Pengurus IEPA Resmi Dilantik, Dorong Profesional ESG Menjadi Motor Penggerak Keberlanjutan Nasional

Beberapa pengurus IEPA periode 2025-2028. | Foto: IEPA.
Di tengah meningkatnya perhatian pemangku kepentingan tingkat global dan nasional terhadap dampak kinerja perusahaan bagi masyarakat dan lingkungan, para profesional dalam ekosistem ESG (Environmental, Social, and Governance) di Indonesia telah secara resmi mendirikan Indonesian ESG Professional Association (IEPA) dan melantik jajaran pengurus periode 2025-2028 pada Jumat, 16 Mei 2015, di Prasetiya Mulya Executive Learning Institute (Prasmul Eli), Jakarta.
Peran Strategis IEPA
Pendirian dan pelantikan Pengurus IEPA menjadi momentum strategis mengingat ESG telah diadopsi sebagai kerangka kerja yang digunakan oleh investor dan lembaga keuangan untuk menilai kinerja keberlanjutan perusahaan di berbagai penjuru dunia, sekaligus dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja keberlanjutannya. Dalam konteks Indonesia saat ini, ESG telah menjadi salah satu kriteria yang dipertimbangkan dalam investasi, penyaluran kredit, dan kebijakan BUMN. Adopsi ESG terus berkembang, akan tetapi tidak adanya forum profesional dengan kapasitas yang memadai telah menjadi salah satu tantangan terbesar.
IEPA hadir sebagai asosiasi ESG pertama di Indonesia yang mewadahi para profesional lintas sektor dengan minat khusus terhadap ESG, termasuk dari korporasi, lembaga pemerintah, sektor keuangan, akademisi hingga media. IEPA yang bermula dari jejaring informal Komunitas ESG saat ini telah memiliki lebih dari 650 anggota profesional yang berasal dari perusahaan dan lembaga yang memiliki perhatian terhadap ESG di Indonesia.
“IEPA hadir sebagai wadah kolaboratif yang mempertemukan para pelaku ESG untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Herry Ginanjar, Chairman IEPA. “Keberlanjutan tidak akan tercapai jika hanya dibebankan pada pemerintah atau korporasi besar. Dibutuhkan kolaborasi antarsektor dan profesional yang memiliki kompetensi, komitmen, serta akses terhadap praktik terbaik ESG,” tambahnya.
Sebagai organisasi profesi, IEPA berfokus pada penguatan kapasitas SDM, pengembangan standar dan praktik ESG nasional, serta advokasi kebijakan publik yang mendukung integrasi ESG ke dalam pembangunan nasional. Dengan pendekatan praktis dan berbasis ilmu pengetahuan, IEPA berambisi menjadi mitra strategis bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil.
“Mari kita jadikan wadah ini sebagai tempat berbagi pengetahuan, memperjuangkan standar ESG yang lebih baik, dan menciptakan dampak nyata bagi Indonesia,” kata Herry.
Momentum ESG di Indonesia: Mengapa Mesti Sekarang
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menunjukkan peningkatan perhatian terhadap isu-isu keberlanjutan. Pemerintah telah menerbitkan Taksonomi Hijau, OJK mendorong penerapan ESG dalam Laporan Keberlanjutan, dan berbagai BUMN mulai mengintegrasikan ESG ke dalam strategi bisnis. Namun demikian, kurangnya standar kompetensi ESG, kesenjangan literasi, dan lemahnya integrasi antarprofesi masih menjadi tantangan nyata.
Di sinilah IEPA memainkan peran penting: menyatukan para profesional untuk membangun ekosistem ESG yang kuat, kredibel, dan berdampak. Dari sektor keuangan, energi, agrikultur, hingga sektor-sektor lainnya, IEPA membuka ruang bagi pertukaran pengetahuan dan penyusunan kerangka kerja ESG yang lebih kontekstual untuk Indonesia.

Terima kasih telah membaca!
Berlangganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua konten yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.