Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Meningkatkan Ketahanan Iklim untuk Mendukung Kesehatan Masyarakat

Ketahanan iklim sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan memastikan perlindungan bagi manusia dan alam di tengah krisis iklim.
Oleh Dinda Rahmania
17 April 2025
orang-orang berjalan di trotoar dipayungi pohon-pohon besar di tepi jalan

Foto: Glen Bowman di Flickr.

Asia Tenggara berada di garis depan krisis iklim. Kawasan ini kerap menghadapi badai topan, banjir, kekeringan, gelombang panas, dan kondisi ekstrem lainnya. Dampak iklim ini semakin intens dan sering terjadi seiring memburuknya krisis iklim, yang menimbulkan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, ketahanan iklim sangat penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan memastikan perlindungan tidak hanya terhadap alam tetapi juga manusia.

Perubahan Iklim di Asia Tenggara

Perubahan iklim menyebabkan peristiwa cuaca ekstrem yang membawa berbagai risiko kesehatan. Misalnya, Gelombang Panas Asia Tenggara 2024, yang mencatatkan rekor suhu tinggi hingga 42°C, telah menyebabkan peningkatan kasus demam berdarah di Indonesia yang mencapai lebih dari 62.000 kasus. Sementara itu, Malaysia dan Myanmar melaporkan tingginya angka cedera akibat kekeringan dan cuaca ekstrem.

Selain itu, bencana banjir di seluruh wilayah Asia meningkat dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir, yang menunjukkan adanya pola yang mengkhawatirkan, khususnya di Asia Tenggara. Wilayah ini sudah rentan terhadap bencana terkait air dan menghadapi tantangan tambahan berupa curah hujan yang semakin tinggi. Data dari ASEAN Risk Monitor and Disaster Management Review (ARMOR) 2020 menunjukkan bahwa banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi di Asia Tenggara, yang menempatkan 13% populasi dalam risiko dan mengancam aset senilai USD 926 miliar.

Diperparah dengan infrastruktur yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan, hasilnya adalah peningkatan konsisten dalam frekuensi banjir yang berdampak terhadap masyarakat perkotaan dan pedesaan. Pada September 2024, Topan Yagi menyebabkan banjir parah di Vietnam, Myanmar, Laos, dan Thailand, yang merusak infrastruktur penting dan memutus akses pendidikan, layanan kesehatan, dan air bersih bagi lebih dari 6 juta anak.

Ketahanan Iklim untuk Mendukung Kesehatan Masyarakat

Salah satu kunci untuk membantu melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan terkait krisis iklim adalah membangun ketahanan iklim dengan meningkatkan infrastruktur dan menyiapkan manajemen dan respons yang kuat. Ketahanan iklim mencakup infrastruktur, sistem kesehatan, dan kapasitas masyarakat untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Ketahanan iklim juga harus mencakup kemampuan untuk mengantisipasi, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana iklim.

Sebagai contoh, Kamboja telah mengembangkan Rencana Strategis Nasional untuk Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana di Sektor Kesehatan 2019–2023. Rencana tersebut menguraikan langkah-langkah utama untuk membangun sistem kesehatan yang tangguh terhadap iklim, termasuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan memiliki akses ke air bersih, terlindungi dari banjir, dan dilengkapi dengan sistem peringatan dini. Sistem ini membantu mendeteksi risiko penyakit yang sensitif terhadap iklim sejak dini, sehingga memungkinkan petugas kesehatan untuk merespons dengan cepat dan mencegah wabah yang lebih luas.

Sementara itu, untuk mengatasi gelombang panas, Pemerintah Metropolitan Bangkok di Thailand mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menciptakan ketahanan iklim. Di antaranya dengan mendirikan pusat pendingin dimana orang-orang dapat tetap aman selama cuaca panas ekstrem, memperluas koridor hijau untuk mendinginkan area kota, dan meluncurkan sistem peringatan panas untuk memperingatkan warga.

Sedangkan Singapura menggunakan solusi berbasis alam untuk melawan gelombang panas dengan membuat kota lebih hijau. Berdasarkan visinya untuk menjadi “Kota di Alam”, Singapura menambahkan lebih banyak taman kota dan ruang hijau untuk mendinginkan lingkungan perkotaannya. Selain itu, proyek Skyrise Greenery, seperti dinding hijau dan taman atap, membantu menurunkan suhu di kota dan mengurangi limpasan air saat hujan.

Kolaborasi untuk Ketahanan Iklim yang Adil

Ketangguhan iklim bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk bertahan hidup. Jutaan nyawa sedang dipertaruhkan di tengah meningkatnya dampak perubahan iklim di Asia Tenggara. Pemerintah, masyarakat, dan individu harus bersatu untuk memperkuat ketahanan dalam menanggapi krisis iklim dan memastikan bahwa kesehatan tetap menjadi inti dari aksi iklim.

Secara alamiah, negara-negara Asia Tenggara saling terhubung. Apa yang terjadi di satu negara seringkali memengaruhi negara-negara tetangga. Misalnya, kabut asap lintas batas yang disebabkan oleh kebakaran hutan dapat menyebar melintasi perbatasan negara dan memperburuk polusi udara di wilayah Indonesia–Malaysia. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara sangat penting.

Komunitas rentan di seluruh wilayah Asia Tenggara membutuhkan akses yang adil terhadap keselamatan dan layanan kesehatan. Oleh karena itu, sistem peringatan dini, area hijau, dan infrastruktur yang tangguh terhadap perubahan iklim serta layanan kesehatan juga harus menjangkau seluruh wilayah hingga ke desa-desa terpencil, memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal di belakang.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Continue Reading

Sebelumnya: Bagaimana PP TUNAS Dapat Memperkuat Perlindungan Anak di Ruang Digital?
Berikutnya: Mendorong Efisiensi dalam Tata Kelola Pupuk Bersubsidi

Lihat Konten GNA Lainnya

foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025
bom waktu tersembunyi di antara bunga Memahami Kecurigaan dan Kekecewaan terhadap Gerakan Keberlanjutan Perusahaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Memahami Kecurigaan dan Kekecewaan terhadap Gerakan Keberlanjutan Perusahaan

Oleh Jalal
15 September 2025
foto daerah pesisir dengan air laut biru Perkembangan Kondisi Tutupan Karang di Great Barrier Reef
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Perkembangan Kondisi Tutupan Karang di Great Barrier Reef

Oleh Kresentia Madina
15 September 2025
ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia