“It’s Not Over Until It’s Over” (Bagian 2): “Youth in Action” Pemuda Beraksi dalam SDG Moment 2021
Baca bagian 1 di sini.
Sebuah sesi yang berjudul Youth in Action — Pemuda Beraksi dalam SDG Moment 2021 menampilkan Vladislav Kaim dan Yande. Vlad adalah seorang anggota Youth Advisory Group on Climate Change PBB yang berfokus pada green jobs. Sedangkan Yande adalah remaja 17 tahun yang juga menjadi aktivis pendidikan serta hak perempuan dari Zambia sekaligus seorang Chairperson of Transform Education.
Yande teguh memegang pendapatnya tentang apa yang dapat dilakukan oleh para pemuda. Ia menyebutkan bahwa pendanaan untuk proyek-proyek para pemuda sangatlah penting. Katanya, “Peran para remaja dan dewasa muda sangat jelas. Kami adalah penggerak, katalisator perubahan. Kami menjadi rekanan utama dalam progres sosial.”
Sebuah pengingat penting sekaligus pembenahan juga datang dari Vlad, yang berkata, “Para pemuda bukanlah masa depan. Kami adalah generasi masa kini.” Walaupun kita telah menyaksikan bagaimana para pemuda terlibat dalam berbagai peranan dengan begitu banyak pengorbanan dan jerih payah, Vlad menyarankan agar kita tidak merayakannya secara berlebihan. Ujarnya,
“Semakin kita melihat adanya kerja keras tersebut, semakin kita harus menyadari bahwa upaya-upaya ini, nyatanya, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang ada masih tertinggal dalam hal kebijakan publik, pada tingkat politik tertinggi di mana keputusan-keputusan justru dibuat, yang kami masih belum bisa masuk di dalamnya.”
Sesi Youth in Action kemudian dilanjutkan dengan menayangkan sebuah film tentang orang-orang muda dari seluruh dunia yang membuat perubahan dan secara aktif ikut serta dalam upaya-upaya meraih keberlanjutan. Film pendek itu menampilkan cuplikan-cuplikan kontribusi mereka di berbagai bidang.
Para pemuda itu adalah:
- Valentina Stinga dari Italia, seorang petani dan ketua Coldiretti (organisasi pertanian Italia) dari wilayah Massa Lubrense
- Yolanie Johnson dari Kepulauan Marshall, wakil direktur pencegahan kehamilan pada remaja dari organisasi Youth to Youth in Health
- Lëmnec Tiller Avellaneda dari Kolombia, co-founder dan ketua Fundación Wayuuda, sebuah social entrepreneurship yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup golongan masyarakat rentan
- Fateema Ashemi dari Nigeria, seorang anggota tim Street to School initiative, sebuah inisiatif yang menggabungkan pembelajaran daring dan luring untuk literasi, numerasi, dan soft skill
- Samuel Kellerhals dari Swiss, co-founder Elpis Solar yang memberdayakan para pengungsi dengan akses energi terbarukan dan pelayanan esensial
Konsultasi global untuk perayaan hari jadi PBB yang ke-75 menunjukkan bahwa golongan muda adalah generasi yang paling banyak berharap tentang masa depan multilateralisme. Mereka memiliki harapan bahwa masa depan yang lebih baik dapat dicapai oleh semua orang selama kita mau mengambil aksi sesegera mungkin, konkrit, secara kolektif. Dipersenjatai dengan semangat positif, SDG Moment 2021 diharapkan berhasil membangun momentum menghadapi konferensi akbar dan pertemuan antar pemerintah yang akan diadakan pada akhir tahun ini.
Kim Namjoon dari BTS berujar, “Kita kira dunia telah berhenti, tapi ia terus berputar maju. Saya percaya bahwa setiap pilihan yang kita buat adalah awal dari perubahan, bukan akhir. Saya harap di dunia yang baru dan menjanjikan ini, kita dapat berkata pada satu sama lain: selamat datang.”
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Inez Kriya
Sumber: SDG Moment 2021 dapat disaksikan pada kanal YouTube PBB ini dan ini.
Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah mempelajari ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di berbagai kota lintas Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkenalkan Naz pada masyarakat dan budaya yang beragam dan memperkaya perspektifnya. Dalam kehidupan profesionalnya, Naz memiliki passion dan pengalaman hampir satu dekade sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.