Mewujudkan Ekonomi Berkelanjutan di Tengah Ancaman Resesi
Foto oleh micheile dot com di Unsplash.
Perjalanan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menemui hambatan berupa ketidakpastian global. Selain pandemi, perubahan iklim, dan konflik, muncul ancaman resesi global pada tahun 2023, tidak terkecuali di Indonesia.
Resesi dan Dampaknya
Resesi adalah kondisi di mana aktivitas ekonomi di suatu wilayah mengalami penurunan secara signifikan yang umumnya ditandai dengan kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut. Beberapa hal yang dapat menyebabkan resesi antara lain tingkat inflasi yang tinggi, pengelolaan utang yang tidak sehat, guncangan ekonomi mendadak, dan perubahan teknologi.
Dampak resesi di antaranya adalah menurunnya tingkat investasi, terjadi inflasi dan deflasi yang tidak terkendali, meningkatnya pengangguran karena kekurangan lapangan pekerjaan, menurunnya pendapatan masyarakat, dan konflik sosial.
Fokus Kebijakan Fiskal 2023
Kebijakan fiskal 2023 Indonesia berfokus pada peningkatan produktivitas untuk transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Strategi yang ditempuh pemerintah adalah:
- Memfokuskan anggaran untuk penguatan kualitas SDM, akselerasi pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi dan regulasi, revitalisasi industri, dan mendorong pembangunan ekonomi hijau.
- Meningkatkan efektivitas transformasi ekonomi dengan dukungan reformasi fiskal yang holistik melalui mobilisasi pendapatan untuk pelebaran ruang fiskal, konsistensi penguatan spending better untuk efisiensi dan efektivitas belanja, serta mendorong pengembangan pembiayaan yang kreatif dan inovatif.
- Kebijakan pendapatan negara diarahkan untuk mendorong optimalisasi pendapatan dengan menjaga iklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha serta kelestarian lingkungan. Hal ini ditempuh dengan menjaga efektivitas reformasi perpajakan, mendorong sistem perpajakan yang lebih sehat dan adil, mendorong perluasan basis pajak dan peningkatan kepatuhan wajib pajak.
- Kebijakan belanja negara diarahkan untuk menghasilkan output/outcome yang berkualitas, memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian serta dapat mendorong pemerataan pembangunan, pengentasan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, perluasan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas, dan peningkatan daya beli masyarakat.
- Mendorong penguatan spending better melalui penghematan belanja barang, penguatan belanja modal, reformasi belanja pegawai, peningkatan efektivitas termasuk ketepatan sasaran belanja bantuan sosial dan subsidi, serta penguatan kualitas transfer ke daerah dan dana desa.
Di samping itu, pemerintah menetapkan target pendapatan negara sebesar Rp2,46 triliun untuk pendanaan pembangunan sehat dan berkelanjutan dan target belanja negara sebesar Rp3,06 triliun dengan porsi terbanyak untuk pendidikan dan kesehatan.
Tiga Aspek Fundamental
Menurut Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, ada tiga aspek fundamental yang mesti diperhatikan untuk keberlanjutan ekonomi Indonesia: ketahanan energi, ketahanan pangan, dan kesehatan. Untuk mengatasi tantangan pada tiga aspek tersebut, diperlukan sumber pertumbuhan baru pascapandemi COVID-19 dengan langkah berikut:
- Mendorong produksi dan penggunaan produk dalam negeri untuk pemulihan sektor riil.
- Hilirisasi industri sumber daya alam (SDA) bernilai tambah tinggi.
- Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan transisi ekonomi hijau.
- Pemanfaatan ekonomi digital. Aspek energi-pangan-kesehatan mesti memanfaatkan secara masif ekonomi digital.
- Reformasi sektor keuangan yang mencakup pengembangan, pendalaman, dan peningkatan inklusivitas.
“Energi, pangan, dan kesehatan adalah sektor-sektor yang sangat fundamental untuk kita tangani terus ke depan. Kalau kita mampu, maka pembangunan berkelanjutan di Indonesia bisa kita wujudkan,” kata Suahasil dalam acara Indonesia Economic Outlook 2023: Overcoming Economic Challenge Through Sustainability.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network ID.