang adalah mamalia primata dari keluarga lorisidae yang memiliki kepala bulat, bertubuh kecil, dan berekor pendek. Ciri khas hewan nokturnal berwajah imut ini adalah pergerakannya yang lambat dan matanya yang besar dan berbinar. Selain itu, garis berwarna coklat atau abu pucat pada lingkar mata, kepala bagian atas, dan punggungnya yang kontras dengan warna bulu di bagian wajahnya juga menjadi ciri khas lain hewan yang dikenal pemalu ini.

Kukang berhabitat asli di kawasan hutan hijau dan hutan hujan tropis dan sebagian di hutan bambu dan hutan mangrove. Di seluruh dunia, terdapat sembilan jenis kukang (genus Nycticebus) yang telah tercatat. Tiga di antaranya yang hidup di Indonesia adalah Kukang Sumatera (Nycticebus coucang), Kukang Kalimantan (Nycticebus menagensis) dan Kukang Jawa (Nycticebus javanicus). 

Dalam Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN Red List), populasi ketiga jenis kukang di Indonesia mengalami tren penurunan. Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) bahkan masuk dalam klasifikasi Critically Endangered (Terancam punah), sedangkan Kukang Kalimantan (Nycticebus menagensis) dan Kukang Sumatera (Nycticebus coucang) masuk klasifikasi Endangered (Terancam). Sementara dalam status CITES (Convention on International Trade of Endangered Species), kukang masuk dalam Apendiks I (dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional).

Perburuan dan perdagangan kukang untuk dijadikan hewan peliharaan menjadi salah satu faktor utama penurunan populasi kukang, di samping perubahan iklim dan kerusakan habitat. Hewan yang memiliki bisa itu banyak diburu dan diperjualbelikan di berbagai tempat. Data Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi IAR Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2015, terdapat sekitar 200 kukang ditawarkan di tujuh pasar besar di empat kota besar di Indonesia. Sementara pada tahun 2016, sebanyak 625 kukang diperdagangkan oleh 50 grup jual beli hewan di media sosial Facebook, dengan harga rata-rata Rp350-500 ribu.

Upaya Konservasi Kukang oleh IAR Indonesia

Konservasi kukang oleh IAR Indonesia meliputi penyelamatan, perawatan medis, rehabilitasi, pelepasliaran, dan monitoring. IAR Indonesia adalah lembaga non-profit yang bergerak di bidang kesejahteraan, perlindungan dan pelestarian satwa liar di Indonesia. Sejak 2008, IAR berupaya melindungi kukang dari kepunahan dengan fokus merawat kukang yang menjadi korban perburuan, perdagangan, dan pemeliharaan. Dalam 12 belas tahun, IAR mengklaim telah menyelamatkan dan melepasliarkan lebih dari 3.000 kukang.

Sayangnya, banyak kukang yang diterima oleh IAR Indonesia berada dalam kondisi kesehatan yang buruk, seperti kerusakan gigi akibat dipotong paksa oleh manusia, malnutrisi, infeksi kulit, dan cacingan, sehingga tidak semuanya dapat diselamatkan. Menjadi hewan peliharaan dalam waktu yang lama membuat banyak kukang tidak dapat dipulangkan ke habitat asli karena telah kehilangan insting liarnya.

“Pembelian kukang untuk peliharaan membuat perdagangan tetap berlangsung. Itu akan menjadi contoh dan daya tarik bagi orang sekitarnya untuk melakukan hal yang sama. Bahkan dampak buruknya akan bertambah jika kukang peliharaan dipamerkan di media sosial, membuat orang yang melihat ingin ikut memelihara,” ujar Direktur Program IAR Indonesia, Karmele Llano Sanchez.

Selain konservasi kukang, IAR juga memiliki program konservasi orangutan; program edukasi yang meliputi kampanye konservasi, beasiswa, dan pelatihan siswa; serta program perlindungan habitat dan satwa liar.

Kukang Bukan untuk Dipelihara

Kita semua dapat berperan dan boleh jadi bertanggung jawab dalam upaya konservasi kukang untuk menyelamatkan hewan tersebut dari kepunahan. Satu langkah paling mudah adalah tidak menjadikannya hewan peliharaan. Menghentikan keinginan atau obsesi untuk memiliki kukang di rumah dapat sangat membantu memutus mata rantai perburuan dan perdagangan kukang. Di samping itu, langkah-langkah edukasi, penegakan hukum yang tegas, dan konservasi perlu ditingkatkan melalui kerjasama dan sinergi antarpemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: Memperkuat Upaya Penghapusan Perdagangan Orang di Indonesia
Berikutnya: Langkah 1000 Days Fund Dukung Penanganan Stunting melalui Peningkatan Literasi Kesehatan

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia