Urgensi untuk Mengatasi Kehamilan Remaja di Seluruh Dunia
Kehamilan merupakan sebuah proses yang penuh risiko bagi perempuan meski dapat menjadi sebuah kebahagiaan. Idealnya, perempuan yang ingin melahirkan harus siap secara mental dan fisik. Namun, masih banyak kasus kehamilan yang tidak diinginkan di seluruh dunia, terutama dialami oleh remaja perempuan. Mengatasi masalah kehamilan remaja sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan remaja perempuan.
Kehamilan Remaja Adalah Masalah Kompleks
Diperkirakan, terdapat 21 juta kehamilan setiap tahun yang dialami oleh remaja perempuan berusia 15-19 tahun di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Separuh dari kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, yang seringkali berakhir dengan aborsi yang tidak aman.
Kehamilan remaja merupakan akibat dari berbagai masalah kompleks. Di banyak tempat, norma-norma sosial dan budaya masih mendorong anak perempuan untuk segera menikah dan punya anak. Anak perempuan sering dianggap tidak perlu menempuh pendidikan tinggi layaknya anak laki-laki. Data UNICEF menunjukkan perkiraan jumlah pengantin anak di dunia mencapai 650 juta pada tahun 2021. Pernikahan anak erat kaitannya dengan rendahnya tingkat pendidikan. Hal ini juga meningkatkan risiko kehamilan dini karena remaja perempuan tidak memiliki kebebasan untuk memutuskan apakah akan punya anak dan menggunakan kontrasepsi atau tidak.
Pada saat yang sama, alat kontrasepsi tidak mudah diakses oleh remaja di banyak tempat. Di Asia-Pasifik, 34 juta perempuan muda berusia 15–24 tahun tidak memiliki akses terhadap kontrasepsi modern. Jika pun tersedia, para remaja seringkali tidak punya kemampuan atau sumber daya untuk memperolehnya, mengetahui di mana mendapatkannya, dan menggunakannya dengan benar.
Selain itu, risiko kehamilan remaja lebih tinggi akibat kekerasan seksual. UNICEF memperkirakan setidaknya 1 dari 8 anak pernah mengalami pelecehan seksual sebelum usia 18 tahun pada tahun 2020, sementara 1 dari 20 anak perempuan berusia 15–19 tahun pernah mengalami kekerasan seksual selama hidup mereka.
Berbagai Dampak Bagi Ibu Muda
Perempuan yang pernah melahirkan di usia remaja dapat menderita berbagai penyakit jangka panjang. Geetu Kumari, seorang remaja perempuan yang hamil pada usia 16 tahun, menyampaikan pengalamannya dalam Dialog Regional tentang Kehamilan Remaja di Asia Selatan. Dia bilang, “Saya tidak pernah mendapatkan kekuatan kembali setelah operasi caesar. Saya masih merasa lemah dan sulit melakukan pekerjaan rumah dan merawat bayi saya. Saya hanya ingin sehat kembali.” Bayi Kumari lahir dengan berat hanya 1,5 kg dan membutuhkan dukungan intensif untuk hidup.
Selain itu, kehamilan remaja juga menimbulkan berbagai tantangan sosial, seperti kesulitan untuk kembali bersekolah, terjerat pengangguran, serta stigma dan penolakan dari masyarakat. Di Asia Selatan, misalnya, 49% anak perempuan tidak mengenyam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan.
“Selain rintangan untuk belajar, mendapatkan layanan kesehatan yang baik, dan mengonsumsi makanan bergizi, mereka juga tidak diberi kesempatan untuk membangun keterampilan dan memulai bisnis—semua yang mereka perlukan sebagai orang tua untuk berkembang dan memenuhi potensi mereka,” kata Sanjay Wijesekera, Direktur Regional UNICEF untuk Asia Selatan. Oleh karena itu, meningkatkan dukungan terhadap ibu remaja sama pentingnya dengan mencegah kasus kehamilan remaja.
Intervensi Sistemik untuk Mengatasi Kehamilan Remaja
Bukan hanya masalah ketimpangan gender, kehamilan remaja juga merupakan masalah kesehatan global yang memiliki implikasi sosial dan ekonomi. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dan organisasi yang fokus pada gender dan kesehatan harus berkolaborasi dalam menciptakan intervensi sistemik.
Meningkatkan cakupan dan kualitas pendidikan seksual bagi semua sangat penting untuk membekali remaja dan anak-anak dengan pengetahuan tentang hak-hak mereka dan konsep persetujuan bersama (consent) dan hak pilihan, serta keterampilan untuk berkomunikasi dan bernegosiasi. Penting juga untuk mengatasi stigma masyarakat dan budaya mengenai kontrasepsi dan aborsi, yang juga harus dibarengi dengan peningkatan akses dan kualitas keduanya.
Terakhir, pemerintah harus menerapkan kebijakan dan program yang mendukung kebutuhan ibu remaja untuk hidup aman dan sehat. Secara keseluruhan, mengatasi kehamilan remaja merupakan hal krusial untuk memastikan dunia yang aman dan sehat untuk semua.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.