Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Kampung Mina Padi di Sleman Terapkan Sistem Pertanian yang Lebih Berkelanjutan

Kampung Samberembe, Sleman menerapkan pertanian berkelanjutan dengan sistem Mina Padi, dengan mengawinkan pertanian dan budidaya ikan dalam satu lahan.
Oleh Maulina Ulfa
17 Februari 2023
Kampung Mina Padi Samberembe, Sleman, DIY

Foto: Minapoli.

Indonesia diberkahi bentang alam dengan sumber daya alam melimpah. Sebagai negara agraris, pertanian menjadi salah satu potensi utama yang bisa menghasilkan berbagai komoditas unggulan, salah satunya adalah padi.

Di Pulau Jawa, pertanian menjadi jantung utama ekonomi masyarakat. Namun, praktik  pertanian selaras alam yang ramah lingkungan sudah semakin ditinggalkan, tergantikan oleh model pertanian yang banyak bergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia untuk menggenjot produktivitas, seperti pestisida dan pupuk sintetis. Celakanya, penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk pertanian dapat mengganggu keseimbangan tanah. Dalam penggunaan jangka panjang, bahan-bahan kimia bahkan dapat menyebabkan degradasi dan kesuburan lahan. 

Di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah kampung yang menerapkan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan yang memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar. Kampung tersebut adalah Kampung Mina Padi yang berada persisnya di Padukuhan Samberembe, Desa Candibinangun, Kecamatan Pakem.

Cara Kerja Sistem Pertanian Mina Padi

Masyarakat di Padukuhan Samberember menerapkan program pertanian yang disebut Mina Padi. Sistem Mina Padi mengawinkan pertanian dan budidaya ikan dalam satu lahan. Masyarakat Kampung Samberembe dulunya mengandalkan sektor pertanian konvensional secara turun-menurun. Sistem pertanian Mina Padi menghidupkan kembali metode kuno yang selaras dengan alam untuk meningkatkan hasil panen. 

Dalam prosesnya, benih ikan akan disebar di area  persawahan dan akan bertindak sebagai pemupuk alami dengan menghasilkan kotoran dan menggemburkan tanah. Dengan demikian padi atau tanaman pangan lainnya dapat tumbuh secara organik. Pada masa panen, ikan di persawahan tersebut menjadi sumber penghasilan tambahan sekaligus sumber protein bagi petani dan keluarganya.

Dengan lahan sekitar 3 hektare, Kampung Mina Padi Samberembe memproduksi 17,92 ton ikan konsumsi per tahun. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila, yang cenderung mudah dalam pemeliharaan dan pangsa pasarnya. Dengan sistem ini, pendapatan petani bisa meningkat 20 hingga 25 persen dibanding pertanian konvensional. 

”Hasilnya menguntungkan karena bisa memanen dua komoditas bahkan lebih sehingga memberikan nilai tambah. Untuk pengairan selama ini tidak ada kesulitan karena air melimpah sepanjang tahun dari sumber Kali Boyong,” kata Gunarto, petani di Samberembe yang sudah menerapkan pola Mina Padi sejak 2011.

Selain pertanian, Kampung Samberembe juga bertransformasi menjadi desa wisata dengan program Kampung Mina Wisata Technopark. Beberapa kelompok masyarakat terlibat dalam pengembangan kampung ini, antara lain Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Muda, Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Mina Laras Mandiri, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Mina Padi Mino Mudo.

Perlu Ditingkatkan

Kampung Mina Padi adalah salah satu percontohan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Pengembangan kearifan lokal berupa sistem pertanian kuno yang lebih ramah lingkungan dapat meningkatkan potensi ekonomi suatu daerah sekaligus nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Agar dampaknya dapat dirasakan masyarakat dalam skala yang lebih luas, inisiatif seperti ini perlu ditingkatkan dan diadaptasi di daerah-daerah lain di Indonesia dengan dukungan dari berbagai pihak.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Maulina Ulfa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Maulina adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember.

  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Darurat Kebakaran Hutan di Tengah Kemarau Panjang dan Bagaimana Mengatasinya
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Agradaya Berdayakan Petani Rempah di Menoreh
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
  • Maulina Ulfa
    https://greennetwork.id/author/maulinaulfa/
    Upaya Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Melalui Indonesian Sustainability Forum 2023

Continue Reading

Sebelumnya: KKP Susun Neraca Laut untuk Lindungi Ekosistem Laut Indonesia
Berikutnya: Laporan Kesenjangan Lahan dan Bagaimana Kita Dapat Mencegah Kondisi Bumi Memburuk

Artikel Terkait

seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025
seorang anak berdiri di sebuah rumah kayu Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Abul Muamar
25 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.