Muslimat NU Bojong Kampanye Kelestarian Lingkungan, Kurangi Produksi Sampah
Para anggota Muslimat NU di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, gelisah melihat penumpukan sampah dari konsumsi rapat koordinasi dan pengajian rutin yang biasa disebut muzakarah. Mereka merespon kegelisahan itu dengan sebuah inisiatif, yaitu tidak lagi menggunakan air minum kemasan plastik maupun wadah styrofoam untuk sajian konsumsi muzakarah.
Muslimat NU adalah sayap organisasi perempuan dari Nahdlatul Ulama. Organisasi ini menjadi wadah gerakan kaum perempuan Nahdlatul Ulama untuk berperan aktif dalam pembangunan sosial kemasyarakatan, dari tingkat kelurahan (ranting), kecamatan (anak cabang), kabupaten (cabang), provinsi (wilayah), hingga nasional (pengurus besar).
Sebelum pandemi Covid-19, muzakarah rutin diselenggarakan setiap Minggu Kliwon pagi, biasa dihadiri oleh ratusan anggota dari seluruh ranting. Sejak pandemi Covid-19, kegiatan ini dipusatkan di gedung NU Kecamatan Bojong dan dihadiri secara terbatas hanya oleh pengurus inti saja.
“Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat,” tutur Umi Atiqoh, anggota Ranting Desa Tuwel Kecamatan Bojong kepada Green Network.
Sebelum beralih ke inisiatif baru itu, mereka masih menggunakan air minum kemasan plastik dan wadah styrofoam untuk menyajikan nasi dan lauk pauk. Sejak pertengahan 2019 lah mereka mulai berbenah. Berdasarkan kesepakatan hasil musyawarah anggota, mereka menginisiasi gerakan mengurangi produksi sampah, terutama jenis sampah yang sulit terurai di alam.
Sebagai gantinya, Muslimat NU Kecamatan Bojong menggunakan botol tumbler dan daun pisang. Mereka memproduksi botol tumbler yang dijual kepada semua anggota di seluruh ranting. Labanya dimanfaatkan untuk mendanai kegiatan organisasi baik di tingkat ranting maupun anak cabang.
Inisiatif tersebut adalah salah satu program unggulan Muslimat NU Kecamatan Bojong. Kini di setiap muzakarah, semua anggota harus membawa air minum sendiri dari rumah menggunakan botol tumbler. Sajian makanan pun dibungkus dengan daun pisang yang ramah lingkungan.
“Ini adalah bagian dari aksi nyata kami untuk melestarikan lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan wadah konsumsi kegiatan yang menyebabkan penumpukan sampah,” tutur Bariroh, Ketua Muslimat NU Kecamatan Bojong, saat Green Network mengklarifikasi langsung informasi tentang adanya inisiatif tersebut.
Persoalan pengelolaan sampah adalah tantangan besar di Indonesia. Mengurangi produksi sampah (reduce) adalah langkah penting dalam sistem pengelolaan sampah yang dinilai berdampak paling berkelanjutan untuk pelestarian lingkungan.
“Siapapun yang ingin memulai inisiatif peduli lingkungan semacam ini, mulailah dari diri sendiri, ibda’ binafsik. Kemudian kuatkanlah komitmen,” pesan Bariroh.
Editor: Marlis Afridah
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Zia adalah penulis kontributor untuk Green Network ID. Saat ini aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).