Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
Bersama sang suami, sejak tahun 2006 Beena Rao memulai aksi ini dengan mendampingi 3 anak belajar secara gratis. Seiring waktu, aksinya menarik banyak relawan untuk turut bergabung. Kini ia dibantu 34 relawan untuk mengajar lebih dari 1.200 anak di delapan titik berbeda di wilayah Surat, Gujarat, India bagian Barat.
Kelas-kelas belajar digelar di waktu luang para relawan, biasanya antara jam 6 sampai 8 petang. Setiap kelas berisi 30 anak. Selain belajar mata pelajaran sekolah umum, anak-anak asuh mereka juga belajar kesenian, kerajinan, kecakapan, moral, dan yoga.
Rentang usia anak-anak di Prayas antara kelas 3 Sekolah Dasar hingga kelas 2 Sekolah Menengah. Anak-anak dari kelas atas bisa mengikuti berbagai pelatihan dan kursus yang lebih spesifik, sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing, sehingga mereka bisa menguasai keterampilan tertentu yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Beena Rao juga membuat program laboratorium keliling yang bisa diakses anak-anak secara langsung. Melalui laboratorium ini, ia ingin menularkan semangat mencintai sains dan memfasilitasi anak-anak yang memang berminat dalam dunia sains. Ia juga menyalurkan buku-buku gratis untuk mereka sebagai pemantik semangat gemar membaca.
Aksi kemanusiaan Beena Rao ini dimulai saat ia masih kecil. Ia melihat betapa ayahnya sangat peduli terhadap anak-anak. Sebagai pemusik, sang ayah kerap mengajar anak-anak tunanetra di waktu luangnya. Teladan sederhana inilah yang membekas dalam diri Beena Rao, hingga akhirnya mengubah kehidupan ribuan anak-anak pemukiman kumuh yang ia asuh di kemudian hari.
“Saya menyaksikan bagaimana ayah membantu orang-orang yang kurang beruntung. Dialah inspirasi saya, sehingga saat itu saya bercita-cita melakukan hal yang bisa memberikan perubahan terhadap hidup mereka. Kini saya bahagia bisa mewujudkannya,” kenang Beena Rao.
Tantangan yang Beena Rao hadapi adalah bagaimana meyakinkan orang tua anak-anak yang hidup di wilayah kumuh itu agar diizinkan untuk ikut belajar. Serta menguatkan para relawan agar tetap bertahan, sementara mereka bekerja tanpa honor yang layak. Juga berupaya agar selalu kreatif dalam pembelajaran sehingga anak-anak tidak jenuh.
Suatu kali Beena Rao membutuhkan dana 15.000 rupee (sekitar tiga juta rupiah) dan tidak ada satupun relasi yang bisa membantu. Hingga akhirnya datang seorang pria pemilik kios minuman keras untuk berdonasi. Pria itu menyerahkan uang sambil mengatakan, “Saya tidak mau anak-anak saya kelak berjualan minuman keras. Saya ingin mereka belajar dengan baik, dapat pekerjaan yang baik, hidup dengan baik. Dan Anda telah membantu mereka mencapai hal itu.”
Kata-kata ini menggerakkan Beena Rao untuk berbuat lebih. Ia pun membuat wadah donasi bernama Sadamani Charitable Trust. Melalui wadah ini, semua pihak bisa berdonasi langsung dan membantu Prayas dalam aksinya mengukir masa depan negeri yang lebih cerah.
Editor: Marlis Afridah
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Zia adalah penulis kontributor untuk Green Network ID. Saat ini aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).