Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

PBB Laporkan Dampak COVID-19 pada Perempuan, Imbau Upaya Pemulihan Pro Perempuan

Kebijakan yang tidak dikonsultasikan atau malah tidak melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan akan menjadi kurang efektif, bahkan dapat membahayakan.
Oleh Aliyah Assegaf
10 Juni 2021
Ilustrasi dampak COVID-19 pada perempuan dimana ada empat perempuan berdiri berjajar

Ilustrasi oleh Inez Kriya

Dalam beberapa dekade terakhir, kesetaraan gender menunjukkan peningkatan yang cukup nyata. Sebagai contoh, jumlah anak perempuan yang dipaksa menikah dini kini jauh berkurang, dan ada lebih banyak perempuan duduk di kursi kepemimpinan. Sayangnya, pandemi COVID-19 telah memperdalam ketimpangan yang masih ada, mengekspos kerentanan perempuan dewasa dan anak di berbagai sektor pembangunan. Untuk mengatasi situasi itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menerbitkan Policy Brief berjudul The Impact of COVID-19 on Women  (Dampak COVID-19 pada Perempuan).  

Dalam laporan tersebut, PBB menjelaskan bagaimana COVID-19 berdampak secara tidak proporsional pada perempuan semata-mata karena jenis kelamin mereka. Laporan itu juga mengelompokkan dampak COVID-19 pada perempuan ke dalam beberapa area, yakni dampak ekonomi, kesehatan, pekerjaan berbasis pelayanan yang tidak berbayar, serta kekerasan berbasis gender—yang menjadi lebih parah dalam konteks kerentanan, konflik, dan kedaruratan. PBB kemudian menggarisbawahi langkah-langkah prioritas yang disarankan sebagai panduan program pemulihan COVID-19 nasional, baik yang bersifat segera maupun jangka panjang. 

“COVID-19 bukan hanya mengancam sistem kesehatan global, melainkan juga menguji jiwa kemanusiaan kita. Pemulihan harus ditujukan untuk menciptakan sebuah dunia yang setara, yang lebih tangguh untuk menghadapi krisis-krisis di masa yang akan datang,” ujar PBB dalam laporan tersebut.

Secara global, perempuan memperoleh pendapatan, menabung, dan mendapat kesempatan kerja lebih sedikit. Perempuan juga cenderung dipekerjakan dalam sektor informal dengan akses jaminan sosial yang rendah, membuat mereka rentan jatuh ke garis kemiskinan. Karena perempuan juga dibebani tanggung jawab domestik yang besar, pekerjaan mereka cenderung berpotensi mengalami pemotongan gaji atau bahkan pemecatan.

Perempuan juga membentuk mayoritas pekerja dan tenaga kesehatan, meningkatkan kemungkinan mereka terpapar pada virus. Yang paradoks, perempuan justru tercatat sebagai kelompok yang cenderung kurang mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan berkualitas, vaksin dan obat-obatan penting, layanan kesehatan reproduktif dan maternal, atau biaya asuransi untuk pemeriksaan rutin dan yang memerlukan perawatan jangka panjang, terutama di kalangan komunitas pedesaan yang terpinggirkan.

Dalam lingkup global, 243 juta perempuan dewasa dan anak usia 15-49 tahun dilaporkan mengalami kekerasan seksual dan/atau fisik yang dilakukan oleh orang terdekat mereka selama pandemi, dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah. Menurut data, kekerasan terhadap perempuan dewasa dan anak yang semakin intens selama pandemi COVID-19 ini paling banyak terjadi di wilayah domestik. Selain itu, perempuan juga mengalami beban-beban domestik yang tidak diperhitungkan dan tidak berbayar.

Sumber: Policy Brief PBB

“Respon nasional harus menempatkan perempuan dewasa dan anak—termasuk keterlibatan, perwakilan, hak-hak, pengaruh sosial dan ekonomi, kesetaraan dan perlindungan mereka—di pusat program pemulihan COVID-19 jika ingin menciptakan dampak yang dibutuhkan,” imbuh PBB.

Policy Brief PBB menekankan tiga cara utama yang mencerminkan ajakan Sekretaris Jendral PBB dalam menangani masalah HAM, yang menitikberatkan langkah-langkah yang menurut PBB, jika mampu dicapai, akan memberikan pengaruh yang berarti bagi hak-hak perempuan, terutama dalam konteks pandemi.

Pertama, pastikan adanya perwakilan perempuan yang setara dalam seluruh perencanaan dan pembuatan keputusan program pemulihan COVID-19.

PBB menilai bahwa berdasarkan bukti-bukti yang ada di berbagai sektor, termasuk dalam perencanaan ekonomi dan respon darurat, kebijakan-kebijakan yang tidak dikonsultasikan atau malah tidak melibatkan perempuan dalam pengambilan keputusan akan menjadi kurang efektif, bahkan dapat membahayakan. Perempuan, baik secara individu maupun dalam organisasi seringkali berada di garis terdepan dalam program pemulihan COVID-19 di masyarakat, mereka harus dilibatkan dan didukung.

Kedua, dorong perubahan transformatif untuk kesetaraan gender dengan menangani sektor perekonomian berbasis layanan, yang berbayar maupun tidak.

PBB mengatakan bahwa pekerjaan berbasis layanan, di sektor formal sekalipun, dari guru hingga perawat, perempuan cenderung dibayar lebih rendah. Perempuan juga masih banyak dituntut untuk menyelesaikan rangkaian tugas pelayanan yang tak dipandang (tidak dianggap sebagai pekerjaan) dan tak berbayar di rumah. Menurut PBB, keduanya merupakan pondasi bagi kehidupan sehari-hari dan perekonomian, namun berdiri dan didasarkan pada norma-norma gender yang timpang.

Ketiga, jadikan semua perempuan sebagai sasaran utama dalam setiap upaya pemulihan sosial-ekonomi dari dampak COVID-19.

PBB menegaskan bahwa sangat penting menggunakan perspektif gender sebagai lensa untuk merancang paket-paket stimulus keuangan dan program pendampingan sosial untuk mencapai kesetaraan, kesempatan, dan perlindungan sosial yang lebih luas.

Upaya pemulihan COVID-19 yang terpusat pada perempuan seharusnya menjadi agenda kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan perempuan dewasa dan anak saja, tetapi juga kepentingan laki-laki dewasa dan anak, sebab perempuan adalah kelompok yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19 dan di saat yang sama, menjadi tulang punggung upaya pemulihan di tengah masyarakat.

Editor: Marlis Afridah

Penerjemah: Inez Kriya

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Aliyah Assegaf
Website |  + postsBio

Aliyah adalah seorang eksekutif ESG dan penulis konten di Green Network Asia.

  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Menilik 7 Tren Keberlanjutan dalam Bisnis
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Octopus: Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Ekosistem Pengelolaan Sampah yang Baik
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Recycling Village, Memanfaatkan Limbah Plastik untuk Fesyen
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Jendela Papua: Cerminan Kita, Papua, dan Indonesia, untuk Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: UI Dukung “Keberlanjutan” di Pendidikan Tinggi, Kembangkan UI GreenMetric
Berikutnya: Bisakah Sawit dan Margasatwa Hidup Berdampingan?

Artikel Terkait

seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025
seorang anak berdiri di sebuah rumah kayu Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Abul Muamar
25 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.