Dua Siswi MAN 1 Kudus Kembangkan Deterjen Ramah Lingkungan
Deterjen adalah bahan pembersih yang umum digunakan, baik untuk membersihkan pakaian, kendaraan, hingga mencuci tangan. Namun, pemakaian deterjen konvensional yang mengandung bahan kimia aktif seperti surfaktan membawa dampak negatif bagi lingkungan, seperti pencemaran air baku, penurunan tingkat kesuburan tanah, dan kerusakan jaringan ekosistem pada hewan-hewan air.
Belakangan, penggunaan deterjen ramah lingkungan semakin diminati seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kerusakan lingkungan. Penelitian-penelitian menyangkut deterjen ramah lingkungan juga mulai banyak dilakukan, seperti deterjen ramah lingkungan yang terbuat dari daun waru, biji larek, dan campuran getah pepaya dengan daun sengon.
Baru-baru ini, Izza Ramadhani dan Najida Labiba, dua siswi dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kudus, Jawa Tengah ikut meramaikan penelitian sejenis. Mereka melakukan riset untuk mengembangkan deterjen ramah lingkungan dengan nama ‘Eligent’ (eco friendly bio detergent).
Inspirasi
Pencemaran air karena penggunaan deterjen yang masif, terutama selama pandemi COVID-19, mendorong Izza dan Najida untuk membuat bio deterjen. Memahami bahaya yang dikandung deterjen biasa, mereka melakukan riset berjudul “Eligent, Eco friendly bio detergent 3in1: Inovasi Deterjen Ramah Lingkungan Berbahan Ekstrak Daun Bougenville dan Akar Wangi”.
Ekstrak daun bougenville mengandung senyawa asam oksalat yang berfungsi untuk membersihkan, memutihkan, sekaligus mengangkat noda pada pakaian. Sedangkan akar wangi berfungsi sebagai pewangi sekaligus pelembut dan anti bakteri.
“Kami pilih ekstrak daun bougenville dan akar wangi salah satunya karena bahan bakunya ada di sekitar kami, jadi biaya produksinya bisa lebih murah,” kata Najida.
Proses Pembuatan
Pembuatan Eligent pertama-tama dilakukan dengan proses pengeringan bahan untuk memperoleh ekstrak daun bougenville dan akar wangi. Pengeringan dilakukan dengan bantuan oven dengan suhu sekitar 100oC selama kurang lebih 20 menit.
Bahan-bahan tersebut kemudian dihaluskan dan disaring untuk memperoleh ekstrak yang mengandung senyawa methyl ester sulfonate (MES). Senyawa ini mirip surfaktan yang terkandung di dalam deterjen biasa. Perbedaannya, MES lebih ramah lingkungan karena berasal dari bahan organik.
Untuk mendapatkan senyawa MES, proses ekstraksi menggunakan bantuan peralatan kimia seperti gelas reaksi, kaki tiga, dan pembakar spirtus. Alat-alat ini berfungsi untuk melarutkan dan mengentalkan bahan-bahan halus.
Peran Anak Muda
Hasil pengujian bio deterjen buatan Izza dan Najida masih menunjukkan beberapa kelemahan, yakni tingkat kebasaan (pH) kurang konsisten, busanya masih terlalu sedikit dibanding busa deterjen biasa, dan tidak dapat bertahan lama karena seutuhnya terbuat dari bahan-bahan organik.
Namun, terlepas dari kelemahan riset mereka, inisiatif yang dilakukan oleh pelajar seperti Izza dan Najida patut diapresiasi. Mereka membuktikan bahwa anak-anak muda juga bisa berperan dalam upaya penyelamatan lingkungan. Peran semua pihak, termasuk orang tua, guru, sekolah, dan pemerintah sangat dibutuhkan agar kesadaran lingkungan dan inisiatif semacam seperti ini dapat ditingkatkan serta diadopsi oleh pelajar-pelajar lain di seluruh wilayah Indonesia.
Editor: Abul Muamar
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Panji adalah Reporter & Penulis Konten In-House untuk Green Network ID. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.