Wawancara dengan Jasmin Lim, Chief Marketing Officer di BH Global
Jasmin Lim, Chief Marketing Officer di BH Global.
Bisa ceritakan tentang peran, pengalaman, dan keahlian Anda dalam atau terkait dengan keberlanjutan perusahaan?
Sebagai anggota generasi ketiga dari perusahaan keluarga, saya tumbuh dengan nilai-nilai pengelolaan dan tanggung jawab jangka panjang. Di BH Global, saya mendorong Pemasaran dan Pengembangan Strategis Grup perusahaan melalui inisiatif Digitalisasi dan Keberlanjutan, dan dua pilar ini membentuk bagaimana bisnis kami berkembang dan menciptakan dampak.
Peran saya adalah memastikan Grup tetap terdepan dalam hal keberlanjutan, tidak hanya untuk mematuhi peraturan tetapi juga untuk menetapkan tolok ukur bagi rekan-rekan industri kami. Selama beberapa tahun, saya telah bekerja sama dengan anak perusahaan kami untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam operasi sehari-hari, mulai dari desain produk hemat energi hingga pengadaan yang bertanggung jawab, keterlibatan karyawan, dan komunikasi yang transparan.
Hari ini, keberlanjutan mendefinisikan daya saing. Tugas saya adalah menerjemahkannya menjadi strategi nyata, menyelaraskan tujuan kami dengan target dekarbonisasi IMO (Organisasi Maritim Internasional) dan komitmen kami untuk membangun ekosistem maritim yang lebih tangguh dan bertanggung jawab.
Aspek atau isu apa yang paling Anda minati dalam keberlanjutan perusahaan, dan mengapa?
Bagi saya, keberlanjutan adalah tentang mewujudkan perubahan yang ingin kita lihat, mengubah keyakinan menjadi inovasi. Kami sangat bersemangat dalam merancang solusi yang mempercepat transisi hijau di sektor maritim.
Dengan Strategi IMO 2030 yang menyerukan pengurangan intensitas karbon secara signifikan, pemilik kapal dan galangan kapal menghadapi tekanan yang semakin besar untuk melakukan dekarbonisasi. Kami melihat ini bukan sebagai beban, melainkan sebagai peluang untuk menemukan kembali cara kita menyalakan, menerangi, dan melindungi kapal.
Bagaimana Anda melihat kondisi keberlanjutan perusahaan saat ini?
Keberlanjutan perusahaan telah menjadi keharusan strategis. Semakin banyak UMKM yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam pengambilan keputusan inti, menyadarkan bahwa keberlanjutan bukan lagi upaya yang berdiri sendiri, melainkan pendorong daya saing dan ketahanan.
Meski tantangan masih ada, dunia bisnis semakin selaras dibandingkan dulu. Investor, pelanggan, dan mitra rantai pasok semakin mengharapkan tindakan yang terukur, mendorong perusahaan untuk bergerak melampaui komitmen dengan operasional yang terukur.
Yang saya anggap menggembirakan adalah bagaimana perusahaan beralih dari memandang keberlanjutan sebagai kepatuhan menjadi melihatnya sebagai jalur pertumbuhan, mengeksplorasi teknologi baru, membentuk kemitraan, dan memikirkan ulang proses yang telah lama berjalan melalui lensa keberlanjutan. Keberlanjutan menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis yang baik, dan hal itu memberi saya harapan yang luar biasa.
Apa saja kesenjangan yang paling mendesak dan tantangan tersulit dalam keberlanjutan perusahaan?
Salah satu kesenjangan yang terus muncul adalah pendidikan dan pola pikir. Banyak yang masih menganggap keberlanjutan sebagai pelengkap, alih-alih pendorong bisnis. Mengatasi hambatan untuk berubah, terutama dalam industri tradisional, membutuhkan komunikasi, pengembangan kapasitas, dan kepemimpinan yang memberi teladan.
Tantangan lainnya adalah mewujudkan ambisi menjadi tindakan. Perusahaan mungkin menetapkan target tetapi kesulitan dengan perubahan operasional yang diperlukan untuk mencapainya, baik melalui perancangan ulang alur kerja, investasi dalam teknologi baru, maupun memikirkan ulang proses yang telah lama berjalan. Kemajuan menuntut niat yang diiringi dengan kemauan untuk memikirkan kembali cara-cara yang selama ini dilakukan.
Apa potensi dan peluang terbesar yang Anda lihat untuk mengatasi tantangan tersebut?
Menangani tantangan ini dimulai dengan membekali karyawan dengan pengetahuan dan perangkat yang tepat. Ketika karyawan memahami nilai komersial keberlanjutan melalui pengurangan biaya atau loyalitas pelanggan yang lebih kuat, pola pikir mereka bergeser dari kepatuhan menjadi kepemilikan. Pelatihan terstruktur dan keterlibatan lintas fungsi dapat membangun budaya dimana keberlanjutan menjadi bagian dari pekerjaan setiap orang.
Teknologi dan digitalisasi juga menawarkan peluang besar. Perangkat digital membantu memantau penggunaan energi, mengoptimalkan operasi, dan mengidentifikasi inefisiensi, mengubah keberlanjutan menjadi sesuatu yang konkret dan dapat ditindaklanjuti. Upaya digitalisasi kami sendiri, mulai dari ERP berbasis cloud hingga sistem pergudangan, telah memberi kami kejelasan dan jalur ke depan.
Terakhir, kolaborasi sangat penting. Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat mentransformasi rantai nilai sendirian. Kemitraan antara penyedia solusi, pemilik kapal, pengembang teknologi, dan industri pendukung menciptakan momentum bersama dan mengurangi hambatan. Program seperti LowCarbonSG dan aliansi seperti Coastal Sustainability Alliance menunjukkan bagaimana keahlian kolektif dapat mempercepat dekarbonisasi.
Pelajaran apa yang telah Anda petik sejauh ini dari pengalaman Anda di atau terkait keberlanjutan perusahaan?
Dengan pengalaman lebih dari 13 tahun di industri ini dan menyaksikan ayah saya membangun dan memodernisasi bisnis sejak saya masih muda, saya belajar bahwa keberlanjutan adalah warisan sekaligus komitmen.
Dari segi lingkungan, kemajuan berasal dari kegigihan: memperjuangkan solusi hemat energi jauh sebelum regulasi mewajibkannya. Dari sudut pandang tata kelola, transparansi dan akuntabilitas mendapatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Dan dari sisi sosial, memberdayakan masyarakat, melalui keselamatan, inklusi, atau peningkatan keterampilan, adalah hal yang menopang pertumbuhan lintas generasi.
Pelajaran yang paling abadi adalah bahwa keberlanjutan adalah perjalanan perbaikan yang terus berlanjut.
Inisiatif apa yang paling menarik yang pernah Anda ikuti atau temui?
Di BH Global, kami berkontribusi pada misi industri maritim yang lebih bersih dan cerdas. Hal ini kami lakukan melalui berbagai produk dan layanan kami, dengan fokus utama seperti sistem propulsi hibrida (Sea Forrest Power Solutions) yang berkontribusi pada Kapal Transfer Awak hibrida pertama di Singapura, manajemen daya hemat energi (Sistem PWR+), dan solusi pencahayaan yang mengurangi limbah dan emisi (Adopsi LED di Maritim).
Jika Anda hendak membagikan saran yang telah Anda pelajari dan mungkin bermanfaat bagi rekan-rekan dan praktisi keberlanjutan di seluruh dunia, apa yang akan Anda sampaikan?
Saran utama saya sederhana: memimpin dengan memberikan teladan. Keberlanjutan akan meraih momentum ketika orang melihat tindakan, bukan niat. Kemajuan nyata dimulai dari langkah pertama itu, yang dilakukan secara konsisten dan nyata.
Wawancara eksklusif ini merupakan bagian dari Laporan Khusus GNA X UNGCNS tentang Keberlanjutan Perusahaan, yang diterbitkan atas kerja sama antara Green Network Asia dan United Nations Global Compact Network Singapore.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Jika Anda menilai konten ini bermanfaat, dukung gerakan Green Network Asia untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia. Dapatkan manfaat khusus untuk pengembangan pribadi dan profesional Anda.
Jadi Member Sekarang
Mengatasi Pengangguran Disabilitas: Eksklusi Sistemik dan Diskriminasi yang Terus Berlanjut
Mengintegrasikan Program MBG dengan Tata Kelola Gizi dan Sistem Kesehatan
Bagaimana Proyek PLTB Monsun Dukung Transisi Energi Lintas Batas di Asia Tenggara
Menilik Fenomena Pengolahan Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar di Tingkat Akar Rumput
Pink Tax dan Beratnya Ongkos Menjadi Perempuan
Mengatasi Risiko Konsumsi Minuman Berpemanis dalam Kemasan