Perempuan Pulau Menjahit Harapan: Kisah dari Raja Ampat
Foto: Fashion Crafty Jakarta.
Di tengah gugusan pulau dengan laut sebening kaca dan langit biru Raja Ampat, sekelompok perempuan duduk melingkar di sebuah balai kayu sederhana. Di tangan mereka, kain polos berubah menjadi karya penuh makna, dihiasi motif alami dan jahitan penuh harapan. Mereka bukan sekadar belajar menjahit, tapi sedang menenun kembali mimpi tentang masa depan yang mandiri dan berdaya.
Mereka adalah bagian dari Threads of Hope – Women Empowerment in Raja Ampat, sebuah gerakan sosial yang diinisiasi oleh Fashion Crafty Jakarta bersama BLUD UPTD Konservasi Perairan Raja Ampat, Blue Abadi Fund, serta didukung oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya. Program pemberdayaan perempuan bertajuk “Menjahit Nusantara 1000 Pulau” ini menghadirkan pelatihan menjahit, eco-print, hospitality, public speaking, hingga pemasaran digital yang ditujukan bagi perempuan di wilayah pesisir dan kepulauan terpencil Indonesia timur.
Menjahit Kemandirian
Program ini digagas untuk menjawab kesenjangan kesempatan bagi perempuan yang tinggal jauh dari akses pendidikan dan ekonomi formal. Melalui pelatihan intensif selama enam hari, 30 perempuan dari berbagai desa di kepulauan Raja Ampat mendapatkan pelatihan menjahit dasar, pembuatan pola, pewarnaan alami, hingga strategi pemasaran produk melalui platform digital dan wisata lokal.
“Dulu saya hanya tahu laut dan hasil ikan. Sekarang saya bisa menjahit baju untuk anak saya sendiri,” tutur salah satu peserta pelatihan dari Pulau Fam.

Pelatihan ini melibatkan teknik ecoprint dan pewarnaan alami menggantikan bahan kimia, sementara limbah tekstil dimanfaatkan kembali menjadi aksesori kreatif. Peserta juga mempelajari hospitality dan pariwisata berkelanjutan, mulai dari cara menyambut tamu, menjaga lingkungan, hingga memahami nilai budaya lokal sebagai daya tarik wisata.
“Sekarang saya tahu bahwa menjahit bisa membantu wisata di pulau kami. Kami bisa membuat oleh-oleh sendiri dan bercerita tentang budaya kami,” ujar salah satu peserta dari Waigeo.
Pengakuan sederhana itu mencerminkan perubahan bermakna, ketika keterampilan kecil membuka peluang hidup yang lebih luas. Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menjadi wadah bagi perempuan untuk membangun rasa percaya diri, saling mendukung, dan menemukan potensi diri di luar pekerjaan domestik. Setiap benang yang dijahit menjadi simbol perjalanan menuju kemandirian ekonomi dan keberlanjutan sosial.
Kolaborasi untuk Keberlanjutan
Threads of Hope merupakan hasil kolaborasi lintas sektor yang didukung oleh sejumlah mitra strategis danmelibatkan sejumlah orang muda yang berupaya membawakan perspektif baru dari dunia fesyen, komunikasi, dan digital untuk mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan bukan sekadar tanggung jawab sosial, tetapi investasi keberlanjutan. Dengan melibatkan sektor industri, pelaku media, dan komunitas lokal, inisiatif ini membentuk ekosistem yang saling memperkuat, ekonomi kreatif yang inklusif dan ramah lingkungan.
Melalui pelatihan ini, telah lahir usaha mikro baru berbasis kerajinan dan fesyen lokal di wilayah Fam dan Sorong. Produk-produk seperti outerwear batik, tas kain, dan pouch ramah lingkungan kini menjadi komoditas baru karya perempuan pulau untuk dijual ke wisatawan dan toko komunitas.
“Kami percaya bahwa empowerment tidak harus besar untuk bermakna. Yang penting, setiap perempuan punya ruang untuk berkarya dan berdaya,” kata Megasandra Simanjuntak, Founder & CEO Fashion Crafty Jakarta.
Menjahit Harapan untuk Generasi Selanjutnya

Lebih dari sekadar pelatihan teknis, Threads of Hope berupaya mengembalikan makna fesyen sebagai medium sosial, bahwa kain dan benang dapat menjadi jembatan antara perempuan, budaya, dan lingkungan. Di tangan perempuan pulau, keberlanjutan bukan hanya konsep, tapi kenyataan yang dijahit dengan harapan. Setelah tahap pertama di Raja Ampat, gerakan ini rencananya akan diperluas ke daerah lain di timur Indonesia.
“Perempuan Indonesia memiliki kekuatan yang lembut namun mengakar kuat. Ketika mereka diberi ruang untuk tumbuh, mereka tidak hanya mengubah hidupnya, tapi juga komunitasnya.” tutur Mawar Salem, Miss Tourism Indonesia 2019.
Editor: Abul Muamar
Join Membership Green Network Asia – Indonesia
Jika Anda menilai konten ini bermanfaat, dukung gerakan Green Network Asia untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia. Dapatkan manfaat khusus untuk pengembangan pribadi dan profesional Anda.
Jadi Member SekarangFashion Crafty Jakarta adalah lembaga pendidikan dan inkubasi kreatif yang berfokus pada pengembangan keterampilan fesyen, kerajinan, dan kewirausahaan berkelanjutan. Melalui berbagai program sosial dan kemitraan lintas industri, Fashion Crafty Jakarta berkomitmen menjadikan kreativitas sebagai sarana pemberdayaan perempuan Indonesia.

MADANI Berkelanjutan dan Satya Bumi Kirim Amicus Curiae ke MK: Soroti Dampak PSN terhadap Hutan dan Iklim
Ngulik IS2P: Pembaruan Standar Pelaporan Keberlanjutan Dorong Akuntabilitas Perusahaan
Green Career Gate Roadshow: Menutup Rangkaian Perjalanan, Membuka Pintu Masa Depan Pekerjaan Hijau
Schneider Electric Hadirkan Solusi Industri Hijau dan Cerdas di Indonesia
Temuan Madani Berkelanjutan dan Pantau Gambut terkait Faktor Penyebab Karhutla 2025
Kolaborasi Jebsen & Jessen Group dan Seven Clean Seas dalam Kurangi Polusi Sampah Plastik