Wawancara dengan Yap Mun Ching, Chief Sustainability Officer di AirAsia

Yap Mun Ching, Chief Sustainability Officer di AirAsia. | Foto: AirAsia.
Bisa ceritakan tentang organisasi Anda dan peran Anda saat ini?
Capital A (sebelumnya dikenal sebagai AirAsia Group) adalah perusahaan induk investasi dengan portofolio bisnis perjalanan dan gaya hidup yang sinergis yang memanfaatkan data dan teknologi. Capital A merupakan perwujudan evolusi Grup dari maskapai penerbangan menjadi merek perjalanan dan gaya hidup digital. Vertikal bisnisnya yang beragam meliputi Penerbangan, Layanan Penerbangan (Asia Digital Engineering, Santan, Ground Team Red, AirAsia Consulting, dan lain-lain), MOVE Digital (antara lain BigPay, airasia ride, IKHLAS, airasia academy), serta usaha logistik Teleport.
Saya ditunjuk untuk mengepalai portofolio keberlanjutan di AirAsia pada bulan Oktober 2020. Peran saya adalah mengarahkan strategi tujuan keberlanjutan Grup dan upaya untuk mencapai emisi nol karbon pada tahun 2050.
Apa komitmen dan tujuan keberlanjutan perusahaan Anda?
Strategi keberlanjutan kami didukung oleh peta jalan, yakni Sustainability Redbook, yang menguraikan tujuan-tujuan utama kami serta target-target dengan tenggat waktu untuk melacak perkembangan dalam mencapai tujuan-tujuan kami. Peta jalan kami mencakup enam pendorong strategis: mengurangi jejak karbon; menciptakan tempat kerja yang memberdayakan dan inklusif; mengupayakan praktik terbaik; meminimalkan sampah; berinvestasi pada komunitas kami, dan berinovasi untuk meningkatkan standar. Seiring kami terus mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kami dapat menyelaraskan tujuan bisnis kami dengan agenda keberlanjutan global, kami terus meninjau dan memperbarui Sustainability Redbook.
Sejalan dengan tujuan aspirasional global jangka panjang (LTAG) Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) untuk penerbangan internasional, kami berkomitmen untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2050. Dengan maskapai penerbangan menjadi mayoritas bisnis kami, kami telah mengidentifikasi empat jalur bagi AirAsia untuk bersatu mencapai tujuan pengurangan emisi jangka panjang. Hal ini dilakukan melalui peningkatan efisiensi lingkungan operasional, investasi pada teknologi pesawat terbang terkini, penjajakan peluang bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan pengimbangan emisi karbon melalui pembelian kredit karbon.
Apa tantangan tersulit Anda dalam mencapai tujuan tersebut?
Perjalanan kami menuju keberlanjutan dalam penerbangan ditandai dengan beberapa tantangan berat. Pertama, sektor penerbangan masih dalam masa pemulihan dari dampak pandemi COVID-19. Ada kendala besar dalam anggaran yang membatasi seberapa banyak maskapai penerbangan dapat berinvestasi pada teknologi baru untuk melakukan dekarbonisasi.
Karena situasi ini, cara praktis bagi kami untuk mengintegrasikan tujuan keberlanjutan ke dalam strategi bisnis kami adalah dengan terus berfokus pada efisiensi operasional sehingga kami dapat memangkas biaya, terutama dalam konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 yang dapat dihindari. Meski AirAsia menjalankan program efisiensi operasional yang paling luas di Asia, masih ada ruang untuk perbaikan. Hal ini memerlukan kerja sama otoritas manajemen lalu lintas udara di seluruh wilayah dan harmonisasi kebijakan dan prosedur.
Kedua, penggunaan solusi dekarbonisasi baru, seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), dibatasi oleh tantangan mengenai keterjangkauan dan ketersediaan. Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional, produksi SAF global telah mencapai lebih dari 600 juta liter pada tahun 2023, dua kali lipat dari produksi pada tahun 2022. Namun, harganya jauh lebih mahal daripada harga bahan bakar jet.
Ketiga, pemahaman mengenai keberlanjutan dalam bidang penerbangan menghadapi kesenjangan yang mencolok di antara para pemangku kepentingan utama, khususnya regulator, investor, dan pemodal. Kesenjangan pengetahuan ini menjadi hambatan dalam merancang solusi, karena kita sering kali harus mengedukasi para pemangku kepentingan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke penyelesaian masalah. Merespons hal ini, kami membuat panduan keberlanjutan penerbangan untuk membantu para pemangku kepentingan lebih memahami perkembangan industri dan kebutuhan kami.
Peluang apa yang Anda lihat untuk mengatasi tantangan tersebut?
Kami meyakini perlunya membina kolaborasi yang lebih kuat antara para pemangku kepentingan ASEAN, mulai dari operator penerbangan hingga otoritas penerbangan sipil, untuk memperkuat kapasitas regional dalam menawarkan solusi yang memungkinkan industri penerbangan melakukan dekarbonisasi. Menyelaraskan prosedur operasi ramah lingkungan merupakan cara yang dapat diakses untuk mengurangi emisi karbon. AirAsia telah secara aktif membagikan keberhasilan prosedur operasi ramah lingkungannya kepada maskapai penerbangan ASEAN pada tahun 2023. Kami berharap dapat memperkuat dampaknya dan menciptakan kesatuan menuju praktik penerbangan berkelanjutan.
Inovasi sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim di sektor penerbangan. Kawasan ASEAN menawarkan banyak peluang untuk mendiversifikasi pendekatan, mencari cara untuk memenuhi permintaan industri. Hal ini mencakup penelitian SAF dari bahan baku regional dan pengembangan proyek karbon yang memenuhi standar dekarbonisasi penerbangan. Untuk memanfaatkan peluang-peluang ini secara efektif, diperlukan peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan, dengan fokus pada solusi yang memanfaatkan sumber daya lokal untuk kemajuan regional di bidang-bidang tersebut, sehingga semakin mendekatkan kita pada pencapaian tujuan keberlanjutan.
Apa saja isu-isu penting ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) yang menjadi fokus organisasi Anda, dan bagaimana Anda mengintegrasikannya ke dalam keberlanjutan perusahaan Anda?
Pertama, kami fokus pada strategi iklim. Sebagai maskapai penerbangan, kami menyadari tantangan yang dihadapi oleh sektor-sektor yang sulit untuk diatasi. Namun, komitmen kami untuk melakukan transisi menuju net zero akan membuat kami menginvestasikan miliaran dolar untuk meningkatkan armada kami, meningkatkan efisiensi operasi kami, dan berinvestasi pada teknologi dekarbonisasi. Fokus utama kami adalah pada program efisiensi bahan bakar yang membantu kami mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon, sehingga berkontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca Cakupan 1.
Keamanan informasi dan privasi data adalah fokus kedua kami. Sebagai perusahaan yang kaya akan data, merupakan tanggung jawab kami untuk menjaga keamanan informasi pelanggan kami melalui penerapan langkah-langkah keamanan informasi yang kuat. Bersamaan dengan upaya mengikuti kerangka Sistem Manajemen Keamanan Informasi, kami secara rutin melatih karyawan kami tentang praktik terbaik keamanan informasi. Hal ini telah membantu kami mempertahankan sertifikasi ISO/IEC 27001:2013 sejak tahun 2021.
Fokus ketiga kami adalah pada pengalaman tamu. Tamu kami adalah prioritas kami dan penting bagi kami bahwa mereka menerima barang dan layanan dengan kualitas terbaik dari kami. Melalui penggunaan teknologi digital yang inovatif, kami terus berupaya untuk menjadikan perjalanan pelanggan kami lancar. Kami telah memperkenalkan chatbot AI kami, yaitu AskBo, serta serangkaian fitur di aplikasi super kami (seperti fungsi bersama, e-boarding pass, dll.) yang membantu kami beroperasi lebih efisien.
Bagaimana Anda mengkomunikasikan strategi dan inisiatif keberlanjutan perusahaan Anda kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal?
Laporan Keberlanjutan tahunan kami menyoroti kinerja tahun ini yang sedang ditinjau dan tersedia bagi para pemangku kepentingan eksternal. Untuk membantu para pemangku kepentingan utama kami, seperti bankir, analis, dan regulator, untuk lebih memahami arti keberlanjutan dalam industri penerbangan, kami mengembangkan panduan yang menjelaskan jargon keberlanjutan penerbangan. Kami menyelenggarakan Hari Keberlanjutan pada tanggal 27 Juni untuk menyampaikan tujuan dan target kami kepada para pemangku kepentingan utama dan memberi mereka informasi terkini mengenai perkembangan industri.
Secara internal, kami melibatkan Allstars (karyawan AirAsia) melalui platform komunikasi internal kami, Workplace, untuk berbagi inisiatif dan pencapaian kami serta infografik pendidikan sehingga mereka juga dapat belajar tentang keberlanjutan.
Jika Anda hendak membagikan saran yang Anda pelajari selama menjalani peran Anda yang mungkin bermanfaat bagi rekan-rekan Anda dan para praktisi keberlanjutan di seluruh dunia, apa yang akan Anda sampaikan?
Keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama seluruh masyarakat, wilayah, dan negara. Saya mendorong siapa pun yang tertarik dengan hal ini untuk tidak pernah malu melakukan sesuatu yang berbeda. Anda dapat berubah untuk melakukan perubahan.
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.
Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan Anda