Upaya Omah Gembira Perjuangkan Masyarakat Inklusif melalui Pemberdayaan Difabel dan Pendidikan Publik
Pemenuhan hak dan dukungan bagi difabel dalam berbagai aspek diperlukan dalam mewujudkan masyarakat inklusif. Sayangnya, kepedulian masyarakat terhadap difabel masih rendah, menyebabkan mereka tertinggal dalam pembangunan, termasuk di Kota Malang, Jawa Timur. Menanggapi hal tersebut, Omah Gembira hadir untuk memperjuangkan kesetaraan hak difabel melalui pemberdayaan dan pendidikan publik di Kota Malang.
Kondisi Difabel di Kota Malang
Data BPS menunjukkan angka difabel di Kota Malang pada tahun 2021 sebanyak 2.638 jiwa. Sayangnya, inklusivitas difabel di Kota Malang belum memadai. Penelitian Smeru Institute menyatakan bahwa fasilitas publik di Kota Malang yang menyediakan toilet untuk difabel hanya 17%, tempat publik yang menyediakan guiding block hanya 3%, serta sarana instansi pemerintah 96% tidak aksesibel dan 4% kurang aksesibel.
Di bidang kewirausahaan, sebuah penelitian mengungkap bahwa minat difabel di Kota Malang untuk berwirausaha sebenarnya tinggi, namun terhalang oleh pelatihan keterampilan dari pemerintah dan organisasi swasta yang belum aksesibel untuk difabel. Pelatihan keterampilan wirausaha yang disediakan oleh Pemerintah Kota Malang, misalnya, masih dilakukan di gedung yang belum menyediakan fasilitas dasar bagi difabel, tidak menyediakan pendamping khusus yang memiliki pengalaman mendampingi difabel dalam belajar, serta tidak mendukung mobilitas peserta.
Yang dilakukan Omah Gembira
Omah Gembira merupakan komunitas pemerhati penyandang disabilitas Malang Raya. Komunitas ini didirikan pada tahun 2020 dan berada di bawah binaan Pendamping Penyandang Disabilitas Dinas Sosial Kota Malang, dengan 25% struktural pengurusnya adalah difabel yang didominasi oleh difabel tuli. Omah Gembira memfokuskan kegiatannya pada pemenuhan hak aksesibilitas, kesehatan, pendidikan, dan kewirausahaan bagi difabel.
Omah Gembira bekerja menaungi 10 paguyuban yang tersebar di beberapa daerah di Malang Raya. Setiap paguyuban bekerjasama dengan warga setempat untuk melakukan pemberdayaan kepada difabel dan keluarga difabel serta memberikan advokasi kepada masyarakat setempat mengenai isu difabel.
Kegiatan yang dilakukan oleh Omah Gembira di antaranya adalah:
- Melakukan kegiatan belajar rutin bagi anak-anak difabel, melibatkan relawan dan biasanya dilaksanakan satu minggu sekali.
- Bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan fisioterapi bagi difabel yang membutuhkan. Keluarga difabel juga diberikan penyuluhan gratis mengenai bagaimana memberikan perawatan yang tepat bagi difabel.
- Memberikan akses pelatihan kewirausahaan bagi difabel dan berperan aktif dalam penyediaan Juru Bahasa Isyarat (JBI) sebagai pendamping selama pelatihan.
- Memberikan advokasi kepada masyarakat melalui kampanye sosial dan berbagai program, seperti konten di media sosial, diskusi, kelas bahasa isyarat, serta menjalin kerja sama dengan berbagai instansi yang sedang mengangkat isu disabilitas.
- Bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk mendorong kebijakan inklusif dengan memberikan rekomendasi.
Inisiatif dari komunitas akar rumput memang berperan besar dalam menciptakan perubahan-perubahan sosial di masyarakat. Namun, pada akhirnya, mewujudkan masyarakat yang inklusif-difabel tidak dapat mengesampingkan peran dari difabel itu sendiri serta membutuhkan partisipasi dan dukungan yang lebih besar dari seluruh pihak, termasuk dan tidak terbatas pada pemerintah, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat sipil.
Editor: Abul Muamar
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Titis adalah Intern Reporter di Green Network Asia. Ia sedang menempuh semester akhir pendidikan sarjana Ilmu Hukum di Universitas Brawijaya. Ia memiliki passion di bidang penelitian lintas disiplin, penulisan, dan pengembangan komunitas.