India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau

Foto: Tim Mossholder di Unsplash.
Seiring meningkatnya ancaman perubahan iklim, transisi menuju energi bersih menjadi sangat penting untuk menekan emisi gas rumah kaca. Salah satu solusi potensial adalah energi hidrogen hijau, yang dibuat melalui elektrolisis air. Negara-negara di seluruh dunia mulai mengusung hidrogen hijau di dalam rencana nasional masing-masing. Misi Hidrogen Hijau Nasional India memetakan jalur bagi pengembangan industri hidrogen hijau yang kokoh di negara tersebut.
Mandiri Energi
India merupakan negara berkembang dengan sumber daya yang kaya. Sayangnya, pertumbuhan negara ini juga terpantul dalam tingkat pertumbuhan emisi karbonnya, yang dilaporkan pada COP27 sebagai yang tertinggi secara global, dengan 3,8% per tahun. Saat ini, India adalah salah satu penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Padahal, negara ini juga memiliki target emisi nol bersih pada tahun 2070.
India mengimpor lebih dari 40% kebutuhan energi utamanya, bernilai lebih dari $90 miliar setiap tahun. Banyak sektor utama bergantung pada sumber energi impor seperti bahan bakar fosil dan gas alam. Sementara itu, negara ini menargetkan kemandirian energi pada 2047.
Misi Hidrogen Hijau Nasional
Misi Hidrogen Hijau Nasional (NGHM) adalah rencana aksi komprehensif untuk membangun ekosistem hidrogen hijau yang berkembang pesat di India. Tujuan menyeluruhnya adalah menjadikan India sebagai pusat global hidrogen hijau dan turunannya, yang mengarah pada dekarbonisasi ekonomi signifikan dan pengurangan impor bahan bakar fosil. Pada dasarnya, NGHM bertujuan untuk membuat hidrogen hijau terjangkau dan tersedia secara luas untuk menggantikan bahan bakar fosil dan bahan baku berbasis bahan bakar fosil.
Misi ini pertama kali diumumkan pada tahun 2021 dan kemudian disetujui oleh Kabinet Persatuan pada tahun 2022. Pada tahun 2023, Misi ini mendapat perkembangan signifikan, terutama investasi $2,3 miliar oleh pemerintah. Dengan rencana ini, India berharap dapat mencapai kapasitas hidrogen hijau sebesar 5 MMT (Juta Metrik Ton) pada tahun 2030. Strategi ini akan mencegah hampir 50 MMT emisi gas rumah kaca setiap tahunnya.
Misi Hidrogen Hijau Nasional akan dilaksanakan dalam dua tahap dan mencakup sub-komponen berikut:
- Intervensi Strategis untuk Transisi Hidrogen Hijau (SIGHT): Menyediakan dua mekanisme insentif keuangan yang berbeda – menargetkan pembuatan elektroliser dalam negeri dan produksi Hidrogen Hijau.
- Proyek Percontohan: Mendukung proyek percontohan di sektor penggunaan akhir dan jalur produksi serta mengidentifikasi wilayah yang mampu mendukung produksi dan/atau pemanfaatan hidrogen skala besar.
- Proyek Litbang: Memfasilitasi Kemitraan Inovasi Hidrogen Strategis (SHIP), kerangka kerja kemitraan publik-swasta untuk proyek Litbang yang berorientasi pada tujuan, terikat waktu, dan ditingkatkan secara tepat untuk mengembangkan teknologi yang kompetitif secara global.
- Pengembangan Keterampilan: Membuat program pengembangan keterampilan yang terkoordinasi.
Pengembangan masa depan
Berdasarkan analisis Ingenious e-Brain (IEBS), permintaan hidrogen hijau di India diproyeksikan tumbuh secara eksponensial pada tahun-tahun mendatang. Permintaan diperkirakan mencapai 0,9 MMT pada tahun 2026, 5 MMT pada tahun 2030, dan 22,1 MMT pada tahun 2040.
Easwaran Narassimhan, Associate Professor di Center for Policy Research (CPR), mencatat bahwa industri yang membeli hidrogen merupakan sebuah keuntungan karena mereka cenderung menggantinya dengan hidrogen hijau. Meski begitu, tantangan tetap ada. “Kapasitas manufaktur elektroliser India saat ini dapat diabaikan. Investasi untuk membangun kapasitas ini sangat penting untuk daya saing jangka panjang di bidang ini,” kata Narassimhan.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Naz adalah Manajer Editorial Asia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network Asia dan Reviewer untuk Green Network ID.