Skip to content
  • Tentang
  • Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Dunia
  • ESG
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Bank Makanan Bantu Atasi Kelaparan dan Limbah Pangan

Kelaparan dan limbah pangan adalah masalah yang saling berkaitan. Untuk mengatasinya, bank makanan membantu menyalurkan kelebihan pangan kepada mereka yang membutuhkan.
Oleh Attiatul Noor
9 Juni 2025
kotak untuk donasi makanan

Foto: Freepik

Dunia memproduksi lebih dari cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi setiap orang. Namun sayangnya, lebih dari 738 juta orang masih hidup dalam kelaparan. Pada saat yang sama, sekitar seperlima makanan yang diproduksi setiap tahunnya terbuang atau menyusut sebelum dikonsumsi. Kelaparan dan limbah pangan adalah masalah yang saling berkaitan, dan bank makanan dapat membantu menjembatani masalah tersebut.

Kelaparan dan Limbah Pangan

Berbagai faktor seperti cuaca ekstrem, konflik, krisis biaya hidup, dan krisis ekonomi terus memperburuk kondisi kelaparan, kerawanan pangan, dan kekurangan gizi di berbagai belahan dunia. Dampaknya paling dirasakan oleh perempuan serta kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Situasi ini mencerminkan masalah distribusi yang tidak merata dalam sistem pangan global.

Selain itu, susut dan sisa pangan telah menjadi masalah yang serius. Lebih dari satu miliar porsi makanan terbuang setiap harinya, mulai dari hasil panen yang menyusut selama masa pascapanen hingga bahan pangan yang tidak laku di pasar. Secara global, akumulasi susut dan sisa pangan ini menyebabkan kerugian ekonomi hingga $1 triliun/tahun (Rp 16 kuadriliun/tahun) dan menghasilkan 8–10% total emisi gas rumah kaca.

Bank Makanan

Kelaparan dan limbah pangan merupakan masalah yang sering terjadi dalam sistem pangan global. Secara teori, upaya mengakhiri kelaparan dan mengurangi limbah pangan harus saling terhubung–sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Salah satu cara yang dapat mengatasi masalah ini adalah bank makanan.

Selain menerima donasi, bank makanan pada umumnya juga bekerja sama dengan berbagai perusahaan dan lembaga di seluruh rantai pasok untuk mengumpulkan makanan yang masih layak konsumsi dan bergizi, namun berisiko terbuang. Makanan tersebut akan disortir berdasarkan nilai gizi dan kebutuhan masyarakat lalu disalurkan ke berbagai lembaga mitra, dapur umum, dan organisasi.

Sebagai contoh, organisasi Feeding America telah mendistribusikan 723 juta makanan bergizi pada 2017. Selain itu, Sesc Mesa Brazil menjangkau sekitar 2,1 juta orang setiap bulannya, sekitar seperlima dari populasi yang mengalami kekurangan gizi. Sementara di Indonesia, ada Garda Pangan yang menyelamatkan dan mencegah makanan menjadi sampah, dan menyalurkannya ke masyarakat yang membutuhkan.

Menjembatani Kesenjangan

Meski bank makanan mampu mengurangi kelaparan dan limbah pangan secara signifikan, perannya masih bersifat sementara dan belum menyelesaikan akar permasalahan. Diperlukan solusi yang lebih komprehensif melalui intervensi terpadu dan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi dua persoalan tersebutnya. Namun, bank makanan sebagai sistem yang telah berjalan tetap berperan penting dalam menjembatani kesenjangan distribusi pangan sehingga diperlukan peningkatan pendanaan, kebijakan yang mendukung, dan penguatan infrastruktur untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi distribusi. Pada akhirnya, memastikan akses terhadap pangan yang aman, sehat, dan bergizi adalah tanggung jawab bersama.

Penerjemah: Kesya Arla

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Continue Reading

Sebelumnya: Maju-Mundur Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan dalam RUPTL 2025-2034
Berikutnya: Singapura Luncurkan Alat Pelaporan ESG Otomatis

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

sekelompok orang berdiri di tangga depan kuil. Tantangan Pemulihan Pariwisata setelah Pandemi COVID-19
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Tantangan Pemulihan Pariwisata setelah Pandemi COVID-19

Oleh Andi Batara
24 Juli 2025
Seseorang menganalisis data keuangan pada tablet dan monitor Australia Berlakukan Pelaporan Iklim Wajib bagi Perusahaan Besar
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Australia Berlakukan Pelaporan Iklim Wajib bagi Perusahaan Besar

Oleh Attiatul Noor
24 Juli 2025
tempat tidur di ruang perawatan medis dengan sofa di sampingnya Pendekatan Sistemik untuk Hapus Kekerasan Seksual di Fasilitas Kesehatan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pendekatan Sistemik untuk Hapus Kekerasan Seksual di Fasilitas Kesehatan

Oleh Abul Muamar
23 Juli 2025
panel surya di atap rumah ICSC Luncurkan Alat Pemetaan Instalasi Panel Surya Atap di Filipina
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

ICSC Luncurkan Alat Pemetaan Instalasi Panel Surya Atap di Filipina

Oleh Kresentia Madina
23 Juli 2025
getah dari batang pohon kemenyan Bayang-Bayang Deforestasi di Tengah Ambisi Hilirisasi Kemenyan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bayang-Bayang Deforestasi di Tengah Ambisi Hilirisasi Kemenyan

Oleh Seftyana Khairunisa
22 Juli 2025
tanaman kecil tumbuh di sela-sela ubin beton Kolaborasi untuk Mendorong Peningkatan Pendanaan Adaptasi terhadap Bencana Iklim di ASEAN
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Mendorong Peningkatan Pendanaan Adaptasi terhadap Bencana Iklim di ASEAN

Oleh Kresentia Madina
22 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.