Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • Topik
    • Transisi Energi
    • Keuangan Berkelanjutan
    • Rantai Nilai Berkelanjutan
    • Semua Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • GNA Knowledge Hub
    • Kabar
    • Ikhtisar
    • Wawancara
    • Figur
    • Infografik
    • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Event
    • GNA Talks
    • GNA Flagship Events
  • Pengembangan Kapasitas
    • GNA Insights
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memulihkan Hutan Rumput Laut di Perairan Australia

Hutan rumput laut (kelp) rusak akibat pemanasan global. Para peneliti di Australia sedang memikirkan cara untuk memulihkan hutan bawah laut.
Oleh Kresentia Madina
19 Mei 2022
helai rumput laut mengambang di air laut biru

Foto oleh Oleksandr Sushko dari Unsplash

Kita semua sudah biasa melihat hutan di daratan, tetapi tahukah Anda bahwa ada juga hutan bawah laut? Rumput laut kelp adalah jenis ganggang cokelat yang hidup di garis pantai di seluruh dunia. Kawasan di mana rumput laut tumbuh dalam populasi besar disebut hutan rumput laut.

Sebagaimana hutan darat, hutan laut juga mengalami penurunan populasi akibat perubahan iklim. Sebagai salah satu habitat hutan rumput laut raksasa, Australia telah melakukan pelbagai upaya untuk memulihkan hutan rumput laut raksasa di wilayah mereka.

Hutan rumput laut: manfaat dan penurunan populasi

Hutan rumput laut biasanya terdapat di perairan yang relatif dangkal dan tembus sinar matahari. Fungsinya mirip dengan hutan darat: sebagai ekosistem tempat hidup hewan dan organisme dan penyerap CO2 yang sangat baik.

Hutan rumput laut tengah mengalami penurunan populasi. Hutan Laut Kelp Raksasa Australia Tenggara termasuk dalam daftar hutan laut yang terancam punah di bawah Undang-Undang Perlindungan Lingkungan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati 1999 (Environment Protection and Biodiversity Conservation Act 1999/EPBC Act).

Penyebab utamanya adalah pemanasan global. Meningkatnya suhu air laut membuat rumput laut yang sejatinya tumbuh subur di air bersuhu dingin menjadi rusak. Ledakan populasi bulu babi yang tak terkira akibat kurangnya pemangsa alami mereka menyebabkan konsumsi rumput laut yang berlebihan, sampai-sampai hanya tinggal “menyisakan sepetak tanah”.

Strategi dan keberhasilan pemulihan

Para peneliti di Australia tengah melakukan upaya pemulihan hutan rumput laut. Ada dua strategi utama untuk restorasi hutan rumput laut: pemulihan terbantu dan pemulihan aktif.

Strategi pemulihan terbantu memastikan pemulihan rumput laut dengan cara membuang bulu babi atau memasang substrat—lapisan batu atau tanah di bawah permukaan tanah—untuk kolonisasi rumput laut. Sementara itu, strategi restorasi aktif melibatkan transplantasi rumput laut dewasa dan muda dari lokasi donor atau menanam rumput laut yang dibudidayakan di laboratorium.

Salah satu langkah yang cukup berhasil adalah Operasi Crayweed. Operasi ini bertujuan untuk mengembalikan crayweed, spesies ganggang cokelat, ke habitat aslinya di terumbu Sydney menggunakan strategi transplantasi. Memasang crayweed yang ditransplantasikan ke dalam bebatuan yang gundul memungkinkan mereka untuk berkembang biak dan menciptakan populasi baru yang dapat hidup dengan sendirinya di terumbu. Pada 2019, crayweed memulai beberapa generasi di enam lokasi berbeda.

Kesempatan untuk melawan perubahan iklim

Lautan mencakup 71% permukaan bumi. Ekosistem laut adalah bagian penting—namun sering diabaikan—dari ikhtiar kita untuk mencapai keberlanjutan.

Dalam beberapa tahun terakhir, ganggang telah menarik perhatian para peneliti karena manfaatnya. Penemuan ini menunjukkan bahwa upaya, dana, dan studi harus dikerahkan untuk meneliti dan memahami lautan kita. Memulihkan hutan bawah laut di seluruh dunia dan memastikannya berkelanjutan berarti memanfaatkan sumber daya dan kemungkinan baru dalam membantu kita melawan perubahan iklim.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Selter untuk Anjing Liar di Thailand
Berikutnya: Membuka Peluang Green Jobs Indonesia Bersama Zona EBT

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi gambar garis berliku dari tumpukan mineral penting di sebelah bola lampu dengan filamen berbentuk kepalan tangan ke arah panah hijau Bagaimana Mineral Kritis Dapat Mendukung Transisi Energi Berkeadilan di Global South
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Mineral Kritis Dapat Mendukung Transisi Energi Berkeadilan di Global South

Oleh Gustavo Pessoa
31 Oktober 2025
Pemandangan pesisir Pantai Utara Jawa dengan garis pantai melengkung, air laut berwarna biru kehijauan, area persawahan di sisi kiri, dan permukiman di tepi pantai. Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
30 Oktober 2025
beberapa petani perempuan memanen daun teh di kebun Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
30 Oktober 2025
Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Sebuah nampan berisi ikan yang di sekitarnya terdapat sikat, pisau, dan makanan laut lainnya. Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Advertorial GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia