Wawancara dengan Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer di Aruna

Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer Aruna. | Foto: Aruna.
Bisa ceritakan tentang organisasi Anda dan peran Anda saat ini?
Aruna adalah agregator perdagangan dan rantai pasok perikanan terintegrasi di Indonesia yang merevolusi rantai pasok perikanan Indonesia, serta menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar yang lebih luas melalui teknologi. Aruna juga berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan inklusi ekonomi dan penerapan praktik bisnis berkelanjutan. Perusahaan ini didirikan oleh tiga orang (Farid Naufal Aslam dan saya sebagai Co-Founder dan CEO serta Indraka Fadhlillah sebagai Co-Founder dan COO) yang mempunyai mimpi yang sama untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia pada tahun 2045.
Saya Utari Octavianty, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer di Aruna. Saya dan tim di bawah kepemimpinan saya menyusun dan menerapkan kebijakan berkelanjutan yang secara khusus mengatasi permasalahan lingkungan dalam bisnis.
Apa komitmen dan tujuan keberlanjutan perusahaan Anda?
Yang terpenting, kami berharap Indonesia menjadi pusat maritim dunia pada tahun 2045. Kami juga fokus pada sejumlah aspek lainnya, seperti penyediaan makanan laut secara berkelanjutan (kemampuan penelusuran makanan laut 100%, skor A dalam FIP serta Netral Karbon pada tahun 2040), memberdayakan pemangku kepentingan (80 juta orang merasakan dampak pertumbuhan bisnis kami), dan melakukan advokasi terhadap keberlanjutan (5 Skor pada kinerja ESG berdasarkan IFC PS).
Apa tantangan tersulit Anda dalam mencapai tujuan tersebut?
Mengembangkan komunitas, mengingat mereka meyakini apa yang mereka yakini. Penetrasi teknologi, inovasi, dan keberlanjutan bisa menjadi tantangan tersulit.
Peluang apa yang Anda lihat untuk mengatasi tantangan tersebut?
Memberdayakan pemuda setempat untuk membantu Aruna mengenal mereka dengan cara yang lebih tulus dan pengertian. Biasanya, generasi muda pesisir cenderung pergi ke kota-kota besar, karena mereka berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan lebih mapan. Namun, dengan adanya tantangan yang ada, kita mendapatkan manfaat dari kedua hal tersebut, yaitu mengundang lebih banyak generasi muda untuk terlibat dalam industri perikanan dan yang kedua adalah memperkenalkan hal-hal baru yang patut dicoba kepada lebih banyak masyarakat pesisir. Kita juga bisa mengajak lebih banyak masyarakat pesisir untuk bergabung dan pada akhirnya membantu mereka menjadikan laut sebagai penghidupan yang lebih baik bagi mereka dan semua orang.
Apa saja isu-isu penting ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) yang menjadi fokus organisasi Anda, dan bagaimana Anda mengintegrasikannya ke dalam keberlanjutan perusahaan Anda?
SDG 1: Tanpa kemiskinan, SDG 2: Tanpa kelaparan, SDG 8: Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, SDG 10: Mengurangi kesenjangan, dan SDG 14: Kehidupan di bawah air. Kami mengintegrasikannya ke dalam keberlanjutan perusahaan kami dengan mengedukasi nelayan dan masyarakat pesisir pada umumnya (baik laki-laki maupun perempuan) tentang literasi keuangan, keberlanjutan, pengelolaan komoditas, dan lain-lain. Kami juga menggalakkan salah satu kampanye kami yaitu #RevolusiProtein, dimana kami mengajak masyarakat untuk mengonsumsi protein ikan dan makanan laut.
Bagaimana Anda mengkomunikasikan strategi dan inisiatif keberlanjutan perusahaan Anda kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal?
Kami menggelar town hall secara berkala, acara untuk nelayan dan masyarakat pesisir (GAHAR/Gelombang Hadiah Aruna, Sarasehan/Silaturahmi Nelayan Aruna), komunikasi dan kolaborasi berkelanjutan dengan lembaga pemerintah, mitra strategis, dan investor.
Apa inisiatif dan kemajuan paling menarik yang telah Anda dan tim Anda lakukan pada tahun 2023?
Aruna telah mengubah 82 ton sampah organik menjadi pakan ikan, sehingga mengurangi jejak karbon operasi kami hingga mendekati nol. Kami juga telah menyediakan kembali lebih dari 600 juta kepiting di alam liar melalui tempat pembenihan kami, memperluas jangkauan kami ke 35% lebih banyak nelayan Aruna yang terdaftar dibandingkan tahun sebelumnya melalui upaya kami, dan melibatkan perempuan pesisir yang cakap yang bekerja sebagai pemulung serta pemilik usaha UMKM.
Selain itu, di tengah upaya kami menjaga stabilitas dan fokus untuk mempertahankan bisnis kami yang sehat, kami mencatat 0 kematian di tempat kerja sepanjang tahun 2023. Kami menjaga pendidikan yang kuat dan terus-menerus mengenai keselamatan di tempat kerja bagi siapa pun yang bekerja di lapangan, termasuk hal-hal menyangkut pelecehan seksual.
Apa rencana Anda untuk upaya keberlanjutan pada tahun 2024?
Tahun 2024 mungkin masih memberikan kita banyak peluang untuk pertumbuhan dan inovasi baru yang akan membantu mewujudkan misi Aruna, yaitu menjadikan laut sebagai penghidupan yang lebih baik bagi semua orang. Semakin banyak perempuan yang terlibat, semakin banyak nelayan yang berpendidikan, semakin banyak komoditas berkualitas, semakin banyak negara tujuan ekspor.
Jika Anda hendak membagikan saran yang Anda pelajari selama menjalani peran Anda yang mungkin bermanfaat bagi rekan-rekan Anda dan para praktisi keberlanjutan di seluruh dunia, apa yang akan Anda sampaikan?
Saya ingin mengutip apa yang dikatakan Paul McCartney: “Pasti ada cara yang lebih baik untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, cara yang tidak merusak langit, atau hujan, atau tanah.” Keberlanjutan adalah yang utama, dan bisnis akan mengikuti.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli wawancara ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.
Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan Anda