Komitmen Keberlanjutan Alfamart untuk Mendukung Pencapaian SDGs
Sejumlah mobil terparkir di halaman kantor Alfamart. | Foto oleh Alfamart.
Saat berbelanja di minimarket atau toko kelontong modern, kita mungkin akan merasa lebih nyaman. Ruangan yang sejuk, produk yang ditata rapi, harga yang transparan, dan—meski tak selalu—pelayanan yang ramah, adalah sederet faktor pendukungnya. Namun, di balik kenyamanan itu, ada beberapa dampak negatif yang tidak kita harapkan.
Dari aspek lingkungan, keberadaan minimarket turut menyumbang emisi karbon dari penggunaan energi berbahan bakar fosil dalam berbagai aktivitas operasinya. Selain itu, kemasan plastik dari produk-produk yang dijual dan dibeli konsumen rentan berujung menjadi sampah yang mencemari lingkungan.
Sedangkan dari aspek sosial-ekonomi, minimarket seringkali menjadi ancaman bagi usaha pedagang-pedagang kecil di sekitarnya.
Dampak-dampak negatif tersebut disadari dan menjadi perhatian Alfamart (PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk), salah satu perusahaan perdagangan ritel yang tokonya tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Melalui sejumlah inisiatif, perusahaan yang berdiri sejak 1989 ini menetapkan komitmen keberlanjutan (sustainability) untuk mendukung pencapaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Gunakan Energi Terbarukan
Salah satu komitmen keberlanjutan Alfamart adalah menerapkan penggunaan energi terbarukan untuk kebutuhan listrik operasionalnya. Komitmen ini diwujudkan dengan membangun sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 11 kantor cabang dan gudang di berbagai daerah sejak 2021.
Dengan PLTS berkapasitas 993 kWp, per September 2022 Alfamart menyatakan telah menurunkan emisi karbon sebanyak lebih dari 462 ton, mengurangi konsumsi batubara sebanyak 187 ton atau setara dengan menanam 25.000 pohon.
“Dan kami akan konsisten menambah jumlah PLTS di kantor dan gudang Alfamart pada tahun-tahun mendatang,” kata Solihin, Corporate Affairs Director Alfamart.
Selain itu, melalui Alfamart Sahabat Bumi yang berfokus pada lingkungan, perusahaan ini melakukan sejumlah praktik baik (good practice) sebagai berikut:
- Menanam pohon di lahan kritis di berbagai wilayah Indonesia.
- Mengkampanyekan ‘Stop pakai kantong plastik sekali pakai’ di setiap tokonya sejak 2016.
- Mengembangkan desa ramah lingkungan yang berkelanjutan.
- Menempatkan Reverse Vending Machine (RVM) di beberapa toko untuk meningkatkan kepedulian masyarakat mengenai dampak sampah plastik.
Rangkul Pelaku UMKM Lokal
Pada aspek sosial-ekonomi, Alfamart tidak hanya membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga merangkul pelaku UMKM lokal di setiap daerah. Per Agustus 2022, tercatat sekitar 180 pelaku UMKM lokal yang produknya dipasarkan di gerai Alfamart, lebih dari 9.000 pengusaha UMKM membuka tenant di halaman gerai Alfamart, dan lebih dari 26.000 orang bergabung menjadi pemilik toko virtual Alfamind.
Alfamart juga memberdayakan pelaku UMKM dan pedagang tradisional melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA) dengan sistem keanggotaan. Program ini memberikan pelatihan mengenai manajemen ritel modern, teknik menata barang, pengetahuan produk dan cash flow, dan pelayanan konsumen.
“Kami berharap implementasi dari pemberdayaan pelaku UMKM ini dapat membantu upaya pemulihan ekonomi dan meningkatkan ketangguhan para pelaku UMKM di Indonesia,” kata Nur Rachman, Corporate Communication GM Alfamart.
Berdayakan Penyandang Disabilitas
Alfamart juga menerapkan inklusivitas dengan memberdayakan penyandang disabilitas. Langkah ini diwujudkan dengan memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk menjadi karyawan melalui program Alfability yang telah berlangsung sejak 2016.
Per Oktober 2022, total ada 1.112 penyandang disabilitas yang menjadi karyawan Alfamart dan anak perusahaannya dengan berbagai posisi baik di toko, gudang, dan kantor. Selain itu, Alfamart juga mendirikan Pusat Pelatihan dan Magang Kerja Disabilitas dalam bidang ritel.
“Saat lingkungan kerja yang inklusif ini tercipta harmonis, maka setiap orang akan berkarya dengan kemampuan terbaiknya, tidak lagi memandang kekurangan. Dengan begitu produktivitas maksimal pun akan tercapai. Karena kita semua sama,” kata Tri Wasono Sunu, Human Capital Director Alfamart.
Apa yang dilakukan Alfamart menunjukkan bahwa industri ritel dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya mencapai target SDGs. Menerapkan komitmen ini pada seluruh rantai nilai dan rantai pasok adalah hal penting untuk memastikan bahwa keberlanjutan industri ritel dijalankan secara menyeluruh dan efektif.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network ID.