Sanad Initiative: Menjembatani Kesenjangan Layanan untuk Pengungsi Palestina di Mesir
Pendudukan Israel di Palestina telah memaksa ribuan warga Palestina meninggalkan negaranya untuk mencari keselamatan dan keamanan. Sayangnya, banyak pengungsi Palestina, termasuk mereka yang berada di Mesir, tidak memiliki status legal sebagai pengungsi, sehingga mereka kesulitan dalam mengakses berbagai layanan penting. Merespons hal ini, sekelompok pengungsi Palestina di Kairo meluncurkan Sanad Initiative untuk membantu pengungsi Palestina lainnya dan menjembatani kesenjangan dalam akses layanan.
Biaya Hidup dan Pengungsian
Pendudukan Israel atas wilayah Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade. Krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di negara itu telah menyebabkan sekitar 41.118 warga Palestina kehilangan nyawa, dan lebih dari 95.125 lainnya terluka sejak Oktober 2023. Jika ditambah dengan empat kematian tidak langsung dari setiap kematian langsung dan kasus yang tidak dilaporkan, maka jumlah korban tewas yang sesungguhnya dapat melebihi 186.000 jiwa.
Selain itu, pendudukan Israel juga telah memaksa banyak warga Palestina mengungsi, termasuk ke luar negeri. Di Mesir, ada lebih dari 100.000 warga Palestina yang mencari perlindungan.
Sayangnya, pengungsi Palestina di Mesir tidak memiliki status legal pengungsi karena pemerintah Mesir menolak mengakui mereka sebagai pengungsi. Penolakan ini didorong oleh kekhawatiran akan pengusiran permanen dan ketakutan bahwa Israel akan menghalangi kepulangan mereka. Akibatnya, mereka tidak memenuhi syarat untuk menerima sebagian besar bantuan internasional yang diperuntukkan bagi pengungsi.
Sanad Initiative: Dari dan Untuk Pengungsi Palestina
Mengakui kesenjangan dalam layanan pengungsi, masyarakat akar rumput di Mesir memutuskan untuk mengambil tindakan. Salah satunya adalah Sanad Initiative.
Sanad Initiative dibentuk oleh sekelompok pengungsi Palestina di Kairo yang berupaya mendukung pengungsi Palestina lainnya di Mesir. Mereka beroperasi di Kairo dan Gaza untuk membantu pengungsi internal dan eksternal Palestina.
Inisiatif ini menyediakan kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian bagi pengungsi Palestina di Kairo, serta memenuhi kebutuhan pengungsi internal Gaza dengan memasok produk-produk kebersihan, sanitasi, dan air bersih. Selain itu, dukungan psikososial dan sesi teman sebaya juga ditawarkan untuk membangun lingkungan komunitas yang mendukung.
Inisiatif ini dijalankan berdasarkan donasi dan respons yang dipimpin oleh komunitas. Melalui pengalaman bersama, mereka memahami secara mendalam tantangan dan kebutuhan unik para pengungsi Palestina di Mesir.
Urgensi Dukungan Kemanusiaan yang Inklusif
Melindungi hak-hak komunitas pengungsi dan memastikan perawatan dan dukungan yang tepat di luar tanah air mereka yang dilanda konflik sangatlah penting. Perawatan ini juga harus mencakup dukungan psikologis dan mental untuk membantu mereka mengatasi trauma dan membantu membangun kembali kehidupan mereka. Oleh karena itu, respons yang dipimpin oleh komunitas, seperti Sanad Initiative, sangatlah penting di tengah ketidakpastian situasi.
Penting untuk diingat dan dipahami bahwa para pengungsi terpaksa meninggalkan tanah air mereka karena keadaan mendesak, dan kurangnya dokumentasi yang tepat atau status hukum yang jelas dapat berdampak besar terhadap kehidupan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi kesenjangan yang muncul dan menjamin dukungan kemanusiaan yang inklusif.
Pada akhirnya, merupakan tanggung jawab para pemimpin dunia dan penegak hukum internasional untuk memprioritaskan penghentian konflik, persekusi, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya di seluruh dunia sehingga setiap orang dapat menjalani kehidupan yang aman dan damai tanpa terkecuali.
Editor: Kresentia Madina
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Dia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis tentang isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.