Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Upaya WFP Atasi Kerawanan Pangan Masyarakat Rentan dengan Pertanian Hidroponik

Dengan menggunakan metode pertanian hidroponik, Program Pangan Dunia (WFP) mencoba memberikan solusi atas masalah kerawanan pangan kepada masyarakat rentan di seluruh dunia.
Oleh Kresentia Madina
1 Desember 2023
tiga anak dengan seorang perempuan berdiri di depan tanaman hidroponik

Foto: World Food Programme (WFP).

Perubahan iklim merupakan tantangan besar dalam produksi pangan. Perubahan tata guna lahan, kekeringan dan banjir ekstrem, serta pola cuaca yang tidak menentu telah menyebabkan alur produksi pertanian menjadi terganggu. Pada saat yang sama, jutaan orang masih hidup dalam kelaparan. Terkait hal ini, Program Pangan Dunia  (WFP) mencoba memberikan solusi atas masalah kerawanan pangan kepada masyarakat rentan di seluruh dunia dengan metode pertanian hidroponik.

Sekilas tentang Pertanian Hidroponik

Pada prinsipnya, pertanian hidroponik adalah cara membudidayakan tanaman tanpa tanah. Caranya dengan menggunakan air yang terdiri dari larutan mineral dan nutrien sebagai sumber nutrisi tanaman. Penanaman dengan metode hidroponik bisa dilakukan di mana saja, mulai dari halaman belakang rumah hingga kompleks apartemen, baik di luar maupun di dalam ruangan.

Pertanian hidroponik membutuhkan lebih sedikit ruang, sumber daya, dan waktu dibandingkan pertanian tradisional. Di tengah perubahan iklim, konflik dunia, dan berbagai krisis lainnya, metode ini dapat memberikan alternatif cara bertani, terutama bagi mereka yang kekurangan lahan, dan masyarakat rentan dan pengungsi di seluruh dunia.

Namun, meski terlihat sederhana, menanam dengan hidroponik memerlukan keterampilan dan pengetahuan dasar, dan tak semua orang mampu menerapkannya. Inisiatif H2Grow yang diluncurkan oleh WFP bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut.

Inisiatif H2Grow oleh WFP

Inisiatif H2Grow oleh WFP bertujuan untuk membekali masyarakat yang menghadapi kerawanan pangan di gurun, kamp pengungsian, permukiman informal perkotaan, dan daerah lain yang terkena dampak iklim dan konflik. Hal ini memungkinkan para petani untuk belajar cara menanam, mengelola, dan memelihara tanaman untuk memperkuat ketahanan pangan mereka.

Lokalisasi adalah salah satu aspek utama H2Grow. Pada tahap pertama yang berlangsung pada 2016–2017, H2Grow diuji menggunakan teknologi hidroponik terkontrol berteknologi tinggi yang terbukti belum siap di lapangan. Setelah mengadaptasi teknologi ke dalam konteks lokal untuk menciptakan solusi berteknologi rendah dan mudah diakses, inisiatif ini pada akhirnya dapat direplikasi di tempat lain.

Pada tahun 2022, H2Grow telah menjangkau lebih dari 89.000 orang di 21 negara, dan hampir setengahnya adalah perempuan. Metode hidroponik juga digunakan untuk mendukung program pemberian makanan di sekolah di Burundi, Zambia, dan negara-negara Afrika lainnya. Langkah ini turut membantu menyediakan makanan bergizi bagi ribuan anak sekolah setiap hari.

Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Pemberdayaan masyarakat dapat memberikan manfaat yang besar. Di tengah berbagai krisis yang melanda dunia, ketahanan masyarakat lokal menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu, upaya peningkatan kapasitas dan intervensi kebijakan menjadi mendesak di seluruh dunia, terutama untuk keterampilan dan kebutuhan dasar seperti produksi pangan. Pada saat yang sama, pemerintah, organisasi, dan seluruh pemangku kepentingan terkait juga harus bekerja sama untuk meminimalkan, beradaptasi, dan memitigasi dampak krisis dunia.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    ICSC Luncurkan Alat Pemetaan Instalasi Panel Surya Atap di Filipina
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kolaborasi untuk Mendorong Peningkatan Pendanaan Adaptasi terhadap Bencana Iklim di ASEAN
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mempromosikan Koneksi Sosial sebagai Pilar Kesehatan dan Kesejahteraan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Continue Reading

Sebelumnya: Meningkatkan Komitmen Wisata Pegunungan dan Pendakian yang Berkelanjutan
Berikutnya: Menengok Bagaimana Revitalisasi Hutan Chilgoza di Pakistan Libatkan Masyarakat Lokal

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

Sekelompok laki-laki muda berfoto bersama seorang ibu di depan sebuah rumah. Perempuan Penjaga Hutan di Negeri Patriarki: Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Perempuan Penjaga Hutan di Negeri Patriarki: Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh

Oleh Naufal Akram
25 Agustus 2025
buku terbuka Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan

Oleh Yanto Pratiknyo
25 Agustus 2025
kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025
dua orang sedang menandatangani dokumen di atas meja Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2025
sekelompok perempuan dan dua laki-laki berfoto bersama. Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Bagaimana Para Perempuan di Kampung Sempur Bogor menjadi Aktor dalam Mitigasi Bencana Longsor

Oleh Sahal Mahfudz
21 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia