Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Bagaimana Industri Kecantikan Berkelanjutan Bekerja

Kecantikan berkelanjutan atau "sustainable beauty" adalah istilah yang baru-baru ini tercipta di ranah industri kecantikan. Istilah ini mengacu pada produk-produk yang aman digunakan untuk manusia, ramah lingkungan, dan juga bertanggung jawab secara sosial.
Oleh Aliyah Assegaf
31 Agustus 2021

Beberapa produk YAGI Natural.

Kecantikan berkelanjutan atau sustainable beauty adalah istilah yang baru-baru ini tercipta di ranah industri kecantikan. Istilah ini mengacu pada produk-produk yang aman digunakan untuk manusia, ramah lingkungan, dan juga bertanggung jawab secara sosial. Apa maknanya? Gerakan ini timbul sebagai dorongan agar orang-orang mau membeli dan memakai produk kecantikan yang ramah lingkungan serta bebas limbah.

Ketika Anda merasa ingin membuat perubahan yang berdampak secara positif terhadap manusia dan lingkungan; mendukung bisnis yang menerapkan prinsip berkelanjutan adalah salah satu yang dapat Anda lakukan. Dari beragam isu keberlanjutan, industri kecantikan adalah satu di antaranya.

Industri Kecantikan Berkelanjutan

Untuk mendukung industri kecantikan berkelanjutan, Anda dapat membeli produk-produk kecantikan dari berbagai merek yang menjalankan prinsip-prinsip bisnis berkelanjutan. Berikut beberapa kriteria dari produk-produk kecantikan berkelanjutan:

  • Bahan bebas racun: Produk yang tidak menggunakan GMO (Genetically Modified Organism atau organisme rekayasa genetik), herbisida buatan, pupuk buatan, pengawet, parabens, dan bahan-bahan lain yang berpotensi membahayakan.
  • Vegan: Produk-produk yang tidak mengandung bahan hewani karena proses perolehannya kemungkinan besar dengan membunuh binatang.
  • Cruelty-free: Produk-produk yang tidak diujikan pada hewan dalam wujud apapun selama proses pembuatannya.
  • Thoughtful packaging: Merek yang membuatmu dapat menggunakan kembali kemasan yang mereka berikan atau merek yang memanfaatkan kemasan daur-ulang.
  • Ethical sourcing: Konsep ini menunjukkan banyaknya waktu dan kehati-hatian yang dicurahkan dalam pemilihan materi pembuatan, pengepulan, dan pengolahannya dengan cara yang layak.
  • Manajemen perolehan sumber daya dan pengolahan limbah: Merek yang peduli pada dampak lingkungan juga berupaya memastikan manajemen pengolahan limbah dan perolehan sumber daya mereka berjalan dengan layak.
  • Bebas minyak kelapa sawit: Produk-produk yang tidak menggunakan minyak kelapa sawit serta turunannya, karena produksi minyak ini sering kali dilakukan dengan praktik-praktik yang membahayakan lingkungan (baca rekomendasi alternatif praktik sawit berkelanjutan di sini).
  • Berdampak sosial: Entah mendonasikan sebagian hasil penjualan atau ikut serta terjun dalam kegiatan sosial di wilayah yang penting bagi mereka, merek-merek yang melakukan ini membuat perubahan dalam lingkungan.

Rekomendasi Merek

Dengan kriteria-kriteria di atas, ada beberapa merek dengan prinsip keberlanjutan dan etik yang baik, khususnya di Indonesia. YAGI Natural adalah salah satu merek yang bertujuan mencari laba sekaligus peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.

YAGI Natural berusaha menyediakan produk-produk perawatan kulit yang organik dan tidak beracun dengan membentuk rantai pasok yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari proses yang lebih luas, peduli pada isu-isu lingkungan, sosial, dan etika merupakan hal yang mereka utamakan.

YAGI Natural menekankan penggunaan materi ramah lingkungan yang didapatkan dari limbah industri cokelat. Merek ini bekerja dengan petani kakao di Jawa Timur dan Desa Lesten Aceh untuk meningkatkan produksi berkelanjutan mereka, sembari mendorong para petani tersebut untuk tidak mengalihkan lahan mereka menjadi perkebunan sawit.

YAGI Natural menggunakan minyak kelapa sebagai salah satu bahan utama. Perusahaan ini bekerja sama dengan produsen minyak kelapa yang bersertifikasi organik di Aceh untuk memastikan bahwa minyak kelapa memberikan nilai perubahan pada ekologi pulau Banyak. Perusahaan ini juga memberikan bantuan pada konservasi dan perlindungan penyu.

Dalam konteks pengemasan, botol kemasan YAGI Natural untuk shampoo dan lip balm menggunakan bahan daur ulang yang dibuat dari plastik PET, jenis plastik yang paling mudah didaur ulang. Merek ini juga selalu berupaya mencari cara untuk mengurangi jejak karbonnya. Dalam setiap fase produksi, mereka selalu berhati-hati dalam penggunaan air dan pemakaian energi.

Bagaimana Saya Bisa Terlibat

Gerakan global menuju pembangunan berkelanjutan memerlukan urunan tangan dari semua pihak secara bersama-sama. Perubahan yang kecil, praktis, dan mudah dilakukan namun menimbulkan dampak kumulatif dalam pola konsumsi kita akan mampu membuat perubahan yang besar. Kita memerlukan perubahan itu, dan kita dapat memulainya dari sekarang di kapasitas masing-masing, termasuk di kapasitas kita sebagai konsumen.

Penerjemah: Inez Kriya

Sumber: Sustainable Jungle dan YAGI Natural

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Aliyah Assegaf
Website |  + postsBio

Aliyah adalah seorang eksekutif ESG dan penulis konten di Green Network Asia.

  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Menilik 7 Tren Keberlanjutan dalam Bisnis
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Octopus: Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Ekosistem Pengelolaan Sampah yang Baik
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Recycling Village, Memanfaatkan Limbah Plastik untuk Fesyen
  • Aliyah Assegaf
    https://greennetwork.id/author/aliyah/
    Jendela Papua: Cerminan Kita, Papua, dan Indonesia, untuk Dunia

Continue Reading

Sebelumnya: Kesadaran Kesehatan Mental Lintas Generasi: Generasi Muda Membutuhkanmu
Berikutnya: Lena Dominelli, Tentang Keadilan Lingkungan dan “Green Social Work”

Lihat Konten GNA Lainnya

tangan memutari bibit tanaman Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan

Oleh Polykarp Ulin Agan
20 Oktober 2025
Seseorang memberikan paper bag kepada orang lain Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan

Oleh Kun Tian
20 Oktober 2025
bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia