Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Sumur Resapan, Cara SPPQT Salatiga Menabung Air

"Keberadaan sumur atau lubang resapan sangatlah penting. Di area tangkapan air hujan, perkebunan, area pemukiman, dan sebagainya, sumur resapan ini mutlak diperlukan."
Oleh Zia Ul Haq
25 Agustus 2021

Sendang Senjoyo, salah satu sumber air PDAM Salatiga | Foto: Siklimis

Banjir di musim hujan, kekeringan saat kemarau—begitulah masalah tahunan yang dihadapi banyak daerah di Indonesia. Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) Salatiga menyadari bahwa kondisi semacam ini bukanlah salah alam, melainkan akibat dari ulah manusia yang kurang bisa mengelola pasokan air.

Perubahan Tata Guna Lahan dan Menyusutnya Debit Air

Salah satu sumber air utama PDAM Kota Salatiga adalah mata air Senjoyo, terletak di Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Lokasinya tepat di kaki Gunung Merbabu. Pada tahun 1995, debit air di mata air Senjoyo sebesar 1.115 liter per detik. Lalu turun sekitar 25 persen dalam kurun 13 tahun, yakni menjadi 838 liter per detik pada 2008. Penurunan ini bahkan bisa mencapai 40 persen pada musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan tata guna lahan di sekitar mata air dan di daerah tangkapan air hujan.

Perubahan tata guna lahan di sekitar daerah tangkapan (recharge area) tentu mengurangi jumlah air hujan yang terserap ke dalam tanah. Air hujan yang turun sekadar dialirkan ke selokan, berlanjut ke sungai, kemudian bermuara ke laut. Padahal, kelestarian mata air sangat bergantung pada jumlah air tanah yang berasal dari resapan air hujan. Berkurangnya debit air Senjoyo ini jelas sangat berpengaruh pada kehidupan para petani.

Membuat Sumur Resapan

Kesadaran atas masalah ini kemudian mendorong SPPQT melakukan proyek konservasi air. Bersama PDAM Kota Salatiga dan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH PLUS) USAID, SPPQT melakukan penghijauan dan pembuatan sumur resapan. Wilayah utamanya terpusat di sekitar mata air dan daerah-daerah tangkapan air hujan lereng Merbabu.

Sumur resapan dibuat dengan menggali tanah porus (meresap) yang datar berdimensi 2x2x2 meter. Dindingnya berupa bata yang disemen, sedangkan dasarnya tetap berupa tanah. Lubang ini lantas diisi kerikil hingga mencapai 30 cm, kemudian dilapisi ijuk setinggi 20-30 cm. Setelahnya, lubang ditutup dengan cor-coran berlubang sebagai jalan masuknya air. Perawatan sumur resapan cukup dengan membersihkan lubang masuk air dari sampah dan lumpur, juga mengganti lapisan ijuk setahun sekali saat musim kemarau.

Ilustrasi bagian-bagian sumur resapan. | Sumber: PDAM Tirta Banteng

“Keberadaan sumur atau lubang resapan sangatlah penting. Di area tangkapan air hujan, perkebunan, area pemukiman, dan sebagainya, sumur resapan ini mutlak diperlukan. Misi utamanya adalah bagaimana caranya agar semua air hujan bisa mengalir masuk ke sumur-sumur atau lubang-lubang resapan. Seperti wilayah Jakarta, ditaksir butuh 2 juta sumur resapan agar terbebas dari banjir,” tutur Ahmad Bahruddin, pendiri SPPQT.

Menurut Bahruddin, hingga tahun 2016 SPPQT bersama para mitra kerjanya berhasil menyelesaikan 2.000 unit sumur resapan pada area-area tangkapan Senjoyo, berlokasi di empat desa dan tiga kecamatan. Tiga tahun sejak konservasi sipil teknis ini, sumber mata air melimpah lagi.

Menurut data dari PDAM Kota Salatiga, debit air Senjoyo terus meningkat setiap tahunnya. Yang semula pada 2014 mengalami kenaikan sebesar 156 liter per detik, pada 2017 telah mencapai 355 liter per detik. Peningkatan debit air terjadi secara signifikan, dari 838 liter per detik pada 2008, menjadi 1.193 liter per detik pada 2017.

Sumur-sumur resapan itu berhasil mengamankan debit mata air Senjoyo, dengan memanen air hujan yang turun dari langit dan membuatnya terserap ke dalam tanah. Keberlimpahan air tentu berbanding lurus dengan kelestarian lingkungan dan kemudahan hidup masyarakat secara berkelanjutan. Dengan kerja sama berbagai pihak, SPPQT sudah melakukan satu tindakan taktis yang berdampak nyata dan luas bagi masyarakat dan lingkungan.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Zia Ul Haq
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Zia adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Pendidikan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini Ia aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: Grab Nyatakan Komitmen pada Keberlanjutan, Luncurkan Laporan ESG dan Inisiatif Gerakan Hijau
Berikutnya: Perjalanan Pertamina Menuju Energi Hijau untuk Indonesia 4.0

Lihat Konten GNA Lainnya

meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025
dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia