SDGs Desa: Mengantar Pedesaan Indonesia pada Tujuan Pembangunan Global
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) merupakan sebuah cetak biru bagi semua bangsa untuk maju dan mengakhiri kemiskinan. Melalui 17 Tujuan, TPB berniat memecahkan masalah-masalah global dengan fokus utama pada masyarakat, bumi, perdamaian, serta kemakmuran. SDG Moment 2021, sebuah progres terbaru dari agenda ini juga menjadi pengecekan kenyataan di lapangan agar seluruh negara dapat menjalankan langkah yang lebih baik lagi pada berbagai tingkatan: global, nasional, lokal, dan individual.
Lokalisasi TPB/SDGs merupakan hal yang vital. Semua negara memiliki sejarah, budaya, dan situasi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Perbedaan ini dapat mempengaruhi penerapan TPB/SDGs sebagai inti dari agenda pembangunan nasional. Komitmen Indonesia dalam TPB/SDGs dimulai pada 2015 ketika Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia pada masa itu, menandatangani dokumen di Sidang Umum PBB. Indonesia berkomitmen mewujudkan rancangan pembangunan nasional dengan mengacu pada 17 Tujuan Global sebagai inti gerakan yang disandingkan bersama kearifan lokal dan prinsip ‘Tidak Akan Ada Satu Orangpun Terlewatkan’ (No One Left Behind) sebagai wajahnya.
Di Indonesia, proses lokalisasi TPB/SDGs dimulai pada 2017 ketika Presiden Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden dengan seluruh rincian 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Peraturan Presiden ini juga mencakup instruksi untuk membuat Pemetaan TPB Nasional, Rancangan Aksi Nasional, dan Rancangan Aksi Lokal.
Kemitraan dan partisipasi inklusif adalah kunci untuk mencapai Tujuan-Tujuan Global ini. Indonesia memiliki beragam budaya, populasi yang besar, dan berbagai karakter sosio-ekonomi, sehingga lokalisasi TPB/SDGs hingga ke tingkat pedesaan sangatlah penting.
SDGs Desa selangkah lebih maju dibandingkan dengan TPB/SDGs tingkat nasional dalam upaya merangkul masyarakat.
Dalam proses lokalisasi, bahasa dan tampilan visual berperan penting. 17 Tujuan Global telah diadaptasi menjadi “SDGs Desa” dengan penyesuaian pada diksi dan logo untuk menciptakan pengaruh yang paling efektif. Bahkan terdapat Tujuan ke-18 dalam SDGs Desa, yaitu “Kelembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif”. Penambahan tujuan ini dilakukan agar kekosongan pada versi asli TPB/SDGs dapat terisi, sehingga sesuai dengan kondisi pedesaan yang unik dalam konteks pembangunan.
SDGs Desa menjadi referensi utama untuk pembangunan jangka menengah di semua pedesaan Indonesia. Indikator dari versi asli TPB/SDGs dimodifikasi agar sesuai dengan keadaan di tingkat pedesaan. Untuk menentukan indikator-indikator ini, seluruh pedesaan membutuhkan data spesifik tentang desa mereka sendiri. Agar SDGs Desa dapat tercapai, pendataan menjadi langkah awal yang penting, dan pemutakhiran data merupakan upaya terfokus yang sedikitnya dilakukan setahun sekali dengan melibatkan banyak pihak.
SDGs Desa adalah cara Indonesia dalam mencari konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih terjangkau dan mudah dipahami. SDGs Desa membuat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lebih dekat dan dapat diterapkan oleh penduduk desa, menciptakan tingginya angka partisipasi. Dengan demikian, para penduduk desa diharapkan dapat menikmati hasil dan manfaatnya sesegera mungkin.
Editor: Marlis Afridah
Penerjemah: Inez Kriya
Sumber: Situs Resmi SDGs Desa
Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah mempelajari ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di berbagai kota lintas Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkenalkan Naz pada masyarakat dan budaya yang beragam dan memperkaya perspektifnya. Dalam kehidupan profesionalnya, Naz memiliki passion dan pengalaman hampir satu dekade sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.