Bagaimana Sains Warga dapat Bantu Atasi Polusi Plastik
Foto: OCG Saving The Ocean di Unsplash.
Kemasan plastik telah membawa kemudahan dalam hidup kita, bahkan kita sering menyimpannya di rumah. Namun, hal ini mengakibatkan peningkatan masalah polusi plastik global, yang mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan. Lantas, bagaimana sains warga dapat berperan dalam mengurangi polusi plastik?
Sains Warga untuk Atasi Polusi Plastik
Sampah plastik telah menjadi masalah di berbagai tempat. Produksi plastik tahunan meningkat signifikan dari 234 juta ton (Mt) pada tahun 2000 menjadi 460 Mt pada tahun 2019. Akibatnya, produksi sampah plastik meningkat lebih dari dua kali lipat, mencapai 353 Mt pada tahun 2019. Dari jumlah tersebut, hanya 9% yang didaur ulang, sementara sisanya tetap menjadi sampah karena tidak terurai. Singkatnya, siklus hidup plastik saat ini jauh dari kata sirkular.
Menerapkan pengelolaan sampah plastik yang efektif membutuhkan pendekatan sistemik—yang melibatkan semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, bisnis, hingga organisasi masyarakat sipil dan masyarakat luas. Dalam hal ini, sains warga dapat membantu menghasilkan data berharga, memantau sampah plastik sekaligus melibatkan publik.
Sains warga umumnya mengacu pada keterlibatan aktif masyarakat umum dalam penelitian ilmiah bersama para ilmuwan profesional. Di sini, publik dapat menyumbangkan pengetahuan, upaya, dan sumber daya mereka melalui pengumpulan dan pemantauan data. Dalam konteks sampah plastik, kegiatannya dapat mencakup pembersihan pantai, pengumpulan sampel, dan pelacakan sampah.
Meningkatkan Kesadaran dan Aksi
Sains warga dapat memberi banyak manfaat bagi pemantauan sampah plastik. Sebuah studi mengidentifikasi beberapa keunggulan metode ini, seperti efektivitas biaya dan peningkatan partisipasi serta kesadaran publik. Pada tingkat yang lebih kompleks, sains warga dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan sumber daya untuk pembuatan kebijakan, fasilitasi pengambilan keputusan yang kontekstual, dan potensi untuk berkontribusi pada pelaporan SDG nasional.
Tidak hanya itu, karena plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, sains warga dapat menawarkan cara bagi masyarakat untuk memperhatikan konsumsi plastik secara saksama. Dalam sebuah studi tentang inisiatif sains warga nasional untuk melacak sampah plastik, para peneliti di Inggris menemukan bahwa para peserta memperoleh kesadaran yang lebih baik tentang sampah plastik mereka sendiri. Sekitar 45% dari mereka melaporkan bahwa mereka menghitung lebih banyak sampah daripada yang mereka perkirakan.
Kesadaran ini juga mempengaruhi tindakan mereka. Para peserta studi menunjukkan peningkatan kemauan untuk memanfaatkan sistem guna ulang dan pengisian ulang serta terlibat secara politis dalam isu ini. Pada akhirnya, sekitar 56% dari mereka mengetahui Perjanjian Plastik Global, dan 80% mendukung kebijakan untuk melarang plastik sekali pakai dan mengurangi produksi plastik.
Bagian dari Upaya yang Lebih Besar
Keterlibatan langsung publik dalam mendukung penelitian dan inisiatif ilmiah sangat penting untuk membalikkan keadaan dalam menghadapi isu-isu mendesak dunia, termasuk polusi plastik. Namun, ada beberapa keterbatasan, di antaranya inkonsistensi metodologis, kesenjangan kualitas data, dan masalah interoperabilitas. Menetapkan protokol standar dapat membantu mengatasi masalah-masalah ini dan memberikan kredibilitas bagi sains warga dalam proses pembuatan kebijakan.
Selain keterlibatan publik, penanggulangan polusi plastik juga membutuhkan pendekatan yang lebih luas dan sistemik dari pemerintah dan pelaku bisnis. Menciptakan kebijakan yang kuat, menjalin kemitraan, dan mengambil langkah tegas untuk mengurangi polusi plastik dan meningkatkan sirkularitas siklus hidup plastik sangatlah penting.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Dukung gerakan Green Network Asia untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Jadi Member Sekarang
COP30: Momen Genting untuk Mengadopsi Indikator Adaptasi Iklim
Menepis Kolonialisme Hijau dalam Transisi Energi Indonesia
Bagaimana Wisata Mewah Ancam Suku Maasai Mara di Kenya
Korea Selatan Wajibkan Penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF)
Mendorong Penghitungan Investasi yang Adil dalam Upaya Transisi Energi
Memperkuat Peran Serikat Pekerja untuk Mewujudkan Keadilan Sosial