Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Pentingnya Ruang Terbuka Hijau Perkotaan yang Aksesibel dan Inklusif untuk Semua

Bagaimana memastikan keberadaan ruang terbuka hijau di perkotaan memberi manfaat bagi penduduk dari semua lapisan masyarakat?
Oleh Nazalea Kusuma
29 Juli 2025
beberapa orang yang beragam melakukan aktivitas fisik di taman kota yang dikelilingi pepohonan di Penang, Malaysia.

Foto:Yihui Chan di Unsplash.

Hari ini, lebih dari separuh populasi dunia tinggal di perkotaan. Jumlahnya kemungkinan akan terus meningkat, dengan tambahan 2,5 miliar orang yang akan tinggal di wilayah perkotaan pada tahun 2050. Di tengah suhu global yang terus meningkat, kita bisa membayangkan betapa pengapnya suasana perkotaan. Terkait hal ini, ruang terbuka hijau di perkotaan dapat menawarkan solusi untuk kehidupan perkotaan yang lebih baik.

Lantas, bagaimana memastikan ruang terbuka hijau (RTH) dapat bermanfaat bagi penduduk perkotaan dari semua lapisan masyarakat?

RTH untuk Lingkungan Perkotaan

RTH perkotaan pada umumnya berupa ruang terbuka—biasanya taman—yang mendekatkan alam dengan penduduk kota. Area ini biasanya ditanami pepohonan dan bunga, dan terkadang memiliki danau atau sungai. Singkatnya, RTH menyediakan elemen-elemen alam di tengah perkotaan yang sebagian besar terbuat dari baja dan beton.

Selain meneduhkan, mengapa RTH di perkotaan penting?

Saat bumi semakin panas, area perkotaan cenderung membuat gerah karena hiruk pikuk aktivitas manusia. Kehadiran taman, ibarat balsem, dapat memberikan efek sejuk bagi area perkotaan. Taman kota menawarkan jeda dari panas dengan naungan pepohonan, udara yang lebih segar, dan air. Bagi orang-orang yang kurang akses ke AC atau sistem pendingin, taman kota menjadi sangat penting.

Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa RTH perkotaan dapat membantu mengurangi dampak negatif panas terhadap kesehatan. Wilayah dengan lebih banyak RTH memiliki tingkat kematian dan masalah kesehatan terkait panas yang lebih rendah, terutama di kalangan kelompok rentan. RTH perkotaan juga membantu pengelolaan air dan mengurangi banjir serta polusi. Sementara tanaman dapat meningkatkan kesehatan tanah, membuka kemungkinan pertanian perkotaan.

RTH untuk Masyarakat

Selain menyediakan jasa ekosistem dan nilai estetika, RTH juga bermanfaat bagi penduduk perkotaan dalam berbagai bentuk. Salah satunya, berada di sekitar RTH sangat baik untuk kesehatan fisik dan mental. Pemandangan dan suara alam di taman kota dapat menyegarkan pikiran yang lelah dan meningkatkan konsentrasi. Secara keseluruhan, penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan paparan terhadap lingkungan alami dan tingkat kebahagiaan serta kesehatan yang lebih tinggi.

Secara fungsional, RTH perkotaan yang dirancang dengan baik juga dapat mendorong koneksi sosial dan perekonomian lokal. Lansia, misalnya, dapat memanfaatkan taman kota untuk berolahraga dan bersosialisasi. Taman kota juga dapat mendorong aktivitas fisik di luar ruangan dan memperkuat ikatan sosial di antara anak-anak, keluarga, siswa tingkat lanjut, dan pekerja. Selain itu, UMKM juga memiliki peluang untuk berkembang di area ini.

Bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok marginal lainnya, RTH perkotaan dapat memenuhi kebutuhan yang seringkali terabaikan. Misalnya, infrastruktur hijau ini dapat dimanfaatkan untuk pertanian perkotaan, menyediakan makanan bagi mereka yang membutuhkan. Lahan basah perkotaan, seperti taman sungai, dapat menyediakan akses air bersih untuk keperluan rumah tangga.

Taman kota juga dapat berfungsi sebagai ruang rekreasi dan relaksasi yang penting bagi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah. Bagi perempuan dan kelompok rentan, ruang-ruang ini dapat menjadi tempat yang aman dan inklusif di luar rumah mereka untuk berkumpul dan bersosialisasi.

Akses yang Adil terhadap Ruang Terbuka Hijau Perkotaan

Sayangnya, tidak semua penduduk perkotaan memiliki akses yang sama terhadap RTH. Taman kota sebagian besar berada di “kawasan elite”, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah dan marginal seringkali tidak dapat mengakses manfaatnya. Ketimpangan ini dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk buruknya perencanaan kota, kurangnya ruang untuk pembangunan, dan terbatasnya sumber daya dalam masa kepemimpinan yang terbatas. Ketimpangan ini juga dapat berakar dari sejarah politik, seperti apartheid di Afrika Selatan.

RTH perkotaan yang inklusif dan aksesibel masih menjadi tantangan di kota-kota di seluruh dunia. Seringkali, RTH tidak dianggap prioritas. Padahal, infrastruktur hijau, pengelolaan air, dan pengelolaan sampah merupakan isu-isu yang saling terkait dan lazim di wilayah perkotaan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Namun, secara umum, pemerintah kota cenderung mengabaikan masyarakat berpenghasilan rendah dan marginal di wilayah perkotaan. Kurangnya perhatian dan pelibatan ini membuat hampir mustahil untuk memahami kebutuhan mereka dan memenuhinya dengan tepat. Fungsi utama RTH perkotaan yang mereka butuhkan mungkin berbeda dengan yang ada di kawasan elite, sehingga perencanaan unilateral dari atas ke bawah cenderung gagal.

Oleh karena itu, menciptakan RTH perkotaan yang inklusif dan aksesibel membutuhkan keterlibatan masyarakat yang seharusnya dilayani. Proyek-proyek partisipatif atau berbasis masyarakat untuk taman kota dapat menjadi salah satu solusi untuk menciptakan kehidupan perkotaan yang lebih baik bagi semua. Bagaimanapun, kolaborasi adalah kunci, dan kemitraan yang bermakna antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangatlah penting.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Nazalea Kusuma
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Naz adalah Manajer Publikasi Digital Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Pengalaman pribadi ini memperkaya persepektifnya akan masyarakat dan budaya yang beragam. Naz memiliki sekitar satu dekade pengalaman profesional sebagai penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    SEAblings dan Gerakan Solidaritas Akar Rumput di Tengah Berbagai Krisis
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Langkah Mundur India dalam Kebijakan Emisi Sulfur Dioksida
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengulik Tren Gaya Hidup Minimalis di TikTok
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Tantangan dalam Implementasi Adaptasi Berbasis Ekosistem (EbA)

Continue Reading

Sebelumnya: Upaya Sinuruk Mattaoi dalam Melestarikan Budaya dan Tradisi Mentawai
Berikutnya: Memutus Jerat Korupsi di Sektor Pendidikan

Lihat Konten GNA Lainnya

Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025
Tiga anak sedang mengikuti lomba balap karung di antara balon yang tergantung, sementara dua anak di samping memberi taburan bedak. Mereka mengenakan kaos merah putih dan berada di jalan tanah di antara pepohonan. Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Memperkuat Pendidikan Nonformal untuk Perluas Akses Pendidikan bagi Semua

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
23 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia