Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Komunikasi risiko yang inklusif dan efektif sangat penting dalam memberdayakan masyarakat untuk tidak hanya mengidentifikasi ancaman bencana, tetapi juga mengambil tindakan perlindungan.
Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar

Foto: Thắng-Nhật Trần di Pexels.

Meningkatnya risiko bencana alam serta biaya yang ditimbulkan menuntut kesiapsiagaan bencana yang lebih baik. Dalam hal ini, komunikasi risiko yang strategis dan inklusif dapat menjadi alat penting untuk meningkatkan kesadaran risiko dan mendorong tindakan di masyarakat.

Besarnya Biaya Bencana Alam

Menurut laporan UNDRR, dalam rentang tahun 2001 hingga 2020, biaya langsung bencana mencapai USD 180–200 miliar per tahun. Biaya tersebut tumbuh signifikan dibandingkan dua dekade sebelumnya, yang berada di angka 70–80 miliar per tahun (1970–2000). Laporan tersebut selanjutnya menyatakan bahwa ditambah dengan dampak tidak langsung dan ekosistem, total biaya bencana melebihi USD 2,3 triliun per tahun.

“Bertindak sebelum krisis terjadi lebih murah dan lebih efektif,” kata Kamal Kishore, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana.

Sistem peringatan dini merupakan bagian penting dari kesiapsiagaan bencana yang secara signifikan dapat memperkuat ketahanan masyarakat jika diterapkan dengan benar dan efektif. Namun, analisis Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengungkapkan bahwa banyak peringatan yang disampaikan pemerintah seringkali kurang tepat waktu, tidak disertai dengan panduan yang jelas, atau tidak dapat diakses dalam berbagai bahasa.

Di tengah frekuensi bencana yang lebih sering dan parah akibat perubahan iklim, komunikasi risiko yang strategis dan inklusif menjadi penting dalam memberdayakan masyarakat untuk tidak sekadar mengidentifikasi ancaman tetapi juga mengambil tindakan perlindungan, terutama ketika peringatan yang ditetapkan gagal menjangkau masyarakat yang dituju.

Komunikasi Risiko yang Inklusif dan Efektif

Komunikasi risiko dapat membantu membangun pemahaman bersama tentang risiko antara semua pemangku kepentingan yang terlibat, seperti antara para ahli atau pejabat dengan masyarakat yang menghadapi ancaman. Beberapa contohnya adalah peringatan dini bencana melalui telepon hingga cerita tentang peristiwa bencana di masa lalu. Selain menyampaikan informasi dan peringatan, komunikasi risiko bertujuan mendorong orang untuk melakukan tindakan yang sesuai untuk mengurangi dampak bencana.

Peran komunikasi risiko menjadi perbincangan dalam Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana 2025, sebuah forum multi-pemangku kepentingan global untuk meninjau kemajuan implementasi Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana.

Secara khusus, forum tersebut menggarisbawahi bagaimana media memainkan peran penting dalam menjembatani informasi antara para ahli dan masyarakat ketika bencana terjadi. Hal ini didasarkan pada kecenderungan masyarakat untuk bergantung pada radio lokal, televisi, atau bahkan aplikasi pengiriman pesan seperti WhatsApp untuk mendapatkan informasi, alih-alih hanya sistem peringatan dari pemerintah. Penting juga bagi media, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait untuk mengupayakan komunikasi risiko yang inklusif dan efektif, misalnya dengan menggunakan bahasa isyarat, Braille, dan peringatan audio.

Komunikasi risiko yang inklusif dan efektif juga dapat dicapai dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai peserta aktif dalam menyampaikan informasi dan mendorong tindakan, bukan hanya sebagai penerima pasif. Dengan berpartisipasi secara aktif, masyarakat lokal dapat memiliki wewenang yang lebih besar atas keselamatan dan kesehatan mereka sendiri, yang diharapkan dapat mendorong mereka untuk mengambil tindakan perlindungan.

Mengurangi Kerusakan

Meski bencana sering terjadi secara tiba-tiba, bukan mustahil untuk mencegah kematian dan kerusakan parah melalui kesiapsiagaan bencana. Pada intinya, komunikasi risiko yang inklusif dan efektif membantu memberdayakan orang-orang dengan latar belakang dan situasi yang beragam untuk mengambil peran demi keselamatan mereka. Hal ini memerlukan komitmen dan tindakan dari semua pemangku kepentingan, khususnya pemerintah dan media. Pada saat yang sama, memperluas jaring pengaman sosial dan membangun sistem manajemen bencana yang tepat juga penting untuk meringankan beban bencana bagi semua.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Sekolah Gratis dan Urgensi untuk Memastikan Pendidikan Dasar yang Berkualitas
Berikutnya: ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Lihat Konten GNA Lainnya

bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia