Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Menengok Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Wisata Pentingsari

Melalui pendekatan berbasis masyarakat, Desa Wisata Pentingsari mampu mengembangkan potensi daerahnya menjadi destinasi wisata yang turut meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Oleh Seftyana Khairunisa
26 April 2024
sekelompok lelaki sedang membuat kerajinan wayang dari rumput

Foto: Dokumentasi Desa Wisata Pentingsari.

Pengembangan pariwisata di tingkat lokal dapat menjadi salah satu cara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Di tingkat desa atau kampung, ada banyak potensi baik alam maupun budaya yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata untuk meningkatkan perekonomian. Salah satu kampung yang telah berhasil mengembangkan pariwisata dan mengentaskan kemiskinan penduduknya adalah Desa Wisata Pentingsari, yang berada di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keluar dari Jerat Kemiskinan

Pada tahun 1990-an hingga 2000-an, Pentingsari merupakan salah satu dusun termiskin di antara desa-desa yang ada lereng Gunung Merapi. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan perkebunan, namun akses ke kampung ini sulit karena wilayahnya terpencil. Terbatasnya lapangan pekerjaan juga berdampak pada rendahnya tingkat perekonomian penduduk di kampung ini.

“Dari latar belakang itu, masyarakat kami rasanya kok isin (malu) dan ini suatu cambuk buat kami dan memotivasi kami untuk menggali kira-kira apa yang bisa dilakukan untuk bisa membuat desa kami ini bisa lebih maju untuk kesejahteraan masyarakatnya,” ujar Cipta Ningtyas, Ketua Pengelola Desa Wisata Pentingsari. 

Beberapa warga yang menjadi perintis pariwisata di desa ini melihat adanya potensi kekayaan alam dan budaya hingga muncul ide untuk mengembangkan Pentingsari sebagai desa wisata.

Transformasi Desa Wisata Pentingsari

Pengembangan Desa Pentingsari sebagai desa wisata dimulai dengan musyawarah untuk menyosialisasikan ide pengembangan desa wisata ke seluruh warga yang mayoritas bekerja sebagai petani. Setelah beberapa kali musyawarah, sebagian besar warga pun setuju dan mendukung pengembangan desa wisata.

Pada awal pengembanganya, fokus utama Desa Pentingsari adalah menjadikan aktivitas sehari-hari di desa sebagai daya tarik wisata. Hingga hari ini, salah satu daya tarik utama yang ditawarkan oleh desa wisata ini adalah menetap bersama (live in) untuk mengeksplorasi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan desa. Penduduk kampung ini menjadikan rumah mereka sebagai penginapan (homestay) dan membuat berbagai atraksi wisata yang melibatkan wisatawan dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya, seperti  belajar bertani, tari tradisional, mencanting, dan memainkan gamelan.

Pengembangan awal Desa Wisata Pentingsari tidak lepas dari dukungan pemerintah daerah setempat, yaitu Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY. Seiring berkembangnya desa wisata ini, dukungan dan kerja sama dengan berbagai institusi pun bertambah, termasuk pemerintah pusat, lembaga keuangan, perguruan tinggi, hingga kelompok masyarakat seperti kelompok peternak atau kelompok tani. Dukungan dari berbagai sektor ini berupa bantuan dana, pembangunan dan penambahan sarana dan prasarana, maupun pelatihan yang membantu meningkatkan kualitas wisata di Pentingsari.

Pengelolaan Desa Wisata Pentingsari berada di bawah koordinasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang mengajak setiap warga untuk terlibat, mulai dari tahap perencanaan, pengelolaan, hingga evaluasi. Pokdarwis hadir untuk memastikan agar pengelolaan wisata berjalan secara adil dan setiap warga dapat merasakan manfaat pengembangan desa mereka sebagai desa wisata, seperti lapangan kerja baru serta peluang untuk mengenyam pendidikan dan pelatihan. 

sejumlah turis bermain gamelan dengan seorang guru berdiri di depannya
Foto: Dokumentasi Desa Wisata Pentingsari.

Kini, Desa Pentingsari telah mengubah wajahnya dari desa miskin menjadi desa wisata yang membantu menyejahterakan warganya. Dalam situsnya, desa wisata ini mengklaim telah memberdayakan 390  warganya dan mendatangkan hingga 25 ribu wisatawan setiap tahun. Namun, dalam perjalanannya, desa wisata ini juga menghadapi banyak tantangan, seperti potensi konflik dalam hal pemerataan pendapatan, risiko bencana alam seperti meletusnya Gunung Merapi, serta pandemi.

“Setelah pandemi, kami mulai berpikir kembali, kami harus bangkit jadi kami mulai mengemas lagi, mulai berpromosi lagi, mulai menata diri lagi agar desa wisata kami tetap menjadi rujukan bagi wisatawan. Sekarang ketika sudah hampir berjalan 16 tahun, tantangannya sudah berbeda lagi di mana kami harus bisa berinovasi kembali, bisa memainkan teknologi dengan harapan agar wisatawan tetap merasa harus ke Pentingsari lagi,” terang Ningtyas.

Pariwisata Berbasis Masyarakat

Capaian Desa Wisata Pentingsari menunjukkan pentingnya pendekatan berbasis masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata di tingkat lokal. Dengan pendekatan ini, semua komponen masyarakat dapat terlibat aktif sebagai subjek utama dalam kegiatan kepariwisataan. 

Selain itu, pendekatan berbasis masyarakat juga dapat mendorong terwujudnya pariwisata berkelanjutan yang baik bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Pendekatan ini dapat mengadopsi nilai dan kearifan lokal dalam pengembangan daya tarik wisata, yang dapat mencegah terjadinya eksploitasi, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Hal ini penting untuk memastikan agar wisata dapat bertahan dalam jangka panjang dengan tetap menjaga kesehatan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku wisata.

Editor: Abul Muamar

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Seftyana Khairunisa
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Nisa adalah reporter dan asisten peneliti di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Sarjana Ilmu Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada. Ia memiliki minat di bidang penelitian, jurnalisme, dan isu-isu seputar hak asasi manusia.

  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Bayang-Bayang Deforestasi di Tengah Ambisi Hilirisasi Kemenyan
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Indonesia Tandatangani Komitmen Tingkat Tinggi untuk Pelindungan Terumbu Karang
  • Seftyana Khairunisa
    https://greennetwork.id/author/seftyanaauliakhairunisa/
    Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Continue Reading

Sebelumnya: Tren Pertumbuhan UMKM di Asia Pasifik dan Hambatan yang Perlu Diatasi
Berikutnya: Perlindungan Iklim Adalah Hak Asasi Manusia

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025
Sebuah ilustrasi karya Frendy Marcelino yang menggambarkan tumpukan tote bag dan tumbler tak terpakai yang tumpah keluar dari sebuah tumbler besar. Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Fenomena Penumpukan Produk Ramah Lingkungan di Indonesia

Oleh Nadia Andayani
20 Agustus 2025
orang-orang menonton pertunjukan teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami” Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Merenungi Suramnya Dunia Pendidikan lewat Teater “Robohnya Sekolah Rakyat Kami”

Oleh Nareswari Reswara Widya
20 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia