Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Satu Rumah Satu Kebun ala Teman Berkebun

Program utama Teman Berkebun ialah mendukung gerakan pertanian, khususnya pertanian perkotaan.
Oleh Zia Ul Haq
29 Juli 2021
seorang perempuan sedang menanam tanaman tomat di atas tanah hitam

Aktivitas berkebun Teman Berkebun. | Foto: Teman Berkebun.

Sejak 2017, Teman Berkebun telah mempromosikan pertanian perkotaan sebagai solusi ketahanan pangan di masa depan. Masyarakat perkotaan diajak untuk menanam kebutuhan pangan mereka sendiri. Hal ini diharapkan memberi banyak manfaat, antara lain mengurangi biaya belanja kebutuhan pokok bulanan.

Misi ini kemudian melahirkan slogan “Satu Rumah Satu Kebun”. Tak hanya berkampanye, Teman Berkebun juga melakukan pendampingan dan fasilitasi bagi masyarakat untuk mewujudkan slogan tersebut.

Dua orang laki-laki sedang berjongkok di kebun untuk mengatur letak tanam bibit
Pendampingan “Buat dan Rawat” | Foto: Teman Berkebun

Mendorong Gerakan Pertanian Perkotaan

Program utama Teman Berkebun ialah mendukung gerakan pertanian, khususnya pertanian perkotaan. Programnya berupa kelas berkebun untuk mengedukasi masyarakat seputar optimalisasi lahan dan budidaya tanaman, pembuatan kebun sesuai kemampuan, maupun pengembangan usaha.

Misalnya, Teman Berkebun pernah mendampingi Kelompok Tani Trimulyo di kelurahan Pedurungan Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka kemudian memfasilitasi antusiasme warga di Pedurungan yang ingin membuat lingkungan mereka lebih hijau dan produktif. Padahal lokasi mereka berada di daerah padat penduduk, dengan kualitas air payau yang tidak cukup baik untuk bercocok tanam.

Warga menanam beragam tanaman pangan meliputi bayam, seledri, sawi, terong dan cabai dengan sistem budidaya vertikultur dan lahan. Sebagai aksi kemasyarakatan, program ini didukung pula oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Kota Semarang selaku mitra kerja.

Seorang laki-laki muda dan seorang perempuan muda sedang menanam bibit di wadah berisi tanah
Pendampingan rooftop gardening| Foto: Teman Berkebun

Melalui program “Buat dan Rawat”, komunitas ini juga mendampingi komunitas maupun individu untuk membuat dan merawat kebun di tempat masing-masing. Mereka bisa memberi pendampingan bahkan bagi pihak-pihak yang benar-benar awam soal tanam-menanam sampai mandiri untuk mengelola kebunnya sendiri. 

“Kegiatan berkebun rumahan adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, dan aksi menanam bahan pangan adalah ‘People Power’ yang sebenarnya,” tutur Sany Mardlotillah, pendiri Teman Berkebun.

Sany Mardlotillah, Founder & Director Teman Berkebun | Foto: Teman Berkebun

Tiap individu atau organisasi yang hendak mengikuti program bertanam akan diajak membuat pemetaan terlebih dahulu. Yakni tentang tanaman apa yang ingin ditanam, model pertanian seperti apa yang akan diterapkan. Bagi pemula, Teman Berkebun menyarankan untuk menanam tanaman pangan untuk konsumsi. 

Jenis pengetahuan dan keahlian yang diberikan adalah pengetahuan dasar tentang pertanian, pemanfaatan limbah untuk berkebun, persiapan lahan tanam, pemeliharaan tanaman, serta penanganan penyakit dan hama. Ilmu-ilmu dasar ini juga diajarkan di kelas-kelas terbuka yang digelar secara berkala.

Seorang pemuda memberi penjelasan pada lima perempuan dewasa dengan beberapa ember tersedia
Pelatihan pembuatan kompos rumahan | Foto: Teman Berkebun

Membudayakan Kemandirian Masyarakat

Teman Berkebun juga mengupayakan pemasaran hasil kebun komunitasnya. Seperti pupuk organik cair, seedling kit yang berisi benih sayuran dan perangkat pembibitan, pestisida nabati, kompos cair, dan tentu saja sayur mayur organik hasil panen lahan.

“Sebagai bisnis, berkebun ‘nggak ada matinye’ sebab kebutuhan pangan akan selalu ada sampai kiamat. Kalaupun tak dijual, tetap bisa dikonsumsi sendiri,” ujar Sany, yang sudah berpengalaman mengikuti program-program pertanian di Swiss, Nigeria, Jerman, dan negara-negara lainnya.

Dalam bisnisnya, Teman Berkebun menciptakan nilai dengan berupaya membudayakan kemandirian masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan, khususnya masyarakat perkotaan yang sering terkendala lahan. Dengan kemandirian mengelola kebun di rumah masing-masing, masyarakat bisa mengupayakan ketahanan pangan rumahan secara berkelanjutan.

Editor: Abul Muamar & Inez Kriya

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Zia Ul Haq
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Zia adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Pendidikan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini Ia aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: Sekolah Global Madani Membangun Kebiasaan Hijau di Kehidupan Siswa
Berikutnya: Gerakan Peduli Isoman Kota Tegal Dampingi Warga Positif COVID-19 Isolasi Mandiri Lahir Batin

Lihat Konten GNA Lainnya

seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025
seseorang memegang sejumlah uang kertas Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial

Oleh Kresentia Madina
9 Oktober 2025
bagian atas dari donat yang berjamur Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Donat yang Semakin Pahit: Peringatan Keras dari Fanning dan Raworth

Oleh Jalal
8 Oktober 2025
seseorang bermasker di depan klinik Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Upaya China dalam Meningkatkan Layanan Kesehatan di Tingkat Daerah

Oleh Dinda Rahmania
8 Oktober 2025
sebuah alat berat di atas lahan hitam Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Oleh Abul Muamar
7 Oktober 2025
Sekelompok orang menaiki perahu di sungai Mekong yang dikelilingi pepohonan Kekuatan yang Timpang dan Meningkatnya Tekanan: Menilik Tata Kelola Air Lintas Batas di Sungai Mekong
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Kekuatan yang Timpang dan Meningkatnya Tekanan: Menilik Tata Kelola Air Lintas Batas di Sungai Mekong

Oleh Attiatul Noor
7 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia