Forum Internasional Jalur Rempah: Dari Sejarah ke Inovasi dan Pemahaman Antarbudaya
Rempah-rempah pernah mengubah dunia. Secara substansi, rempah-rempah memiliki banyak fungsi alami. Secara historis, komoditas ini sangat mempengaruhi politik, ekonomi, budaya, dan konektivitas global. Demi rempah-rempah, dunia telah menempuh perjalanan panjang melintasi Asia Tenggara dari dan ke Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Eropa. Aktivitas itu membentuk lalu lintas yang cukup padat, yang kemudian dikenal dengan Jalur Rempah.
Hingga saat ini, Jalur Rempah masih memberikan banyak kesempatan bagi kita untuk mempelajari masa lalu dan membangun inovasi dari sejarah kita, salah satunya melalui Forum Internasional Jalur Rempah – International Forum on Spice Route (IFSR) 2021. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Negeri Rempah Foundation. IFSR 2021 adalah acara virtual bebas biaya yang dimulai pada 20 September dan berakhir pada 23 September 2021.
Dengan motto “Menjembatani Perbedaan, Menumbuhkan Pemahaman Antarbudaya”, forum ini berupaya menjadi wadah dialog lintas negara dan budaya tentang topik-topik terkait Jalur Rempah. IFSR 2021 juga berharap dapat menumbuhkan persahabatan dan kerja sama yang kuat antara Indonesia dan negara lain yang memiliki warisan bersama ini.
Forum internasional ini mengusung tiga tema utama:
Identitas – Kesetaraan – Globalisasi
Tema ini membicarakan tentang sejarah diplomasi di sepanjang Jalur Rempah dan sebagai pintu masuk untuk kerja sama internasional. Kerja sama ini kemudian akan dapat memimpin menuju perdamaian global yang mengutamakan dialog, menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan, serta mengakui dan menghormati warisan dan keragaman budaya dalam semangat keadilan dan kesetaraan.
Menelusuri Jalur Rempah Melalui Fitogeografi, Etnobotani, dan Jejaring Sosial Budaya
Fokus ini adalah tentang memetakan kembali Jalur Rempah melalui jejak budayanya. Migrasi manusia membawa ide, nilai, tradisi, sumber daya alam, dan budaya material melalui jaringan perdagangan global.
Budaya untuk Kreativitas, Inovasi, dan Pusat Mata Pencaharian
Tema ini membahas warisan bersama, budaya maritim, keanekaragaman hayati, pertukaran antarbudaya, dan ekonomi kreatif. Poin kunci dari pembahasan ini adalah bahwa pemahaman antarbudaya merupakan dasar bagi kreativitas dan inovasi.
Tema-tema ini akan disampaikan melalui dua belas kuliah umum, diskusi panel, sesi berbagi, dan kegiatan komunitas dalam empat hari.
- Pada tanggal 20 September: Membangun Jaringan Cendekiawan Muda Indonesia di Luar Negeri; Meninjau Kembali Jalur Rempah dari Perspektif Fitogeografis dan Etnobotani; Menghubungkan Diaspora Indonesia; dan Identitas-Kesetaraan-Globalisasi.
- Pada 21 September: Budaya untuk Kreativitas, Inovasi dan Penciptaan Mata Pencaharian; Meninjau Kembali Jalur Rempah: Memetakan Kembali Jejaring Sosial Budaya; dan Presentasi Pemuda.
- Pada 22 September: Memahami Nominasi Warisan Dunia dan Memperkuat Gerakan Komunitas.
- Pada tanggal 23 September: Budaya Maritim: Warisan Bawah Laut; Budaya Maritim: Teknologi Kapal; dan Dinamika Mobilitas Sosial Austronesia.
Sesi ini dipandu oleh para thought leaders, aktivis muda, dan komunitas yang ikut menyelenggarakan IFSR 2021 (Yayasan Negeri Rempah, Maritim Muda Nusantara, Rumah Produktif Indonesia, dan Perhimpunan Masyarakat Etnobiologi Indonesia). Green Network adalah salah satu dari banyak entitas yang mendukung IFSR 2021. Organisasi dan entitas pendukung lainnya termasuk UNESCO, Bank Indonesia, ICOMOS Indonesia (International Council on Monuments and Sites), Universitas Indonesia, dan banyak lainnya.
Editor dan Penerjemah: Marlis Afridah
Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.