Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • Akar Rumput
  • GNA Knowledge Hub

Inisiatif Energi Terbarukan Berbasis Komunitas di Desa-Desa Transmigran Halmahera

Inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas di Halmahera sedang mengembangkan sistem biogas untuk memenuhi kebutuhan energi lokal.
Oleh Arifa Fajar
10 Juli 2025
tiga pria sedang membangun fasilitas biogas

Pembangunan Fasilitas Biogas. | Foto: Dokumentasi: Biogas Safari Bumi Raya.

Banyak wilayah di Indonesia memiliki potensi unik untuk sumber daya energi terbarukan. Hal ini terutama berlaku di daerah pedesaan, dengan potensi energi surya, biomassa, hidro, dan angin yang sangat menjanjikan namun sebagian besar masih belum tergarap. Hal inilah yang mendorong inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas di desa-desa transmigran di Halmahera, Maluku Utara. Di desa-desa tersebut, masyarakat mengembangkan sistem biogas untuk memenuhi kebutuhan energi lokal.

Energi Terbarukan di Desa-desa Transmigran

Biogas termasuk salah satu sumber energi terbarukan yang paling menjanjikan di Indonesia. Potensinya dapat mencapai hingga 7.000 juta Nm3 per tahun dari limbah ternak dan pertanian. Diproduksi melalui Anaerobic Digestion (AD), sebuah proses yang mengubah limbah organik menjadi energi, biogas menawarkan alternatif yang lebih murah dan handal dibandingkan gas minyak cair (LPG), yang mungkin cukup sulit diakses oleh masyarakat pedesaan.

Contohnya dapat kita saksikan di desa-desa transmigran di Halmahera. Daerah transmigrasi adalah permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menyebar penduduk. Zona-zona ini seringkali dikelilingi oleh sumber daya energi yang belum tergarap secara optimal karena keterbatasan kapasitas teknis dan infrastruktur. Sementara itu, seiring komunitas transmigran menetap dan berkembang, memastikan akses terhadap energi terbarukan dan andal menjadi bagian integral dari visi tersebut.

seorang pria sedang membangun fasilitas biogas
Pembangunan Fasilitas Biogas. | Foto: Dokumentasi: Biogas Safari Bumi Raya.

Inisiatif Energi Terbarukan Berbasis Komunitas di Halmahera

Desa-desa transmigran di Halmahera mewujudkan visi tersebut melalui inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas. Mereka telah merasakan manfaat efisiensi biogas, terutama untuk keperluan rumah tangga.

Dengan pelatihan yang difasilitasi oleh OMS Safari Bumi Raya, komunitas transmigran di Halmahera mulai membangun digester biogas. Mereka membangunnya di lingkungan yang terkendali untuk memastikan hasil yang konsisten dan mengoptimalkan produksi biogas. Biogas kemudian didistribusikan melalui pipa ke setiap rumah.

Sistem ini menciptakan siklus mandiri dengan mengubah limbah pertanian dan pupuk kandang menjadi biogas bersih untuk memasak. Kemudian, sisa produk sampingan yang kaya nutrisi dapat digunakan sebagai pupuk untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Proses ini merupakan model ekonomi sirkular dalam skala kecil.

Selain itu, inisiatif ini juga berperan sebagai alat pemberdayaan sosial. Perempuan di Halmahera telah mengambil peran kepemimpinan dalam mengelola sistem biogas untuk menghasilkan energi bagi keperluan rumah tangga. Keterlibatan aktif mereka telah memperkuat jaringan komunitas, menyatukan masyarakat di bawah komitmen kolektif untuk ketahanan energi lokal.

Inovasi dan Aspirasi Pedesaan

Apa yang dimulai di tingkat lokal memiliki potensi yang jauh lebih besar. Inisiatif energi terbarukan berbasis komunitas di Halmahera hanyalah satu dari sekian banyak praktik baik dalam pembangunan pedesaan dan energi. Aspirasi masyarakat pedesaan dan akar rumput harus selalu mendapat tempat dalam pembangunan mereka sendiri, yang juga menghormati alam tempat pembangunan tersebut berjalan.

Pada akhirnya, keberhasilan transmigrasi dan pembangunan pedesaan tidak boleh hanya diukur dari seberapa besar pemanfaatan lahan atau jumlah jalan yang dibangun, tetapi juga seberapa efektif program tersebut memobilisasi masyarakat lokal sebagai agen perubahan dalam membangun ekosistem berkelanjutan dan masyarakat yang tangguh.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Terbitkan laporan lapangan dan cerita dari akar rumput dalam lensa isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development), utamanya dengan perspektif yang melayani kebutuhan komunitas akar rumput dan kepentingan publik. Pelajari Panduan Laporan Akar Rumput GNA.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Arifa Fajar
+ postsBio

Arifa adalah mahasiswa Program Studi Lingkungan dan Keberlanjutan di University of British Columbia (UBC), Kanada. Ia memiliki minat tinggi terhadap energi terbarukan dan inisiatif keberlanjutan berbasis komunitas.

    This author does not have any more posts.

Continue Reading

Sebelumnya: Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional
Berikutnya: Indonesia Tandatangani Komitmen Tingkat Tinggi untuk Pelindungan Terumbu Karang

Lihat Konten GNA Lainnya

bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia