Upaya Umah Lumba Menyelamatkan dan Memulihkan Lumba-Lumba Sirkus

Foto: Bedneyimages di Freepik.
Setiap makhluk hidup memiliki hak untuk hidup bebas dan sejahtera. Namun, banyak satwa yang terperangkap dalam eksploitasi manusia, seperti lumba-lumba yang digunakan dalam pertunjukan sirkus. Terkait hal ini, Umah Lumba hadir sebagai fasilitas rehabilitasi yang ditujukan untuk pemulihan, pensiun permanen dari sirkus keliling, dan pelepasan kembali lumba-lumba ke habitat alaminya.
Hak dan Kesejahteraan Hewan
Kesejahteraan hewan merujuk pada kondisi hewan yang hidup nyaman, sehat, ternutrisi dengan baik, aman, dan mampu mengekspresikan perilaku alaminya tanpa halangan serta tidak menderita kondisi seperti rasa sakit, ketakutan, dan kesulitan. Dalam banyak kasus, kesejahteraan hewan tidak terlepas dari perlindungan dan perlakuan manusia terhadap mereka, terutama untuk hewan-hewan di lembaga konservasi dan hewan peliharaan.
Sayangnya, di Indonesia masih banyak lembaga konservasi yang tidak memperhatikan kesejahteraan tersebut dan bahkan melakukan eksploitasi. Hal tersebut turut disebabkan oleh rendahnya pemahaman tentang hak-hak hewan dan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum. Salah satu satwa yang banyak dieksploitasi di Indonesia adalah lumba-lumba, yang sering ditangkap dari laut lepas dan dipaksa bekerja untuk sirkus keliling.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa lumba-lumba liar yang ditangkap dari laut lepas biasanya dikurung di kolam renang kecil dan dilatih untuk kepentingan sirkus. Setelah cukup terlatih, mereka kemudian akan dipaksa tampil di sirkus untuk memenuhi hasrat wisatawan akan hiburan. Mereka diangkut secara tidak layak dari satu tempat pertunjukan sirkus ke tempat lainnya, dan seringkali dalam keadaan kering tanpa cukup air untuk bernapas. Lebih parahnya lagi, gigi mereka seringkali dipotong paksa dengan alasan untuk mencegah kecelakaan selama sesi foto dengan pengunjung.
Rehabilitasi, Pelepasan, dan Pensiun Lumba-Lumba Sirkus
Sebagai respons atas praktik eksploitasi ini, Umah Lumba hadir untuk membantu memulihkan, memensiunkan permanen, dan melepaskan lumba-lumba sirkus keliling ke habitat alaminya. Terletak di Teluk Banyuwedang, Kabupaten Buleleng, Bali, Umah Lumba sebelumnya merupakan tempat pertunjukan sirkus, yang kini bertransformasi menjadi pusat rehabilitasi yang bertujuan untuk membantu menyelamatkan populasi lumba-lumba di alam liar. Inisiatif ini diprakarsai oleh BKSDA Bali, Dinas Kehutanan Bali, bekerja sama dengan Jakarta Animal Aid Network sebagai penyedia tenaga kerja serta Dolphin Project yang memberikan dukungan finansial dan pengawasan. Nama “Umah Lumba” sendiri berasal dari bahasa Bali, yang berarti “rumah lumba-lumba”.
Umah Lumba dirancang untuk memulihkan lumba-lumba yang disita dari penangkaran atau yang terdampar atau terluka. Para inisiator Umah Lumba juga aktif melakukan penyitaan lumba-lumba yang masih digunakan untuk sirkus keliling di beberapa tempat. Untuk lumba-lumba yang dianggap layak untuk dilepaskan, mereka akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi dan Pelepasan Camp Lumba-Lumba di Karimunjawa, fasilitas permanen yang didedikasikan untuk rehabilitasi dan pelepasan lumba-lumba. Hewan mamalia ini kemudian akan dipersiapkan untuk kembali ke wilayah asalnya.
Karimunjawa ini dipilih secara khusus karena sebagian besar lumba-lumba ditangkap dari perairan Taman Nasional Karimunjawa, dan melepaskan mereka di sini memberikan peluang besar bagi mereka untuk bersatu kembali dengan kelompok keluarga mereka. Johnny, Rocky, dan Rambo, merupakan lumba-lumba yang telah menyelesaikan proses rehabilitasi dan sukses dilepasliarkan.
Sementara itu, untuk lumba-lumba yang tidak dapat dilepaskan, Pusat Umah Lumba menempatkan mereka di dalam kandang penyembuhan, membantu mereka hidup senatural dan semandiri mungkin di bawah pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup.
Perlindungan Satwa Liar
Perlindungan terhadap satwa liar harus menjadi prioritas dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati. Satwa liar memiliki hak untuk hidup di habitat alaminya tanpa gangguan yang merusak ekosistem. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa satwa liar mendapatkan perlindungan melalui kebijakan yang tegas, peningkatan kesadaran, serta upaya konservasi yang berkelanjutan demi menjaga keseimbangan alam.
Editor: Abul Muamar

Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.