Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Menegakkan Kebebasan Pers untuk Pemenuhan Hak Asasi Manusia

Wartawan mengemban tanggung jawab dalam penyebaran informasi yang akurat dan jujur ​​kepada publik. Oleh karena itu, melindungi kebebasan pers merupakan tugas penting yang membutuhkan keterlibatan semua pemangku kepentingan.
Oleh Kresentia Madina
3 Mei 2023
setumpuk surat kabar dengan fokus pada tulisan “Classified”

Foto: AbsolutVision di Unsplash.

Pada era internet, di mana informasi dapat menyebar dengan cepat, jurnalis masih memegang peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik secara akurat dan jujur. Karenanya, melindungi kebebasan pers tetap menjadi tugas penting yang membutuhkan partisipasi semua pemangku kepentingan.

Esensi kebebasan pers

Dunia saat ini tengah dilanda berbagai krisis, mulai dari ketimpangan sosial, degradasi lingkungan hingga kemiskinan yang merajalela. Di tengah berbagai krisis itu, disinformasi dan misinformasi pun turut meningkat. Jika terus dibiarkan, disinformasi dan misinformasi dapat menjadi ancaman serius bagi demokrasi.

Wartawan mengemban tanggung jawab dalam penyebaran informasi yang akurat dan jujur ​​kepada publik. Kebebasan pers merupakan salah satu pilar utama hak asasi manusia (HAM) yang mendukung kebebasan berekspresi dan membuka pintu arus informasi. UNESCO menyebut bahwa kebebasan pers “sangat diperlukan dalam memperjuangkan hak-hak minoritas dan orang-orang yang terpinggirkan, untuk memerangi semua jenis diskriminasi, untuk membangun ruang sipil yang beragam dan inklusif, dan untuk menegakkan demokrasi yang tangguh.”

Tantangan & ancaman

Menegakkan kebebasan pers sangat penting. Namun, kebebasan pers acapkali berbenturan dengan kepentingan pihak tertentu. Kekerasan verbal, fisik, hingga pemidanaan oleh pejabat negara dan aktor lainnya merupakan ancaman nyata bagi para jurnalis. UNESCO mencatat 1.591 jurnalis tewas antara tahun 1993-2023, dan setengah dari kasus tersebut belum terselesaikan.

Digitalisasi media juga memperparah kerentanan jurnalis. Kebijakan sensor digital dapat digunakan oleh otoritas sebagai sarana untuk membatasi kebebasan pers. Selain itu, serangan dan pelecehan di dunia maya seperti peretasan, pembocoran informasi pribadi (doxxing), dan ujaran kebencian juga meningkat. Penelitian UNESCO mengungkapkan bahwa 73% dari 625 responden jurnalis perempuan mengalami kekerasan digital di tengah kurangnya respons dan perlindungan dari organisasi media tempat mereka bekerja.

Menjaga hak asasi manusia

Tanggal 3 Mei merupakan Hari Kebebasan Pers Sedunia. Pertama kali diproklamasikan pada tahun 1993 oleh Majelis Umum PBB, hari tersebut merupakan pengingat untuk menegakkan prinsip-prinsip dasar kebebasan pers dan merefleksikan isu-isu yang masih ada hingga saat ini.

Menegakkan kebebasan pers adalah kerja kolektif. Pada tahun 2012, UNESCO meluncurkan Rencana Aksi PBB tentang Keselamatan Jurnalis dan Masalah Impunitas untuk menciptakan lingkungan yang bebas dan aman bagi jurnalis dan pekerja media. Rencana Aksi ini mencakup peningkatan kesadaran, penetapan standar dan pembuatan kebijakan, pemantauan dan pelaporan, peningkatan kapasitas, dan penelitian.

Namun, seiring berjalannya waktu, dunia semakin terdigitalisasi dan isu kebebasan pers terus berkembang, pedoman, kebijakan, dan rencana aksi juga mesti terus diperbaharui. Pemerintah nasional, organisasi internasional dan regional, serta media juga mesti berkolaborasi untuk menegakkan kebebasan berekspresi dan akses informasi sebagai bagian dari HAM.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Tantangan dan Peluang AI untuk Masyarakat Adat
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mengulik Sistem Peringatan Dini Berbasis Ponsel
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Rencana Uni Eropa Sederhanakan Standar Pelaporan Keberlanjutan Perusahaan

Continue Reading

Sebelumnya: Memperkuat Peran Pemuda dalam Proses Pengambilan Keputusan
Berikutnya: Meningkatkan Kebebasan Pers dan Mengakhiri Kekerasan terhadap Jurnalis

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

foto udara KEK Mandalika; terdapat jalanan dan beberapa bangunan di wilayah yang terhubung pantai dan laut Sisi Kelam Pengembangan Pariwisata di Kawasan KEK Mandalika
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Sisi Kelam Pengembangan Pariwisata di Kawasan KEK Mandalika

Oleh Seftyana Khairunisa
26 Agustus 2025
pasangan lanjut usia menggunakkan masker Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Kabar
  • Unggulan

Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi

Oleh Dinda Rahmania
26 Agustus 2025
Sekelompok laki-laki muda berfoto bersama seorang ibu di depan sebuah rumah. Perempuan Penjaga Hutan di Negeri Patriarki: Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Perempuan Penjaga Hutan di Negeri Patriarki: Kisah Mpu Uteun dan Ekofeminisme di Aceh

Oleh Naufal Akram
25 Agustus 2025
buku terbuka Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan
  • Kolom IS2P
  • Opini
  • Partner
  • Unggulan

Menyampaikan Pengetahuan yang Dapat Diterapkan melalui Pelatihan Keberlanjutan

Oleh Yanto Pratiknyo
25 Agustus 2025
kubus kayu warna-warni di atas jungkat-jungkit kayu Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama

Oleh Abul Muamar
22 Agustus 2025
penggiling daging di peternakan Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Menghentikan Pendanaan Peternakan Industri di Vietnam: Jalan Menuju Pendanaan Sistem Pangan yang Adil dan Berkelanjutan

Oleh Brian Cook
22 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia