Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • Siaran Pers

Temuan Madani Berkelanjutan dan Pantau Gambut terkait Faktor Penyebab Karhutla 2025

Solusi untuk karhutla sudah jelas terpampang di depan mata: pengawasan ketat dan penegakan hukum yang serius terhadap pihak-pihak yang terus mengulang kesalahan yang sama.
Oleh Pantau Gambut dan Madani
16 September 2025
hutan yang terbakar

Foto: Dirk Erasmus di Unsplash.

Pantau Gambut dan Madani Berkelanjutan menemukan masifnya aktivitas perkebunan  monokultur skala besar sebagai salah satu faktor utama penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sepanjang tahun 2025. Temuan ini membantah klaim Menteri Kehutanan yang menyebut cuaca panas sebagai faktor penyebab karhutla.

Karhutla 2025

Pada periode Januari–Agustus 2025, Madani Berkelanjutan mencatat Area Indikatif Terbakar (AIT) seluas 89.330 hektare yang tersebar di konsesi Hak Guna Usaha (HGU) sawit, migas, minerba, dan Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) di seluruh Indonesia. Selain itu, kondisi yang sama juga terjadi pada ekosistem gambut pada periode yang sama, dengan 9.336 titik api di area HGU dan PBPH menurut Pantau Gambut.

Lebih lanjut, Madani Berkelanjutan mencatat 99.099 hektare hutan terbakar pada Juli 2025, hampir 2 kali lipat dibanding Juli 2023 (53.973 hektare). Selain itu, Pantau Gambut menemukan 3.157 titik panas di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) pada Juli 2023, yang kemudian melonjak hingga 4 kali lipat atau setara 13.608 titik panas pada Juli 2025.

Kalimantan Barat menjadi provinsi dengan lonjakan angka karhutla tertinggi pada periode Juli–Agustus 2025. Dalam waktu dua bulan saja, AIT di Kalimantan Barat naik dari 1.300 hektare pada Juni menjadi 40 ribu hektare pada Agustus 2025. Pada periode yang sama, tren kenaikan juga ditemukan pada area KHG yang naik dari 327 titik panas menjadi 7.483 titik panas.

“Pernyataan Menteri Kehutanan tentang cuaca ekstrem yang menjadi penyebab terjadinya karhutla merupakan ungkapan keliru. Pernyataan ini seakan membenarkan praktik salah yang dilakukan oleh korporasi atas aktivitas mereka yang berada di area KHG,” ujar Putra Saptian, Juru Kampanye Pantau Gambut.

Putra menambahkan, “Seharusnya, pemerintah lebih fokus dalam melakukan upaya perlindungan ekosistem gambut dan tidak tebang pilih dalam penegakan hukum. Ini mengingat  banyak perusahaan yang telah mengonversi lahan gambut yang mendorong terjadinya karhutla. Mengkambinghitamkan cuaca sebagai sumber karhutla sama saja dengan melepas tanggung jawab dalam mencegah karhutla agar tidak kembali terjadi.”

Lima Besar Provinsi dengan Titik Panas Terbanyak

Sadam Richwanudin, Legal Specialist Madani Berkelanjutan, menyesalkan karhutla di kawasan  lindung dan tutupan gambut. Ia mengatakan, “Tingginya karhutla pada periode Juli-Agustus sebetulnya sudah dapat diprediksi. Artinya, pengambil kebijakan seharusnya sudah dapat mengambil langkah mitigasi agar angkanya tidak sebesar itu. Kalimantan Selatan sudah menetapkan status siaga karhutla, kebijakan ini harus diikuti oleh provinsi lain yang memiliki potensi karhutla yang besar. Kami juga menyayangkan bahwa karhutla tahun ini turut menyambar kawasan gambut dan lindung, kawasan yang seharusnya dijaga ekosistemnya.”

“Terkait karhutla di lahan berizin, kami mendorong penegak hukum terus menindak para perusahaan yang di areanya terdapat karhutla. Apalagi kita telah memiliki prinsip strict liability yang mengharuskan perusahaan bertanggung jawab pada area konsesinya,” Sadam menambahkan.

Menjadikan cuaca sebagai satu-satunya alasan di balik masifnya karhutla adalah narasi yang  berbahaya. Argumen ini tidak hanya mengabaikan fakta-fakta di lapangan yang menunjukkan  dominasi aktivitas eksploitatif, tetapi juga menjadi dalih untuk melepaskan tanggung jawab. Solusi untuk karhutla sudah jelas terpampang di depan mata: pengawasan ketat dan penegakan hukum yang serius terhadap pihak-pihak yang terus mengulang kesalahan yang sama.

Editor: Abul Muamar

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Pantau Gambut
+ posts Bio

Pantau Gambut adalah organisasi non pemerintah yang berfokus pada riset serta advokasi dan kampanye perlindungan dan keberlanjutan lahan gambut di Indonesia.

    This author does not have any more posts.
Madani
+ posts Bio

Madani Berkelanjutan adalah lembaga nirlaba yang bergerak menanggulangi krisis iklim melalui riset dan advokasi, serta merumuskan dan mempromosikan solusi-solusi inovatif dengan menjembatani kolaborasi antara berbagai pihak.

    This author does not have any more posts.

Continue Reading

Sebelumnya: IS2P Serukan Setop Eskalasi Konflik dan Selamatkan Masa Depan Indonesia

Lihat Konten GNA Lainnya

logo is2p IS2P Serukan Setop Eskalasi Konflik dan Selamatkan Masa Depan Indonesia
  • Siaran Pers

IS2P Serukan Setop Eskalasi Konflik dan Selamatkan Masa Depan Indonesia

Oleh IS2P
2 September 2025
foto punggung orang-orang menyimak penjelasan dari dua narasumber di depan Aksi Kecil Awardee LPDP Gaungkan Hak atas Udara Bersih
  • Siaran Pers

Aksi Kecil Awardee LPDP Gaungkan Hak atas Udara Bersih

Oleh Awardee LPDP PK-258
4 Agustus 2025
lima orang berpose santai di atas panggung IBCSD dan Kadin Net Zero Hub Dorong Industri Terapkan Teknologi Bersih Terintegrasi untuk Dukung Efisiensi dan Pengurangan Emisi
  • Siaran Pers

IBCSD dan Kadin Net Zero Hub Dorong Industri Terapkan Teknologi Bersih Terintegrasi untuk Dukung Efisiensi dan Pengurangan Emisi

Oleh IBCSD
31 Juli 2025
dua perempuan sedang menenun dipandu oleh seorang perempuan yang lebih tua Mama Aleta Fund Gelar Pameran Cerita Foto tentang Kisah-Kisah Perempuan yang Melawan Perusakan Lingkungan
  • Siaran Pers

Mama Aleta Fund Gelar Pameran Cerita Foto tentang Kisah-Kisah Perempuan yang Melawan Perusakan Lingkungan

Oleh Mama Aleta Fund
26 Juli 2025
anak kecil menggunakan alat bantu pernafasan, dengan judul riset. Nafas Indonesia dan DBS Foundation Luncurkan Studi tentang Dampak Polusi Udara dan Kasus Pneumonia pada Balita di Jakarta
  • Siaran Pers

Nafas Indonesia dan DBS Foundation Luncurkan Studi tentang Dampak Polusi Udara dan Kasus Pneumonia pada Balita di Jakarta

Oleh Nafas Indonesia
14 Juli 2025
7 orang berfoto bersama di hadapan laya presentasi WRI Indonesia dan Sekretariat JETP mendalami Dampak Sosio-Ekonomi dari Transisi Energi Berkeadilan
  • Siaran Pers

WRI Indonesia dan Sekretariat JETP mendalami Dampak Sosio-Ekonomi dari Transisi Energi Berkeadilan

Oleh WRI Indonesia
16 Mei 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia