Singapura Targetkan Pariwisata Berkelanjutan dengan Roadmap Keberlanjutan Hotel
Singapura tak diragukan lagi merupakan salah satu destinasi wisata paling top di Asia. Predikat tersebut tetap bertahan bahkan selama pandemi COVID-19, dengan sekitar 330.000 wisatawan mancanegara dan perkiraan pendapatan $1,9 miliar (sekitar Rp27,3 triliun) dari pariwisata pada tahun 2021.
Pariwisata Berkelanjutan Singapura
Pariwisata merupakan bagian penting dari gaya hidup modern, yang mengisi kebutuhan akan jeda bagi wisatawan dan menjadi sumber pendapatan bagi sebagian penduduk setempat. Oleh karenanya, mengubah industri ini menjadi lebih berkelanjutan adalah penting bagi perjalanan pembangunan berkelanjutan Singapura.
Pada tahun 2021, Singapore Tourism Board (STB) menjadi anggota Global Sustainable Tourism Council (GSTC). Sementara itu, Resorts World Sentosa menjadi bisnis pariwisata pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan sertifikasi dari GSTC untuk Kriteria Destinasi dan Kriteria Industri Hotel.
Roadmap Keberlanjutan Hotel
Pada 21 Maret, Singapore Hotel Association (SHA) dan Singapore Tourism Board (STB) meluncurkan Roadmap Keberlanjutan Hotel dalam Konferensi dan Pasar Keberlanjutan Hotel. Peta (roadmap) ini sejalan dengan Rencana Hijau Singapura 2030.
Dengan empat fokus bidang inti (konservasi air, konservasi energi, pengelolaan limbah, dan sumber berkelanjutan), roadmap tersebut menetapkan dua target:
- Minimal 60% dari stok kamar hotel sudah mencapai sertifikasi keberlanjutan hotel yang diakui secara internasional pada tahun 2025
- Hotel-hotel mulai melacak emisi pada tahun 2023 dan mengurangi emisi pada tahun 2030, dengan tujuan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050
Singapura membayangkan industri hotel berkelanjutan terdepan yang mengintegrasikan keberlanjutan sebagai nilai inti di seluruh ekosistem hotel. Roadmap ini juga bertujuan untuk menjadikan industri hotel Singapura sebagai laboratorium hidup yang menggunakan keberlanjutan untuk mendorong daya saing dan pertumbuhan.
Strategi & Tantangan
Dengan lanskap gaya hidup, iklim, dan ekonomi yang berubah-ubah dengan cepat, sebagian pihak dalam industri perhotelan ingin memulai perjalanan keberlanjutan mereka. Namun, Straits Times melaporkan bahwa beberapa eksekutif perhotelan mengatakan bahwa faktor biaya merupakan tantangan besar dalam transformasi hijau ini.
Wee Wei Ling dari Pan Pacific Hotels Group mengatakan, “Tantangan lainnya adalah meyakinkan pemangku kepentingan hotel untuk berinvestasi dalam solusi berkelanjutan dan menemukan produk berkelanjutan yang berkualitas.”
Roadmap Keberlanjutan Hotel juga menjabarkan strategi yang dapat digunakan hotel sebagai panduan. Strateginya sangat bergantung pada kemitraan dengan pemain lintas sektor, mulai dari petani hingga perusahaan teknologi, seperti halnya semangat kolaborasi dalam pembangunan berkelanjutan.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Ia adalah seorang penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif berpengalaman dengan portofolio selama hampir satu dekade.