The Good Growth Plan: Komitmen Syngenta Wujudkan Pertanian Berkelanjutan

Foto oleh Syngenta Indonesia
Hadir di Indonesia sejak 1960-an, Syngenta merupakan pabrik perlindungan tanaman yang bermarkas global di Swiss. Syngenta berkomitmen membantu petani untuk menyelesaikan berbagai masalah pertanian. Inovasinya berdasarkan kajian ilmiah atas berbagai tantangan yang dihadapi petani; seperti perubahan iklim, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Pada 2013, Syngenta meluncurkan The Good Growth Plan untuk pertama kalinya.
The Good Growth Plan merupakan Kerangka Keberlanjutan yang mendeklarasikan 6 komitmen Syngenta untuk memperbaiki keberlanjutan pertanian. Pada 2020, perusahaan ini telah mencapai komitmennya dengan menyelamatkan 14 juta hektar lahan pertanian dari degradasi dan meningkatkan keanekaragaman hayati pada 8 juta lebih lahan pertanian.
The Good Growth Plan kemudian melanjutkan 4 komitmen baru yang hendak dicapai pada 2025. Komitmen baru ini bertujuan mengurangi jejak karbon, membantu petani menghadapi tantangan krisis iklim, dan membantu mereka untuk pulih dari dampak pandemi COVID-19. Empat komitmen itu adalah 1) mempercepat inovasi bagi petani dan alam, 2) mengusahakan pertanian netral karbon, 3) membantu pekerja pertanian tetap sehat dan selamat, dan 4) bermitra untuk menciptakan dampak.
Mempercepat inovasi bagi petani dan alam
Langkah Syngenta dalam melahirkan inovasi untuk pertanian yang berkelanjutan di Indonesia salah satunya dengan mendirikan Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman, di Cikampek, Jawa Barat sejak 1980. Syngenta juga melakukan lebih dari 150 sesi dengar dengan para pemangku kepentingan di seluruh dunia mengenai pertanian yang berkelanjutan. The Good Growth Plan menjadi faktor kunci dalam merekrut dan mempertahankan orang-orang dengan terobosan inovasi. Nilai investasi Syngenta pada pertanian berkelanjutan mencapai 2 miliar dollar.
Mengusahakan pertanian netral karbon
Pertanian memiliki peran besar dalam menanggulangi perubahan iklim, salah satunya dengan konservasi pertanian melalui pertanian cerdas iklim (climate-smart farming). Elemen inti dalam pertanian ini yaitu membantu penyerapan karbon dalam tanah, mencegah degradasi lahan, hingga memberikan hasil panen yang lebih baik ke rantai nilai. Syngenta berkomitmen mengurangi intensitas karbon pada operasinya hingga 50% pada tahun 2030.
Membantu pekerja pertanian tetap sehat dan selamat
Upaya Syngenta untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para pekerja pertanian yaitu dengan memastikan bahwa produknya digunakan secara efisien, bertanggung jawab, dan aman. Salah satunya dengan melakukan pelatihan penggunaan yang aman pada 42,4 juta orang seperti pekerja pertanian, pemilik sawah, petani kecil, distributor produk, dan para karyawan. Selain itu, Syngenta telah mencakup 99% pemasok melalui program tenaga kerja yang adil dan berkelanjutan.
Bermitra untuk menciptakan dampak
Syngenta bekerja sama dengan akademisi, praktisi, lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintah daerah dalam menerapkan manfaat pertanian berkelanjutan dan rendah karbon. Di Indonesia, Syngenta telah melakukan 6.900 acara virtual sejak Maret 2020 yang melibatkan 153.000 petani termasuk webinar hingga peluncuran teknologi terbaru. Acara tersebut diadakan bekerja sama dengan para mitra, mulai dari sektor swasta hingga kementerian terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi.
Berbagai upaya ini merupakan bentuk pengejawantahan dari lima prinsip panduan Syngenta yang berfokus pada interaksi antara teknologi, petani, dan lingkungan hidup. Lima prinsip panduan ini juga mengutamakan keseimbangan antara kelestarian sumber daya alam dan kesejahteraan manusia.
Editor: Marlis Afridah
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Ayu adalah reporter dan penulis konten lepas untuk Green Network ID. Ia juga seorang asisten peneliti, terlibat di Sajogyo Institute.