Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Dampak ‘Formalisasi’ Pekerja Ekonomi Gig dan Pentingnya Kebijakan Perlindungan

“Formalisasi” dalam sektor ekonomi gig berbasis teknologi digital di Indonesia telah menghadirkan risiko dan tantangan tersendiri bagi para pekerja yang bergelut di dalamnya. Lantas, kebijakan seperti apa yang diperlukan?
Oleh Abul Muamar
22 Oktober 2024
seorang pria berjaket hijau dan jas hujan hijau mengendarai sepeda motor hitam di jalan

Foto: Sabda Rhamadhoni di Unsplash.

Pengangguran dan kemiskinan telah menjadi masalah mendesak di Indonesia hingga hari ini. Ketika teknologi terus berkembang, kehadiran berbagai platform online turut membantu mengatasi dua masalah yang saling berkelindan tersebut secara signifikan melalui pekerjaan ekonomi gig. Namun, “formalisasi” dalam sektor ekonomi gig berbasis teknologi digital di Indonesia telah menghadirkan risiko dan tantangan tersendiri bagi para pekerja yang bergelut di dalamnya.

Potret Pekerja Gig di Indonesia

Secara sederhana, ekonomi gig merujuk pada pasar tenaga kerja yang ditandai oleh pekerjaan yang bersifat lepas dan jangka pendek, dimana seseorang memperoleh pendapatan dengan menyediakan layanan atau barang sesuai permintaan. Di Indonesia, kehadiran pekerja ekonomi gig paling signifikan ditandai oleh adanya pengemudi transportasi online dan kurir toko online, meskipun tenaga kerja lepas atau freelancer di berbagai bidang juga banyak bermunculan. 

Meski berkontribusi terhadap pengurangan angka pengangguran dan pemberantasan kemiskinan, para pekerja ekonomi gig di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, di antaranya:

  • Rentan terhadap ketidakpastian dan guncangan ekonomi. 
  • Lemahnya perlindungan sosial dan kesejahteraan.
  • Rentan terjebak dalam low-skilled labor trap (pekerjaan dengan keterampilan rendah)
  • Rentan terhadap stres dan waktu kerja yang terlalu panjang.

Dampak “Formalisasi” Pekerja Ekonomi Gig

Laporan CELIOS mengungkap bahwa dengan dukungan teknologi digital yang semakin berkembang, ekonomi gig telah membantu menekan angka pengangguran secara signifikan, terutama di wilayah-wilayah dimana terdapat platform online yang menawarkan pekerjaan gig. Selain itu, ekonomi gig juga menawarkan pekerjaan yang lebih terstruktur dengan tetap memberikan fleksibilitas. Namun, pada saat yang sama, “formalisasi” pekerja ekonomi gig di Indonesia, yang lebih berupa peralihan dari informal ke semi-formal, juga menimbulkan berbagai dampak serius. Beberapa di antaranya:

  • Berkurangnya manfaat ekonomi gig. Platform gig telah terbukti mengurangi tingkat pengangguran yang cukup signifikan di kota/kabupaten yang terlayani platform gig. Formalisasi pekerja gig akan membuat manfaat ekonomi gig menjadi terbatas pada wilayah tertentu.
  • Terbatasnya penurunan kemiskinan. Platform gig juga mengurangi tingkat kemiskinan. Dengan adanya formalisasi, potensi ekonomi gig dalam mengurangi angka kemiskinan menjadi terbatas.
  • Hilangnya fleksibilitas. Banyak pekerja gig memilih model kerja ini karena memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan komitmen lain seperti studi, pengasuhan anak, atau bahkan pekerjaan lain. Dengan adanya formalisasi, para pekerja gig mungkin diwajibkan untuk mengikuti jam kerja tertentu yang bersifat tetap dan reguler, dan ini bisa bertentangan dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
  • Hilangnya kebebasan memilih lokasi kerja. Ketika formalisasi mengharuskan pekerja gig untuk bekerja di lokasi tertentu, hal ini bisa mengurangi daya tarik pekerjaan tersebut, terutama bagi mereka yang mengandalkan pekerjaan gig untuk bekerja dari rumah atau lokasi yang berbeda.

Meningkatkan Kapasitas dan Perlindungan

Seperti halnya pekerja di sektor informal, pekerja ekonomi gig seringkali tidak memiliki jaring pengaman sosial. Adanya kerentanan pekerja ekonomi gig untuk terjebak dalam low-skiled labor trap juga akan menghambat pekerja gig untuk mendapatkan kesejahteraan yang optimal. Oleh karena itu, selain meningkatkan perlindungan sosial, iklim sektor gig mesti mengutamakan pemberdayaan dan pengembangan kapasitas pekerja gig agar para pekerja gig siap untuk masuk ke sektor ekonomi yang lebih formal dan berkelanjutan. 

Laporan tersebut menekankan pentingnya kebijakan yang mendorong peningkatan kapasitas pekerja gig, terutama yang berpendidikan rendah, melalui berbagai kebijakan seperti mendorong pekerja gig mengikuti program kejar paket sekolah, mengembangkan pelatihan dan pengembangan bisnis yang sesuai dengan kemampuan, dan mengembangkan forum pekerja gig. Selain itu, laporan tersebut juga merekomendasikan kebijakan yang mendorong industri untuk berkontribusi pada dana perlindungan sosial pekerja gig tanpa membebani operasional perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong skema asuransi kesehatan yang menawarkan premi yang proporsional, melakukan kerja sama dengan platform gig untuk integrasi sistem pembayaran premi otomatis dan terjangkau, dan mendorong rumusan kebijakan yang inklusif dan terbuka.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Demokrasi yang Cacat di Indonesia: Kebebasan Berpendapat di Bawah Ancaman Kekerasan Aparat
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ketimpangan, Pengangguran, hingga Korupsi yang Merajalela: 6 Isu Sosial yang Mendesak untuk Diatasi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Dunia yang Kian Gemerlap dan Kelap-kelip Kunang-Kunang yang Kian Lenyap
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi

Continue Reading

Sebelumnya: Melihat Pemberdayaan Perempuan Pedesaan di Kolombia sebagai Penjaga Mangrove
Berikutnya: Perkembangan UMKM Hijau di ASEAN

Lihat Konten GNA Lainnya

foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025
bom waktu tersembunyi di antara bunga Memahami Kecurigaan dan Kekecewaan terhadap Gerakan Keberlanjutan Perusahaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Memahami Kecurigaan dan Kekecewaan terhadap Gerakan Keberlanjutan Perusahaan

Oleh Jalal
15 September 2025
foto daerah pesisir dengan air laut biru Perkembangan Kondisi Tutupan Karang di Great Barrier Reef
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Perkembangan Kondisi Tutupan Karang di Great Barrier Reef

Oleh Kresentia Madina
15 September 2025
ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia